-BELAJAR IKHLAS, CASSIE-
Dokter belum juga keluar untuk memberi informasi tentang Karina dari dalam, Hussein dan Cassie masih tertidur pulas.
"Sini lo" Satine menarik Gangga untuk berdiri mengikuti dirinya dan Sheera
"Kenapa?" Tanya Gangga
"Ikut, kita mau ngomong sama lo"
Gangga pun mengikuti mereka berdua keluar dari ruang tunggu.
"Lo jadi cowok brengsek banget" bentak Satine sambil melipat kedua tangan nya di dada
"Maksud lo?"
"Lo lebih memprioritaskan temen lo dari pada mertua lo sendiri? Cassie udah cerita semua nya ke kita. Tante Karina udah minta lo datang, tapi lo masih mentingin temen lo" ucap Sheera
"Coba nih ya, lo datang tepat waktu. Mungkin ini semua nya gak kejadian bangsat, kalo lo di sana, lo bisa temenin Tante Kirana ke supermarket sama ambil obat merah buat Hussein. Lo emang gak ada perasaan"
"Gue ingat kan ini sama lo. Sampai terjadi apa apa sama tante Kirana, lo yang harus tanggung akibat nya. Lo udah ngambil dunia Cassie, lo udah ngambil kebahagiaan terbesar Cassie" setelah Satine mengucapkan itu, mereka berdua kembali masuk ke ruang tunggu
Gangga terduduk diam, pikiran dan mata nya sangat kosong. Ia benar benar di dua arah sekarang, merasa bersalah dan merasa di hakimi.
Di ruang tunggu, tiba tiba dokter yang menangani Karina keluar dan Fallen berdiri dengan cepat dan menanyakan kondisi istri nya.
"Dok, gimana keadaan istri saya? Dia bisa selamat kan dok?....."
"Sebentar pak, kami masih berusaha. Karena peluru yang berada di tubuh ibu Karina menempati tempat yang cukup fatal. Keluarga mohon bersabar, kami akan berusaha" setelah mengucapkan itu, dokter kembali masuk ke dalam
"Om yang sabar ya, mama Karina pasti bisa selamat, mama Kirana pasti kuat" ucap Sheera dan Satine
Gangga masih terduduk lemas di luar, tatapan nya kosong ke depan sampai sampai ada orang di sebelah nya ia tidak tau, dan orang itu orang tua Gangga.
"Nak" Senja memegang pundak Gangga
Saat itu juga Gangga sadar dari lamunan nya dan langsung memeluk Senja sambil menangis.
"Bunda, Gangga yang salah bunda...... Gangga yang salah" ucap Gangga
"Udah jangan nangis ya, cerita ke kita gimana cerita nya. Udah udah jangan nangis lagi" Senja mengusap air mata Gangga
Mereka bertiga pun duduk dan Gangga mulai menceritakan semua nya.
"Tadi Cassie nelpon Gangga katanya mama Karina pengen banget ketemu Gangga, karena Gangga tadi cuman mampir jadi gak banyak ngobrol sama mama Karina. Gangga bilang bakal telat datang ke taman karena Adzriel juga kecelakaan dan Gangga harus bawa Adzriel ke rumah sakit, pas di rumah sakit Gangga dapet telpon dari Cassie. Dia bilang mama Kirana di tembak sambil nangis nangis, Gangga langsung ngebut dari rumah sakit tempat Adzriel ke rumah sakit ini, pas Gangga sampai semua nya udah nangis semua bund"
"Coba aja Gangga datang lebih awal ke taman, mungkin kejadian buruk ini gak bakal terjadi"
"Kamu gak usah nangis lagi, sekarang tante Kirana lagi di tanganin kan? Kita berdoa aja sama sama, semoga mama Cassie cepat sadar" ucap Fajar menenangkan Gangga
"Yuk masuk aja, kita tunggu kabar di dalam" Senja berdiri mengajak Gangga
"Gak bund, Gangga lagi kepengen sendiri di sini. Kalo bunda sama ayah mau masuk, masuk aja"
"Yaudah, kalo perasaan kamu udah enak masuk ya ga" ucap Fajar
"Tapi Fajar" tegur Senja
"Gangga lagi pengen nenangin pikiran dia, udah biarin dia sendiri dulu"
Akhirnya Senja dan Fajar meninggalkan Gangga duduk sendiri di luar.
°°°°°°
Semua nya masih menunggu dengan setia mengenai kabar Karina di dalam sana, Gangga akhirnya masuk setelah menenangkan pikiran nya.
Dokter keluar dari ruangan Karina dan langsung memasang wajah yang tak siap."Maaf, kami harus memberitahu berita ini kepada kalian semua. Ibu Karian kritis karena peluru yang masuk ke tubuh ibu Karina berada tepat di perut ibu Kirana dan setelah kami cek ternyata ibu Kirana mengidap penyakit infeksi Postpartum yaitu adanya kelompok bakteri yang dapat mengalami sepsi atau infeksi darah. Darah yang menggumpal di tubuh ibu Karina saat ia melahirkan berdampak besar sampai sekarang, ibu Karina juga seperti nya memaksa melahirkan dan menyebabkan infeksi itu masih ada. Dan seperti pikiran kami, kantung ketuban ibu Karina lah yang terinfeksi lebih dahulu"
Cassie berdiri dari tempat duduk nya dan memegang kedua tangan dokter perempuan itu.
"Dok, saya mohon tolong mama saya. Mama gak berhak sakit sakit kayak gini, mama saya sakit karena melahirkan saya. Tolong sembuhkan mama saya dok" ucap Cassie dengan sisa tenaga nya
"Kami bukan tuhan mbak yang bisa tentukan hidup mati seseorang, tapi kami sebagai dokter hanya bisa membantu pasien agar bisa sembuh" setelah mengucapkan itu, dokter kembali masuk
Keadaan semakin memburuk setelah mendengar informasi itu, Cassie kembali menangis sejadi jadi nya dan Gangga hanya bisa terdiam terpaku melihat tangisan Fallen, Cassie dan Hussein.
Tak lama akhirnya dokter keluar untuk kedua kalinya, dokter itu menundukkan wajah nya ketika Fallen dan Cassie mulai berdiri di hadapan nya.
"Maaf pak, mbak. Ibu Karina sudah pergi"
Damn! Cassie menangis dan berteriak tak karuan, semua kejadian itu begitu singkat dan sangat pedih. Fallen menangis histeris ketika pernyataan pahit yang di sampaikan oleh dokter tersebut, tak hanya Fallen dan Cassie menangis. Semua yang menunggu Karina Sadar pun menangis, apa lagi Gangga dan Hussein.
Hussein menangis di pelukan Gangga, Gangga merasa sangat bersalah mendengar Kirana sudah tiada. Ia telah merenggut dunia Cassie, merenggut kasih sayang ibu untuk Cassie, merenggut semua kebahagiaan Cassie dan merenggut nenek kesayangan Hussein, anak sambung nya."MAMAAAH" teriakan Cassie berhasil membuat Gangga semakin bersalah, untung saja ada Fajar dan Senja berada di samping nya.
"Pa, mama masih sama kita kan? Mama gak pergi kan pa? Mama masih pengen masakin papa makanan yang enak kan? Mama masih mau ngurus Hussein kan pa???"
"Nggak nggakkk, mama gak boleh pergiii. Maaa jangan pergi dulu ma, Cassie masih butuh mama, Cassie belum bisa ngasih mama kebahagiaan yang lebih dari mama kasih ke Cassie"
"Mamaaaaa...... Cassie masih pengen ngeliat mama ngomel pas Cassie kebanyakan makan coklat, Cassie masih pengen ngeliat mama ngurus Hussein, ketawa bareng sama Hussein. Aku masih pengen ngeliat itu ma"
Tiba tiba setelah mengucapkan itu, Cassie pingsan dan langsung di bawa oleh dokter lain untuk menenangkan dirinya saat sadar nanti.
"Karina, maaf di saat terakhir kamu aku gak ada di samping kamu. Aku masih gak percaya kamu pergi secepat ini, aku masih pengen ngeliat kita kumpul bareng sama Cassie, sama Hussein" ucap Fallen sambil melihat dari luar ketika wajah Karina sudah di tutupi.
"Aku akan selalu sayang sama kamu Karina, gak ada yang bisa ngegantiin posisi kamu sebagai istri dan ibu yang baik"
"Ikhlaskan ibu Kirana pak, dia sudah bahagia di surga. Kalo gitu kami akan urus jenazah nya dulu, permisi"
Gangga dapat melihat sorot mata Satine dan Sheera yang marah dengan dirinya.
Air mata Gangga tak pernah berhenti dan seolah olah berkata kepada Satine dan Sheera permintaan maaf sebesar-besarnya.°°°°°°°°°°
Semoga suka ya sama cerita nya
Di vote, komen dan share yaaa guys😇
Jumpa di part selanjutnya!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
•CASSIOPEIA•
Ficção Adolescente"Maaf pak, saya bukan Sagar Alfarasyah Dewananda, saya adik nya. Sagar, Kakak saya tiba tiba terkena sakit berat dan secepatnya harus di obati di luar negri. Saya yang akan melanjutkan pernikahan ini" Satu kata untuk mendeskripsikan Gangga saat in...