POV Badrun 1

3.7K 174 3
                                    

"Drun, Drun," kudengar ada suara yang memanggil namaku dan mengguncang-guncangkan tubuhku.

"Drun, cepet bangun!"

Aku menggeliat, lalu mulai membuka kedua mataku.

"Ada apa sih, Bu? Kok gasik bener banguninnya? Ini masih jam lima lho," ucapku kepada Bu Romlah mertuaku.

"Jam lima matamu, cepet bangun! Si Santi hilang, Drun." ucapnya dengan ekspresi wajahnya yang panik.

"Hah!" aku langsung bangkit dari posisi tidurku, lalu aku segera mencari keberadaan istriku dan mengubek-ubek seluruh penjuru Puskesmas Desa Kincir namun Santi istriku tak bisa kutemukan dimanapun.

Aku berjalan lunglai memasuki ruang kamar yang tadi malam masih dihuni oleh istriku, di atas ranjang ada anakku yang sedang disusui susu formula karena Ibunya tidak kunjung kembali.

Kulihat hapeku yang kemarin Santi pinjam untuk menonton video lucu di Bahitube sedang tergeletak di atas nakas. Segera kuhampiri dan kuambil hape itu dan segera aku cek isinya, mungkin ada petunjuk di dalamnya.

Aku mulai memeriksa riwayat tontonan istriku di Bahitube yang ternyata tidak ditemukan ada aktivitas terbaru di akun Bahitube milikku.

Tiba-tiba aku teringat dengan ucapan Abah Toyip, dia bilang kalau sewaktu-waktu istriku bisa sadar kembali dan semua pelet yang aku berikan kepadanya akan luntur setelah dia melahirkan.

Aku remas rambut di kepalaku, "Kenapa aku lupa hal sepenting ini, arghhh," erangku sambil memukul-mukul kepalaku dengan tempo yang cepat.

"Kamu kenapa sih, Drun? Kok kepalamu dipukul-pukul begitu," tanya Ibu Romlah.

"Aku melupakan pesan penting dari Abah Toyip, Bu." jawabku cepat.

"Pesan penting apa?"

"Abah Toyip dulu berpesan kalau pelet yang aku berikan ke si Santi bisa luntur sewaktu-waktu, terutama setelah anak yang dikandungnya telah lahir ke dunia." bisikku kepada Ibu mertuaku.

"Dasar bodoh,"

Plak.

Kepalaku digeplak oleh Bu Romlah.

"bisa-bisanya kamu lupa tentang hal sepenting itu, Drun? Dasar mantu nggak berguna."

"Badrun bener-bener lupa, Bu. Padahal Abah Toyip sudah berpesan agar aku menjaga baik-baik istriku setelah melahirkan dan aku diminta untuk segera datang lagi kesana buat minta jampi-jampi lagi,"

"Sudah cepet sana, kamu ke rumahnya Abah Toyip, sekalian minta diterawangin keberadaan si Santi sekarang ada dimana,"

"Iya, Bu."

Aku langsung bergegas menuju rumah Abah Toyip. Sesampainya di sana, aku langsung mengadukan hal ini kepada Abah Toyip.

"Bah, Istriku si Santi hilang, Bah,"

"Kok bisa hilang?"

"Aku juga nggak tahu, Bah. Pas aku bangun tidur udah hilang aja si Santi."

"Bukannya kemarin si Santi habis melahirkan?"

"Iya, Bah, betul." anggukku cepat.

"Apa kamu tidak menjaganya dengan baik seperti pesanku dulu?"

"Aku lupa, Bah. Aku baru ingat pesan Abah barusan."

"Kok bisa lupa, Drun? Ceroboh sekali kamu."

"Aku benar-benar minta maaf, Bah. Tolong Bah, terawang keberadaan istriku sekarang ada di mana?"

"Sebentar, Abah mau menerawang dulu."

Kulihat Abah Toyip sedang memejamkan kedua matanya, lalu beberapa saat kemudian dia kembali membuka matanya.

Bangkrut Usai Ceraikan Istri (Ibuku Sayang Ibuku Malang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang