part 58

752 98 5
                                    

_____________

"Hidup itu indah, yang buruk itu kisahku"

"Gue mau egois tha. Gue mau lo cuma buat gue doang, saat ini, nanti malem, besok pagi, besok siang, besok malem lagi, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan, dan selamanya"

"Gue sama sekali nggak mau berbagi sama orang lain, berbagi itu ga enak, apalagi bagiin lo"

Na Jaemin.

_______________

"Gue mau milikin lo juga, selamanya juga. Tapi gue selalu mikir gini, apa tuhan jodohin gue sama lo ya? Soalnya setiap gue deket lo gue selalu nyaman, gue selalu merasa jadi yang paling spesial, karena lo memperlakukan gue beda"

Renandina Agatha.



Jaemin menutup kembali pintu utama rumahnya, ia berjalan menuju garasi dengan santai sambil telunjuknya memutar- mutar kunci motor ninja yang akan dia gunakan untuk jalan- jalan bersama agatha sore ini. Mulutnya tak henti bersiul- siul ria.

"Woi red ronaldo" jaemin menepuk kepala motornya itu sambil senyuman lebar.

"Andai aja lo bisa main bola, bangga banget pasti gue"

Entah dari mana pemikiran konyol itu datang, yang jelas jaemin itu menginginkan motornya itu bisa berbicara. Makanya dengan nama red ronaldo jaemin berpikir dia pasti bisa bermain bola.

Andai saja sang motor bisa berbicara maka dia akan protes. WOI ANJING! BISA KAGA NGASIH GUE NAMA BENERAN DIKIT! MESSI KEK! ATAU APA KEK! GUE MOTOR WOI! MANA BISA NENDANG BOLA! DASAR SENGKLEK!

Jaemin menatap motornya dengan kepala yang sedikit di miringkan, mengecek bensin motor tentunya. Akan sangat memalukan jika motor mogok dikira mesin rusak padahal bensin habis. Akan Dimanakan letak wajah tampan jaemin ini.

"Gue mau jalan sama agatha, awas aja lo mogok ye, udah gue jajanin bensin juga"

Jaemin dengan segera memakai helm merah miliknya, lalu dengan cepat mengeluarkan sang red ronaldo dari garasi rumah.

BRUMMMM!

Jaemin memanaskan mesin motornya sebentar, menggas hingga mengeluarkan suara yang lumayan nyaring, untung saja pak udin tetangga nya sedang tidak sakit gigi, kalau dia sakit gigi maka jaemin sudah di lempari karung pupuk mungkin. sebelum benar- benar menjalankan motornya, jaemin merasakan saku jaketnya bergetar.

"HEH ANAK PIYIK!"

Jaemin menolehkan kepala ke arah pagar rumahnya, baru saja jaemin membatin, pak udin sudah bertengger manis duduk di atas pagarnya. Lengkap dengan sarung dan kaos putih, serta kopi yang sudah bagaikan teman hidup.

"PAAN PAK UDIN?!" Jaemin sedikit meninggikan suaranya, pasalnya sangat malas baginya hanya untuk mematikan sejenak mesin red ronaldo.

"MAU KEMANE LO?!"

"JALAN SAMA CEWEK LAH!" ucap jaemin sombong,

Pak udin menatap lempeng ke arah jaemin, "HALAH! PUNYA CEWEK LO?!"

"PUNYA! LEBIH MANTEP DARI BUK INAH!" Jaemin menepuk dadanya dengan bangga sambil tersenyum sombong.

"BINI GUE LEBIH CAKEP!" Jawab pak udin tak mau kalah, walaupun buk inah memang selalu menjaga kandang setiap hari, namun skincare harus tetap yang utama lah.

Ketos Badboy || Na Jaemin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang