'Goddess of death' (Tiga puluh)

2.5K 279 11
                                    

~Happy Readers~

☃️ 'Jangan lupa vote dan komen cerita ini!! Tinggalkan jejak gays. Semoga suka dengan cerita saya,enjoy ya gays'☃️

Tandai jika ada kesalahan dalam penulisan ya.

🌬️🌬️🌬️

30. Sebuah ancaman

Sebulan sudah berlalu semenjak kejadian terkuak nya pembunuh Arsen,mereka sekarang lebih dekat. Bahkan Monica dan Kenan sudah menjadi sepasang kekasih,Kenan tidak becanda dengan omongan nya seminggu setelah Kenan mengambil first kiss Monica Kenan membawa orang tua nya ke rumah Cessy.

Mereka semua tak habis fikir dengan kelakuan lelaki itu, Monica menolak secara halus ia bilang umur nya masih terlalu muda untuk menikah jadi mereka memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih saja.

Begitu juga dengan Nathan dan Cessy yang semakin hari semakin dekat. Nathan yang tak pernah absen mendekati Cessy dan Cessy yang tak pernah absen menyemprot Nathan dengan kata-kata pedas nya.

Sekarang Nathan dan Cessy berada di sebuah mall tadi pulang sekolah Nathan memaksa Cessy untuk menemani nya membeli kado untuk Acha, padahal niat nya hanya mengajak Cessy jalan saja walaupun memang Acha benar-benar ulang tahun.

Semenjak menginjakkan kaki nya di mall mata pengunjung tak lepas dari kedua sejoli itu. Mereka semua tersenyum malu-malu apalagi melihat Nathan yang berusaha mendekati Cessy dan Cessy menolak nya mentah-mentah.

Cessy menatap Nathan malas sedari tadi laki-laki itu tidak mau jalan karna Cessy tidak menggandeng nya. Ingin sekali Cessy melakukan tindakan kriminal sekarang juga.

"Cepet!" Ujar Cessy kesal sedangkanNathan menggeleng merentangkan tangan nya ke depan dengan wajah so imut nya. Para gadis melihat itu memekik tertahan,sangat menggemaskan. Tapi itu tidak berlaku untuk Cessy.

"Gandeng cesssss" rengek Nathan Cessy menghela nafas nya dengan terkapksa menggandeng Nathan. Dalam hati terus menyumpah serapahi Nathan yang tak tau malu.

Nathan bersorak dalam hati, akhirnya setelah menjatuhkan harga diri nya depan banyak orang. Tapi tak masalah selagi Cessy menggandengnya ia tak peduli harga diri sebagai ketua geng rusak begitu saja.

Mereka masuk di tempat mainan anak-anak, Cessy melepaskan gandengan nya sebentar berniat untuk memilih barang. Tapi Nathan cowok itu dengan cepat kembali menggandeng tangan Cessy membuat Cessy menatap nya malas.

"Biar ga ilang ces. Lo kan kecil tuh nanti tiba-tiba di bawa orang kan gue yang repot nyari lu" ujar Nathan mencoba mencari alasan, Cessy berdecak sebal lebih memilih membawa Nathan ke tempat banyak boneka.

Cessy melepaskan genggaman nya paksa lalu mengambil salah satu boneka berukuran sedang. Menatap nya lamat-lamat,lalu berjalan ke arah Nathan yang sedang menunggu nya.

"Bagus ga?" Tanya Cessy membuat Nathan menoleh.

"Bagus. Kan yang milih kakak ipar nya" jawab Nathan membuat Cessy geleng-geleng tak percaya.

"Gue cari kado buat Acha dulu" ujar Cessy.

"Loh itu apa?" Tanya Nathan bingung.

"Itu kan kado lu" ujar Cessy memberikan boneka nya kepada Nathan,tanpa mau mendengar ucapan Nathan lagi Cessy pergi meninggalkan Nathan yang menatap boneka di tangan nya.

"Ke nya nanti gue harus jungkir balik karna Cessy mau ngomong sama gue duluan" Gumam Nathan tersenyum malu-malu.

Gadisbitu memilih buku-buku serta alat tulis nya yang lain untuk di jadi kan kado ulang tahun Acha. Setelah selesai memilih kado Cessy menghampiri Nathan yang sedang memainkan handphone nya.

"Udah ayo" ujar Cessy membuat Nathan mendongok lalu menaruh handphone nya di saku. Nathan menggandeng Cessy keluar toko mata nya menatap tajam laki-laki yang berani menatap Cessy tatapan memuja.

Padahal Nathan sudah menggandeng Cessy posesif tetap saja laki-laki buaya itu tetap menatap Cessy melupakan kehadiran Nathan.

Sekarang mereka berdua sedang berada di salah satu restoran mewah yang ada di mall. Mereka memesan makanan dan memakan nya dengan khikmad sesekali Nathan mengajak Cessy berbicara di tanggapi singkat oleh sang empu.

Mata Cessy tak sengaja menatap sosok orang yang ia kenali. Cessy menaruh sendok nya lalu berdiri dari bangku membuat Nathan bingung.

"Mau kemana?" Tanya Nathan tak di hiraukan oleh gadis itu,Cessy berjalan ke arah meja seseorang lalu menatap nya dengan kening mengkerut.

"Ila" ujar Cessy membuat seseorang yang di panggil menoleh,iya ila.

"Ah Cessy" ujar ila kaget pipi nya bersemu malu karna ketahuan oleh sahabat nya. Memang ila tak sendiri di depan nya ada Nevan yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua.

"Kencan?" Tanya Cessy menggoda membuat pipi ila bertambah merah.

"Ah Lo mah! Sana pergi" ujar ila mengusir nya, Cessy terkekeh pelan kembali ke tempat duduk. Di sana ada Nathan yang sedang menunggunya.

"Cessy! Lo juga kencan sama Nathan!!" Teriak ila tak tau malu,para pengunjung menoleh ke arah ila tapi ila tak peduli hanya memakan makanan nya. Nevan terkekeh pelan melihat kelakuan gadis mungil di depan nya. Sama sekali tidak seperti muka nya.

"Pelan-pelan makan nya la" ujar Nevan tersenyum gemas ila hanya mengangguk tanpa menatap Nevan.

•••

Cessy sudah berada di rumah disana ada Monica yang sedang membaca buku dan Selvira yang tertidur di sofa dengan kaki di atas dan kepala di bawah. Cessy geleng-geleng kepala heran melihat kelakuan Selvira.

"Abis dari mana?" Tanya Monica.

"Beli kado buat Acha" jawab Cessy

"Loh? Acha ulang tahun sekarang emang?" Tanya Monica bingung pasalnya ulang tahun Acha sudah lewat beberapa bulan yang lalu.

"Ade Nathan" ujar Cessy membuat Monica hanya mengangguk.

"Ces jaga rumah bentar ya,gue mau jalan sama Kenan" ujar Monica mendapatkan jawaban anggukan dari Cessy.

Sepergian Monica gadis itu memilih untuk menonton tv sambil memakan cemilan di samping nya. Tiba-tiba ketukan berbunyi membuat bingung, biasanya jika ila atau Monica yang pulang mereka hanya langsung menyelonong masuk.

Cessy mengangkat bahu nya acuh lalu berjalan membuka pintu,pintu terbuka tidak ada orang di depan nya hanya ada kotak bewarna merah depan pintu membuat Cessy menyerit bingung.

Cessy menatap sekeliling mencari orang yang mengirim kotak tersebut,namun nihil Cessy tak menemukan nya. Cessy mengambil kotak tersebut lalu membuka nya.

Mungkin orang lain akan terkejut dengan isi kotak,tapi tidak dengan Cessy yang hanya menatap datar isi kotak itu. Di dalam nya ada ular kobra yang sudah terbunuh berlumuran darah,kepala nya tertancap pisau.

Cessy mengambil surat yang sedikit terkena darah ular tersebut lalu membaca nya, gadis itu terkekeh pelan. Nyali orang ini patut di acungi jempol karena telah bermain-main dengan sang Dewi kematian.

'Bersiaplah untuk menjemput kehancuran mu Cessy!'

"Kita lihat siapa yang akan lebih dulu hancur" Gumam Cessy pelan lalu membuang kotak tersebut di tong sampah.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN GENGSS

Goddess Of Death [Proses Penerbitan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang