Lebay-nya OKB

2.4K 172 1
                                    


Di Rumah Pak Imron yang awalnya hanya ada kami berdua, kini sudah mulai didatangi oleh para saksi, ada Pak Haji Ganjar dan disusul oleh Pak Imron beserta Pak RT di rukun tetangga ini.

Aku tersenyum ke arah mereka semua dan bersama-sama dengan Bu Laksmi menyambut kedatangan mereka.

Aku mulai berpindah tempat duduk karena kursi panjang yang sedang aku dudukki akan ditempati oleh para lelaki yang hadir di rumah ini.

"Pak Ramli-nya mana, Mron?" tanya Pak Ganjar kepada sang empunya rumah.

"Pak Ramli kayaknya sedikit terlambat soalnya Rizal tadi saya titipi pesan agar Pak Ramli yang mencetak surat perjanjian kerjasama lengkap dengan materai 6000." jawab Pak Imron.

"Oh," Pak Ganjar terlihat mengangguk-anggukan kepalanya tanda bahwa dia mengerti.

Pak Ramli memang memiliki mesin printer sendiri dan di rumahnya juga selalu tersedia materai yang biasa digunakan untuk surat perjanjian kerjasama atau surat perjanjian jual beli. Wajar saja bila beliau selalu menyediakan barang-barang seperti itu karena beliau memang membuka jasa percetakan di kampung ini. Selain itu mesin potocopy juga tersedia di rumahnya yang biasa dijaga oleh anaknya jika sudah pulang sekolah atau libur sekolah.

"Assalamu'alaikum," terdengar suara Rizal yang mengucap salam dengan tidak bersemangat.

"Wa'alaikumsalam," jawab kami serentak.

"Mbak Mira!" seru Rizal tiba-tiba dengan mimik wajahnya yang awalnya terlihat mendung berubah menjadi cerah secerah langit siang ini setelah menyadari keberadaanku di rumah ini.

Dengan segera Rizal memasuki rumahnya dengan senyum mengembang.

"Syukurlah Mbak Mira sudah ada di rumah ini. Tadi aku nyariin Mbak Mira lho ke rumahnya Mbak. Awalnya aku mau langsung keliling lho nyari Mbak Mira ke tempat lain, tapi untungnya aku mau ngasih kabar dulu ke orang tuaku sekalian minta ijin buat nyari Mbak Mira. Eh, alhamdulilah Mbak Mira-nya udah ada di sini." ucap Rizal panjang lebar.

"Untung aja kamu milih pulang dulu, Zal. Coba kalau kamu langsung bablas nyariin Mbak Mira keliling kampung, bisa kelamaan kita nungguin kamu, hahaha," tawa renyah Pak Imron mulai memenuhi ruang tamu rumahnya yang disusul oleh tawa renyah penghuni lainnya di ruangan ini.

"Untungnya kamu belum sempat nyariin Mbak ya Zal," cetusku.

"Iya, Mbak," angguknya.

***

Saat ini semua orang telah berkumpul di rumah Pak Imron dan Pak Ramli yang bertugas menyediakan surat perjanjian kerjasama juga sudah hadir dengan membawa dua lembar surat perjanjian yang nantinya akan disimpan olehku satu lembar dan satu lembar lagi akan disimpan oleh Rizal.

Dengan mengucapkan bismillah perjanjian kerjasama usaha dagang antara aku dengan Rizal resmi dimulai.Kami saling menandatangani surat perjanjian kerjasama sama itu satu sama lain, lalu kami menyimpan salinan asli kertas kerjasama itu yang telah dibubuhi oleh tandatangani kami masing-masing satu lembar.

"Terimakasih banyak ya Pak Haji Ramli, Pak Haji Ganjar, dan Pak RT sudah menyempatkan diri hadir di rumah kami dan bersedia menjadi saksi perjanjian kerjasama usaha antara Mira dengan anak kami." tutur Bu Laksmi.

"Iya sama-sama, Bu. Kami juga berterimakasih karena Pak Imron dan Bu Laksmi mempercayai kami untuk menjadi saksi perjanjian kerjasama ini." sahut Pak Haji Ramli. "Mudah-mudahan usahanya lancar dan sukses ya,"

"Aamiin," ucap kami semua mengamini do'a dari Pak Haji Ramli agar terkabul.

***

Esok harinya pembangunan warung mendoanku dengan Rizal mulai dibangun oleh Pak Imron yang dibantu oleh salah satu kerabatnya karena Rizal sedang bersekolah. Meski warung baruku tidak sebagus warung lamaku yang telah dirampas oleh mantan suamiku dan keluarganya, tapi setidaknya warung baruku tidak sesederhana warungku yang dulu saat awal merintis usaha yang hanya berlantaikan tanah. Warung baruku saat ini sedang mulai diplester oleh kedua laki-laki itu yang sudah bekerja dari pagi-pagi buta membangun warung ini. Aku dan Bu Laksmi juga turut dalam membantu pembangunan warung ini meski tugas kami hanyalah memasakkan makanan dan menyuguhkannya.

Bangkrut Usai Ceraikan Istri (Ibuku Sayang Ibuku Malang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang