16"Haru mau pulang"

643 90 16
                                    

Ken juga beberapa pekerja lainnya berlari menghampiri Seokjin, "Jin. Kau kenapa?" panik Ken.

Wajah Seokjin semakin pucat.  Darah itu masih mengalir dari hidungnya, hingga membuat tubuhnya lemas.

"Aku akan mengantarmu ke rumah sakit." ucap Ken.

"Hei!!  Kalian!!  Ayo kerja. Jangan ngerumpi di jam kerja!!!"

"Pak!  Apakah anda tidak bisa melihat bahwa Seokjin sedang sakit!!" ucap salah satu kuli yang berumur sekitar 30 tahun.

"Dia sudah dewasa. Dia bisa mengurus dirinya sendiri!! Kalian. Cepat kembali bekerja!!" perintah mandor tersebut yang tidak peduli pada bawahannya.

"Dasar tidak punya hati!!!" umpat Ken.

Seokjin benar-benar kehabisan tenaga.  Ia seketika ambruk, hingga membuat orang-orang disekitarnya panik, begitu pula mandor tersebut.

"Jin!!!!"

-
-
-

Prang!!

Namjoon terdiam. Ia bingung karena gelas di tangannya tiba-tiba jatuh dan pecah saat ingin meminumnya. 

Ia memandangi pecahan gelas yang berserakan disekitar kakinya. Air matanya seketika jatuh.  Ia merasa dadanya sesak. 

"Ada apa denganku?"

"Kenapa..."

"Kenapa rasa sesak sekali?" batinnya.

Asisten Namjoon bergegas menghampirinya, "Anda baik-baik saja pak?" tanyanya.

"Iya..." jawabnya.

Pria itu meminta Namjoon untuk sedikit menjauh karena salah seorang cleaning service datang untuk membersihkan sisa pecahan gelas tersebut.

Namjoon menghubungi Hoseok untuk menanyakan istrinya yang sedang sakit di rumah.  Sekitar 7 menit, Hoseok pun menjawab teleponnya, "Bagaimana keadaan Sejeong?" tanyanya.

"Noona barusan saja tertidur setelah meminum obatnya. Demamnya juga sudah turun,"

"Syukurlah. Hyung titip Sejeong. Kemungkinan hyung pulang larut malam," ucapnya.

"Iya. Akan aku sampaikan ke noona."

Namjoon mematikan telepon dan memasukkan ke saku jas kerjanya. Meski mendengar bahwa istrinya sudah lebih baik, namun sesak itu belum hilang.  Pikirannya tidak tenang saat ini.

-
-
-

Kantor polisi

Haru terlelap setelah banyak menangis. Ia menyesal karena bolos sekolah dan ingin mencari kerja. Haru menyesal karena telah membohongi Seokjin juga Jungkook.

Haru duduk di sisi Seokjin yang terlelap pulas menurutnya.

"Appa..." ucapnya.  Namun Seokjin tidak membuka matanya.

"Appa... Haru mau sekolah. Antarin Haru..." ucapnya lagi, tapi Seokjin tetap tidak meresponnya.

"Appa... Ayo bangun,"

"Appaaa..." Haru menggoyang tubuh Seokjin dan tetap tidak mendapat respon dari ayahnya.

"Appa..." Haru mulai menangis. Ia terus menangis memanggil ayahnya. Ia berpikir untuk meminta bantuan Jungkook untuk menolong Seokjin.

"Ahjussi. Tolong appa..." seru Haru yang berlari masuk ke rumah Jungkook.

"Ayah Haru kenapa?" tanya Jungkook.

"The Regret" (YoonJin Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang