Chapter 44

1.5K 141 3
                                    

[.]

Haikal duduk menikmati mie ayam di kafetari kampus. Setelah absen dua hari, Haikal memutuskan kembali kuliah. Dia sudah melewati masa tenggat untuk wisuda, Haikal sadar jika dirinya tidak bisa lagi menunda skripsi.

"Gue denger gosip, Keisha habis married, ya?" tanya seorang gadis dengan rambut panjang sebahu.

"Pantesan enggak pernah ke kampus." timpal suara lainnya.

"Anak kelas gak ada yang di diundang?"

"Kayaknya enggak deh. Mungkin privat party." jawab pria berkacamata diujung meja.

"Kata anak fakuktas sebelah, Keisha hamil diluar nikah. Emang iya ya?" tanya cowok berwajah bulat menghebohkan penghuni meja—yang didominasi cewek.

"Jangan sebar fitnah, lo!" rutuk yang lainya.

Mendengar ocehan tepat di seberang meja membuat Haikal jengah. Seketika selera makan-nya hilang.

Tidak ingin terjebak dalam presepsi, Haikal memutuskan pergi dari kafetaria kampus.

[.]

"Wah, setelah punya bini apartemen Abang berubah jadi berantakan gini, ya." celoteh Bianca berjalan mengitari sudut apartemen Bimantara.

Keisha di tempatnya berdiri mendelik. Punya adek ipar mulutnya jeplak banget.

"Ini yang belanja Abang semua?" tanya Brian membongkar kardus besar dihadapanya.

Bimantara mengangguk. Ada senyum bangga  terbesit diwajahnya.

"Lo mau? Ambil aja."

Brian bersorak riang. Segera meminta Bianca memilihkan mana yang sekiranya cocok untuknya.

Keisha enggak tau kenapa dua kunyuk ini bisa ada di apartemen Bimantara, sepagi ini lagi.

Yang lebih bikin Keisha bingung, si Bimantara enggak jadi berangkat ngantor? Padahal udah pake baju rapi gitu.

Melihat Bianca juga Brian sibuk berdebat, dalam hati Keisha berdecak. Enak ya punya pasangan yang klop sana sini. Gak kebayang deh seandainya Keisha juga gitu.

Refleks diliriknya Bimantara yang duduk di seberang sofa, wajah penuh wibawa itu berubah lembut. Ada gurat bahagia yang tidak bisa Keisha jelaskan tergambar diwajah Bimantara. Seperti Bapak yang sedang mengawasi anaknya bermain.

Keisha menarik nafas panjang. Masih fokus pada wajah dihadapanya, tangan kanan Keisha bergerak mengelus permukaan perutnya.

Dan disaat yang bersamaan pula, wajah yang diam-diam Keisha damba itu mendongak.  Netra keduanya terkunci dalam diam.

Beberapa hari ini, Keisha menyadari jika dirinya sering tertangkap basah sedang menatap Bimantara. Keduanya juga lebih sering saling bertukar pandang kaku. 

Jika mulanya Keisha menghindar, sekarang intensitas antar dirinya juga Bimantara bertambah baik.

Sekarang saja Keisha bisa melihat bagaimana senyum mempesona suaminya tertuju kearahnya.

Seperti ada magnet yang menarik kuat, Ksisha ikut tersenyum. Untuk hal yang belum bisa ia sadari. Untuk perasaan yang beranjak asing, Keisha benar-benar mengucap syukur.

[.]

Keisha tersadar dengan keadaan darurat begitu pintu dibelakangnya tertutup. Menoleh, disanalah Bimantara berdiri mematung, menatap kearahnya bimbang.

"Kalo emang masih canggung, gue bisa tidur di sofa."

"Enggak usah!" jawab Keisha buru-buru.

Bimantara menaikan satu alisnya, menunggu kelanjutan kalimat istrinya. Menyadari respon berlebihan yang ia berikan, Keisha berdeham mengusir canggung.

Ms. LaundryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang