Jungwoo tak bisa berhenti merapal kata-kata sebal untuk sebuah telepon singkat yang membawanya menuju tempat bermain didekat sekolah dasarnya dulu. Kedua kaki panjangnya berlari cepat melewati antrean panjang mobil yang sedang menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi warna hijau.
Meskipun jaraknya tidak begitu jauh, namun tak sedikit pun membuat langkah lebarnya menjadi santai. Telepon singkat menyebalkan dari sahabatnya-lah yang membuat Jungwoo berlari seperti Orang kesetanan.
Netra cokelat madunya berpendar cepat setelah sampai didepan taman bermain, dan tepat diarah jam tiga terdapat seorang Pemuda tengah duduk sendirian diatas perosotan.
“JAEHYUN!”
Teriakan kencang itu justru disambut hangat oleh Jaehyun sendiri, Pemuda itu segera meluncur cepat dari perosotan dan mendarat dengan sempurna diatas pasir. Kemudian Pemuda itu berlari kencang ke arah Jungwoo, dan segera mendekapnya dengan kuat. “Akhirnya kamu datang juga!”
Niat awal ingin memarahi Jaehyun namun ia urungkan ketika mendapati suatu perbedaan dari sikap Pemuda itu, “Jaehyun, ada apa?”
Sejak semalam Jungwoo merasakan sebuah firasat, dia menerka-nerka apakah firasat ini untuknya atau untuk Jaehyun. Karena firasat yang dia rasakan bukanlah firasat baik, “Jae, kok diam sih. Biasanya juga kaya cacing kepanasan, kamu lagi badmood ya?”
Jaehyun tertawa kecil, jemarinya sibuk membenarkan tatanan rambut Jungwoo yang berantakan karena berlari untuk menemuinya. “Kamu harus turuti kemauanku selama dua hari, ingat?”
“Ingat, tapi jangan yang aneh-aneh.”
“Ga aneh kok, paling cuma main siapa yang tahan lama saat ciuman.”
“Heh, aku lapor Bunda ya!” omel Jungwoo.
“Males ah, ngancemnya ke Bunda terus.”
“Yaudah tinggal lapor ke Papa kamu.”
Jaehyun mencuri kecupan dikedua pipi Pemuda itu dan segera menjauh, dan membuat Jungwoo reflek menyentuh kedua pipinya. “Jaehyun!”
Jungwoo berlari mengejarnya dengan kedua tangan yang hendak menggapai kepala Jaehyun, sementara Pemuda itu berlari dengan cepat melakukan elakan untuk menghindari serangan maut cengkraman tangan Jungwoo.
“Ga kena, dasar lamban!”
Jungwoo semakin kesal dengan ledekan yang dia dapatkan dari Jaehyun. “Kamu nyebelin banget, aku benci kamu!”
Seketika Jaehyun berhenti berlari dan membiarkan Jungwoo mencubit kedua pipi Jaehyun dengan gemas, membuat Jaehyun mengaduh kesakitan. “Aduh, sakit! Lepas dong, pipiku bisa melar nih dicubit kamu!”
Jungwoo meledeknya, “Rasain, Anak nakal memang harus dihukum biar tau rasa!”
Jaehyun pun tak mau kalah, dia juga mencubit kedua pipi Jungwoo dan sama-sama berteriak kesakitan.
“Jaehyun, sakit ih!” rengek Jungwoo dengan airmata yang berkumpul dipelupuk matanya.
“Aku juga sakit asal kamu tau!”
“Yaudah lepasin!”
“Kamu juga dong.”
“Hitungan ke tiga di lepas ya!”
“Iya.”
“Awas bohong, aku gigit kamu!”
Jaehyun tertawa kemudian meringis kesakitan, karena Jungwoo yang terlalu menggemaskan ketika marah.
“Engga, aku ga bakal bohong.”
“Satu.. dua.. tiga!” koor mereka berbarengan.
Jungwoo segera melepaskan cubitannya sementara Jaehyun enggan melepaskan pipi tembam kesukaannya, Pemuda itu sibuk menguyel-uyel pipi Jungwoo yang memerah akibat cubitannya. “Kesayanganku kalau marah jadi tambah gemesin, jadi makin sayang deh.”
![](https://img.wattpad.com/cover/250650523-288-k762420.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenophile | Jaewoo
Romance[ S L O W U P D A T E ] Ide cerita murni hasil imanjinasi Blue ⛔ Homophobia dan Plagiator Pergi Dari Lapak Ini ⛔ ⚠ Trigger Warning ⚠ ✨ Baper 24/7, Nangis, Emosi ✨ [ S I N O P S I S ] Jaehyun dan Jungwoo sudah bersahabat sejak TK, persahabatan merek...