part 64

628 82 3
                                    


Jika ini adalah awal, maka aku harap akhirnya adalah kebahagiaan.

Renandina Agatha.








Di tengah rindangnya pepohonan hutan yang menjulang tinggi, angin sepoi yang kian menghantam raga kedua insan yang kini tengah tertawa riang bersama di lapangan kecil itu. Dia adalah na jaemin dan renandina agatha. Na jaemin kembali membawa agatha ke dalam hutan yang tak terlalu rindang yang biasanya ia gunakan sebagai tempat bermain bersama jeno dan saudaranya dulu. Memang terlihat sangat tidak terawat karena jaemin jarang kesini.

Rumah pohon yang puluhan tahun lalu nampak baru nan kokoh, kini hanya sebatas kuat saja. Tak ada niatan sedikitpun jaemin memperbarui rumah pohon itu, biarlah itu menjadi kenangan tersendiri. Dimana saat kecil, jaemin bersama jeno dan saudaranya berada di sana hanya untuk menatap indahnya hamparan sawah waktu lalu. Sungguh jaemin rindu dengan waktu itu.

Kini jaemin tengah menatap agatha yang sedang berusaha memasukkan bola ke dalam ring basket yang nampak sangat tua. Gadis itu sangat sibuk, sampai lupa bahwa jaemin ada disana.

"Bisa ga tha?"

Agatha yang tadinya hendak melayangkan kembali bola ke dalam ring basket pun urung, karena suara berat memanggilnya, agatha pun menoleh sembari menggeleng pelan dengan ekspresi wajah yang kesal.

"Belum bisa, susah" balas gadis itu.

Jaemin terkekeh gemas dibuatnya, siapa sangka jika agatha yang awalnya sangat ketus dan jutek padanya itu kini sudah menjadi kekasihnya yang teramat imut. Ah sungguh menggemaskan.

Jaemin menepuk pelan pucuk kepala gadis itu sembari tersenyum lebar, ia lalu menundukkan sedikit kepalanya untuk mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan gadis itu.

"Mau nyoba lagi ga?"

Agatha menghela nafasnya dengan pelan, ia lalu mengangguk sembari menatap mata indah jaemin di depannya.

"Mau, tapi ajarin"

Jaemin tertawa pelan lalu mengangguk, "pasti lah, pasti aku ajarin" balas jaemin membuat agatha tersenyum lebar.

Sesaat agatha menatap wajah jaemin di depannya dengan intensif, wajah dengan rahang yang tegas, mata bulat yang indah, bulu mata lentik yang begitu cantik, dan juga bibir tipis yang selalu menampilkan senyum indah yang candu untuk agatha.

Tanpa sadar jemari lentik gadis itu menyentuh lembut wajah jaemin di depannya. Sementara jaemin memilih memejamkan matanya, menikmati setiap usapan lembut gadisnya ini.

"Mata kamu cantik, bulu mata kamu juga" kata agatha seraya menyentuh mata jaemin.

"Pengen deh punya mata kaya kamu"

Jaemin yang mendengar hal itu sontak membuka kembali matanya, membiarkan agatha lebih leluasa menatap dalam manik matanya.

"Kamu ga akan bisa punya mata yang sama kaya aku"

Agatha mengernyitkan dahinya, ia perlahan menarik tangannya berhenti menyentuh wajah jaemin, namun sayang jaemin lebih dulu mencegatnya.

"Kenapa berhenti? Lagi dong" jaemin kembali membawa jemari agatha untuk menyentuh wajahnya, agatha pun dengan senang hati kembali melakukannya.

"Kenapa aku ga bisa?"

Pertanyaan yang terlontar dari bibir ranum agatha membuat jaemin tersenyum tipis, "emang, kamu ga akan bisa" balasnya lagi.

"Tapi anak kamu mungkin bisa" lanjut jaemin.

Sontak pipi agatha merona mendengar perkataan jaemin di depannya. Dengan segala kesalah tingkahannya, agatha mendorong pelan dada jaemin dengan telunjuknya.

Ketos Badboy || Na Jaemin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang