Goddess Of Death [Proses Penerbitan]

'Goddes of death' (dua belas)

Sorry baru up gays karena kemarin email aku eror ga bisa di bnrin huhuu,tenang aja aku siapin triple update buat kalian🥺🤗

•••

~Happy Readers~

Selamat membaca dan cari petunjuk keluar dari sebuah permainan yang melibatkan nyawa.

☃️ 'Jangan lupa vote dan komen cerita ini!! Tinggalkan jejak gays. Semoga suka dengan cerita saya,enjoy ya gays'☃️

Tandai jika ada kesalahan dalam penulisan ya.

🌬️🌬️🌬️

12. Genster Argorios

Hari ini libur sekolah Cessy dan ketiga sahabat nya berencana untuk pergi ke sesuatu tempat untuk melepaskan rindu, terakhir mereka berkunjung adalah satu tahun yang lalu jadi sudah lama bukan?

Mereka berempat siap dengan baju serba hitam miliknya tak lupa kacamata hitam yang tertera manis di hidung nya. Kesan misterius terpancar jelas di aura yang mereka keluarkan.

"Kalian udah siap?" Tanya Monica membuat tiga gadis itu mengangguk siap.

Selvira mengangguk antusias. "Gila ga sabar gue"

Ila merangkul tubuh tinggi Selvira hingga membuat nya berjinggit. "Dah lama kita ga kesana"

Selvira mendengus. "Gausah so ngerangkul deh lo itu pendek"

Ila melepaskan rangkulannya menatap Selvira sinis. "Kampret lo!"

Setelah itu keempat gadis cantik tersebut berjalan santai ke arah garasi yang penuh dengan mobil dan motor mewah. Kali ini mereka tidak membawa motor sport tapi mereka membawa mobil merah BMW.

Mobil mewah tersebut membelah jalanan ibu kota Jakarta yang padat dengan kecepatan di atas rata-rata, di dalam nya terdapat empat gadis yang sedang bernyanyi mengikuti alunan musik dengan santai tanpa peduli para pengendara lain yang menyumpah serapahi mereka.

Mobil BMW merah tersebut masuk kedalam hutan terlarang, hutan itu terdapat banyak sekali rumor yang bertebaran, salah satu rumornya adalah ada beberapa dari mereka yang mengatakan bahwa di sana terdapat banyak mahluk halus,banyak hewan buas atau mahluk mitologi yang ada di dalam dan masih banyak lain nya.

Karna setiap kali ada orang yang masuk ke dalam hutan tersebut hilang begitu saja tanpa jejak atau pun tanda-tanda kehidupan disana, benar-benar seperti di telan bumi. Bahkan tim SAR yang mencari orang hilang ikut lenyap tanpa petunjuk dan arah.

Sesampainya di sana mobil mewah milik Cessy berhenti tepat di depan bangunan tua yang terlihat usang dan tak terpakai banyak debu dan pepohonan yang merambat disana tapi, tunggu-