14 "Aku akan membuktikan jika anak itu bukan anak Seokjin."

1.1K 127 28
                                    

"Apa kau dan noona mengusirnya dari rumah?!" ucapnya lagi.

Kali ini Namjoon dan istrinya saling pandang. Mereka berusaha ingin menyembunyikannya, namun Hoseok terus mendesaknya, "Kau dengar dari mana gosip itu?" tanya Namjoon.

"Hyung tidak perlu tahu. Aku hanya ingin kalian menjawab pertanyaanku! Apa benar kalian mengusir Seokjin dari rumah ini?!"

"Apa salah Seokjin sampai kalian tega mengusirnya!!" Hoseok meninggikan suaranya.

"Karena Seokjin mencoreng nama keluarga dan perbuatannya tidak bisa ku maafkan!!!" itu jawaban Namjoon padanya.

Hoseok sangat mengerti watak kakaknya. Namjoon tidak akan semarah ini jika anaknya tidak melakukan kesalahan fatal. Namun ia juga tidak terima jika keponakannya sampai di usir.

"Perbuatan apa yang dilakukan Seokjin sampai kau tega mengusirnya?!!"

"Zina!!" jawab Namjoon yang kemudian pergi naik ke atas meninggalkannya.

Seejeong hanya menitikkan air matanya, namun ia menyusul suaminya. Hoseok terdiam mematung di posisinya.

Zina!!

Kalimat itu terus terngiang di telinganya. Ia tidak percaya jika Seokjin berzina seperti yang diucapkan kakaknya.

-
-
-

Seokjin tiba di rumah, namun ia tidak menemukan Haru.  Ia tadinya panik, namun saat mendengar suara Haru yang berseru memanggil namanya ketika dirinya baru saja ke luar, senyumnya merekah.

Haru memeluk pinggangnya dengan erat, "Appa ke mana saja?" cemasnya.

Seokjin menggendong anaknya, "Tadi ayah  bertemu teman, jadi ngobrol dulu." jawabnya seraya mengecup pipi Haru.

Jungkook menatapnya lekat. Ia agak khawatir jika ada yang disembunyikan Seokjin dari Haru juga dirinya.

"Terima kasih karena hyung sudah menemani Haru,"

"Aku sangat senang jika bisa bermain dengan Haru. O iya, tadi Ken mencarimu." ucapnya.

Seokjin menurunkan Haru dari gendongannya. Ia juga memintanya untuk masuk lebih dulu.

"Haru tunggu ayah di dalam ya. Ayah ingin bicara dulu dengan paman Jungkook." ucapnya lembut. Haru mengangguk menurut apa yang dikatakan olehnya.

Seokjin memastikan sang anak benar benar masuk, lalu ia leluasa bicara dengan Jungkook.

"Apa mandor mencariku hyung?" Seokjin sudah bisa menduga jika kedatangan Ken ada hubungannya dengan pekerjaannya.

"Iya. Ken mengatakan jika kau besok tidak masuk bekerja, kau bisa dipecat." jawabnya.

Seokjin diam sejenak. Ia tersenyum, "Aku akan masuk bekerja besok, karena aku membutuhkan uang." ucapnya.

Jungkook memegang tangan kanan Seokjin, "Jika kau butuh uang. Aku bisa memberikannya. Haru juga sudah aku anggap seperti anakku sendiri,"

"Aku tidak bisa hyung. Aku sudah terlalu banyak merepotkanmu. Hyung jangan khawatir,"

"Jin... Jika kau membutuhkan pekerjaan yang lain, aku bisa membantumu. Menjadi kuli hanya akan membuatmu kelelahan, dan gajinya juga tidak seberapa." Jungkook menawarkan diri untuk membantunya. Namun lagi lagi Seokjin menolaknya, "Hyung... Aku hanya memiliki ijazah SMP saja. Aku juga tidak lulus SMA, lalu... siapa yang bisa menerimaku bekerja dan memberiku gaji yang besar?  Tidak ada hyung," ucapnya.

"Aku membutuhkan uang untuk menyekolahkan Haru. Aku tidak ingin Haru menjadi seperti ku. Luntang-lantung mencari pekerjaan yang dimana banyak perusahaan bahkan caffe saja membutuhkan karyawan yang memiliki ijazah lebih tinggi dariku. Aku ingin Haru memiliki masa depan yang lebih cerah dariku."

"The Regret" (YoonJin Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang