9 "Apakah... gadis kecil itu adalah anakku?"

1K 126 6
                                    

"Uang ayah habis ya?" tanyanya polos.

"Masih ada kok. Masih cukup untuk makan." jawab Seokjin.

"Haru nggak usah sekolah aja ya. Haru bantuin ayah kerja aja."

Seokjin berjongkok, dan memegang kedua pundak anaknya, "Haru harus menjadi anak yang pintar. Ayah ingin melihat Haru sekolah. Ayah juga ingin Haru memiliki banyak teman. Haru masih kecil, belum boleh bekerja."

"Tapi --- ahjussi yang tadi itu nyeremin. Nanti kalau appa uangnya kurang, nanti appa di pukul seperti di pilem-pilem." Seokjin tertawa renyah karena celetukan anaknya barusan. Ia juga mengelus kepala anaknya dengan lembut ,"Paman yang tadi, tidak akan memukul ayah." ucap Seokjin padanya.

"Haru janji sama ayah. Haru harus tetap sekolah."

Haru diam. Ia berpikir sejenak, lalu ia mengangguk di depan ayahnya, "Anak pintar." puji Seokjin.

-
-
-

Hari ini Yoongi terlihat sedang melamun di ruang kerjanya.  Ia duduk dengan kedua tangan di lipat di depan dada bidangnya.

Ia menatap ke arah jendela kerja yang menampilkan pemandangan beberapa gedung menjulang tinggi, taman juga jalan Raya.

Tiba-tiba saja wajah lucu menggemaskan Haru terlintas di pikirannya.  Tanpa sadar --- dirinya tersenyum.

"Apakah... Gadis kecil itu adalah anakku?"

"Kenapa aku jadi ingin bertemu lagi dengan gadis kecil itu?" gumamnya pelan.

Yoongi berbalik dan meraih ponsel yang ia letakkan di atas meja kerjanya.  Ia menghubungi sekretaris kepercayaannya, dan memintanya datang ke ruangan kerjanya.

Yoongi memiliki dua orang sekretaris, yaitu seorang perempuan yang khusus bekerja di dalam Perusahaan, sedangkan yang satunya lagi seorang pemuda yang selalu menjadi kaki tangannya dan menemani dirinya ke mana pun saat dirinya menghadiri meeting,  pesta dan pertemuan apapun yang berhubungan dengan perusahaan.

Saat ini ia membutuhkan informasi mengenai Putri kecilnya yang telah ia terlantarkan, dan melampiaskan kesalahan pada adiknya sendiri.

Tok... Tok...

Yoongi memberi perintah,  agar sekretaris itu masuk ke ruangannya. 

"Apa ada hal penting yang harus saya lakukan, pak?" tanya pemuda tinggi yang mengenakan setelan jas hitam tersebut.

"Saya ingin kau mencari keberadaan pemuda ini." jawab Yoongi, dan ia menyerahkan selembar foto adiknya yang ia ambil dari album keluarga di rumahnya.

Pemuda itu mengambil foto tersebut dan menatapnya, "Dia adikku. Aku ingin kau mencaritahu di mana sekarang dia tinggal,"

"Dan... Rahasiakan hal ini dari siapapun juga. Terutama orang tua ku."

"Baik pak. Saya akan segera melakukan perintah Anda." jawabnya. Ia tersenyum mendengarnya. Ia tahu, bahwa sekretaris nya sangat bisa diandalkan.

-
-
-

Hari menjelang malam.

Jimin pulang untuk berisitirahat. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur, dan bola matanya fokus pada langit-langit kamarnya.

Pikirannya saat ini tertuju pada Seokjin;  sahabat adiknya. 

"Ada yang bisa saya bantu, Dok?"

"Saya ingin minta tolong,  kau memutar ulang rekaman CCTV sekitar kurang dari dua jam yang lalu."

"Baik. Tunggu sebentar."

"The Regret" (YoonJin Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang