🌵 S e v e n 🌵

849 138 7
                                        

Hari kedua setelah menjadi siswa kelas sebelas bukan hal yang menyenangkan, Jungwoo dan Jaehyun mendapatkan banyak tugas yang harus diselesaikan minggu depan.

Belum lagi dengan tugas kelompok, tugas individu, quiz, dan yang lainnya.

Ugh, Jungwoo rasanya ingin rebahan saja, enak, tidak ada pr dari guru.

Belum lagi saat ia masuk ke kelas, tiba-tiba saja meja mereka dipenuhi dengan kado dan cokelat dengan suarat berwarna pink, tentu saja untuk Jaehyun.

Namun Pemuda itu membaginya kepada teman-teman sekelasnya, dan menyimpan beberapa cokelat itu didalam tas.

Jungwoo menghentikan kegiatan menulisnya dan memilih tertidur dengan kedua tangan yang menjadi bantalannya. "Aku lapar sekaligus ngantuk," ujarnya pelan.

Kakinya masih terasa sakit, dia belum bisa berjalan seperti biasanya. Beruntung dia memiliki sahabat ralat pacar baru jadian tadi pagi seperti Jaehyun yang mau membantunya ke kelas.

Jaehyun yang mencoba rajin dengan merangkum pun merasa kasihan dengan Jungwoo, Sehun bilang bahwa Jungwoo bangun lebih awal dan Jungwoo terlihat tidak siap sekolah hari ini, dia mengantuk dan Jungwoo tak bisa tahan dengan rasa kantuknya.

Jaehyun mengambil jaketnya dari dalam tas. Kemudian menyampirkannya ke tubuh Jungwoo agar Pemuda itu tidak kedinginan, hari itu hujan deras sejak jam istirahat hingga jam-jam menuju kelas berakhir.

Selang beberapa menit akhirnya tugas Jaehyun selesai, begitu juga dengan tugas Jungwoo yang sudah Jaehyun kerjakan. Ia tak tega membiarkan Jungwoo mengerjakan tugas rangkuman itu nanti malam, karena ia tau Jungwoo tak suka belajar pada malam hari.

Jaehyun pun menggunakan sebelah lengannya untuk menjadi bantalnya, sebelah tangannya terulur untuk menyentuh dan mengusap pipi Jungwoo dengan lembut.

Jaehyun tersenyum, dia tidak bisa berbohong tentang jantungnya yang selalu berdebar cepat karena Jungwoo, "Ini rasanya memiliki dan di miliki ya?"

Jungwoo masih sibuk tertidur, sementara Jaehyun sibuk mengaggumi visual sahabat yang kini menjelma menjadi pacarnya.

"Aku nyaman sama kamu. Aku harap kita bisa selamanya begini, Woo. Aku benar-benar ga tau apa yang harus aku lakukan kalau kamu ga ada di sisiku,"

Jemarinya pindah dan kini mengusap helaian rambut Jungwoo yang menurut Jaehyun sangat cocok untuk di usapnya, "Bagaimana jika aku sendirian yang jatuh cinta ke kamu Woo?"

Jaehyun mendadak menghentikan kegiatannya, ia menjauhkan tangannya dari Jungwoo dan kini hanya memandanginya saja.

"Aku takut beneran jatuh cinta ke kamu, tapi sendirian." gumamnya pelan.

Ia tau jika Jungwoo straight, Jaehyun pernah melihat Jungwoo tertawa sekaligus tersipu malu saat berbicara dengan Yerim, teman sekelas mereka yang kemarin mengajaknya berbicara soal tugas kelompok.

Mengingatnya saja sudah membuat hati Jaehyun panas seperti kuah soto yang sedang dipanaskan.

"Huft, kayanya memang takdirku buat jatuh cinta sendirian."

Kini, Jaehyun merasa ia tak jauh berbeda dengan Pria bajingan di luar sana. Ia sudah memaksa Jungwoo untuk menjadi pacarnya demi memastikan perasaannya, dan sudah pasti Jungwoo tak akan menolak karena dia tak mau membuat Jaehyun kecewa.

"Bego banget sih," maki Jaehyun untuknya.

Dan kemudian Jungwoo membuka kedua matanya, ia sedikit terusik dengan suara Jaehyun. "Jaehyun ga tidur?"

Jaehyun pun mengusap punggung Jungwoo, "Tidur lagi aja, Woo, maaf aku ganggu."

"Di luar lagi hujan, suasananya juga mendukung banget buat tidur, emang kamu ga ngantuk Jae?" tanya Jungwoo.

Selenophile | JaewooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang