17" Haru ingin belajar membaca"

558 75 16
                                    

Ken bahagia karena Seokjin akhirnya sadar, "Apa kau masih pusing?" tanyanya.

"Sedikit hyung... Kenapa... Aku bisa ada di sini?"

"Kau pingsan. Dokter menyarankan agar kau di rawat selama beberapa hari di rumah sakit,"

"Haru..." Seokjin teringat pada anaknya di rumah. Ia ingin beranjak, namun Ken mencegahnya, "Kau baru saja sadar Jin," ucap Ken.

"Aku tidak bisa meninggalkan Haru sendiri di rumah, hyung. Haru pasti mencariku..."

"Jin!! Kau jangan keras kepala!! Kau itu sakit!! Dan sakitmu itu bukan sakit ringan!!!" marah Ken padanya.

"Kanker Jin!!! Kau sakit kanker!!! Tolong... Pikirkan kesehatanmu..."

Seokjin terkejut, "Ba... Bagaimana kau tahu hyung?"

-
-
-

Haru terlelap di gendongan Jungkook. Mata Haru tampak sembab karena menangis. Ia kasihan pada keponakannya.

Jungkook menghentikan langkahnya saat melihat seorang wanita berdiri di depan rumahnya, dan ia mengenali wanita tersebut.

"Ji Eun?" ucapnya.

Ji Eun berbalik dan tersenyum padanya, "Kenapa Haru bisa bersama mu oppa?" tanya nya.

Ji Eun bingung, karena biasanya Haru selalu bersama Seokjin. Ia juga tidak melihat Seokjin bersama kakak sepupunya.

"Nanti oppa ceritakan," sahutnya.

Ji Eun mengangguk. Ia membantu Jungkook membuka pintu rumah Seokjin, dan merebahkan Haru di kamarnya.

Ji Eun duduk di sisi Haru yang terlelap. Ia membelai lembut kepala keponakannya, "Seandainya eonnie masih hidup. Mungkin Haru tidak akan hidup menderita seperti ini," gumamnya.

"Haru...hanya bahagia bersama Seokjin. Aku tidak tahu...apa yang akan terjadi jika Haru tahu...bahwa Seokjin bukan ayahnya." ucap Jungkook. Mereka kemudian diam sembari memandangi wajah Haru.

-
-
-

Rumah Sakit.

Jimin yang bekerja di shift malam, ia menemui Seokjin di bangsal rawat. Ken beranjak dari kursi saat Jimin menghampiri mereka, "Bagaimana kabarmu Jin? Apa kau merasa ada yang sakit?" tanyanya.

"Apa hyung yang mengatakan padanya tentang penyakitku?"

"Jin. Kau jangan marah pada Dokter Jimin. Hyung yang bertanya padanya tentang penyakitmu," ucap Ken yang tahu jika Seokjin kecewa pada Jimin.

"Maafkan aku, Jin. Tapi menurutku, orang terdekatmu harus tahu tentang kondisimu,"

"Tapi aku sudah katakan. Aku yang akan menemui hyung sendiri!" ucapnya terdengar marah.

"Jin! Yang dikatakan Dokter Jimin itu benar. Bagaimana jika aku terlambat mengetahuinya? Kondisimu bisa semakin parah!" ucap Ken memberinya nasehat.

"Aku tidak memiliki biaya untuk berobat hyung. Untuk sekolah Haru saja, aku masih memikirkan biayanya. Belum lagi sewa rumah dan makan sehari-hari?"

"Kenapa kau tidak menemui orang tuamu?" tanya Jimin.

"Mereka sudah tidak peduli lagi padaku...aku...telah membuat mereka kecewa," gumamnya dan terlihat sekali ia menahan air matanya.

"Mungkin...penyakit ini adalah hukuman untukku," ucapnya berusaha tersenyum dibalik kesedihannya.

"Seharusnya bukan kau yang menderita Jin! Orang yang telah memfitnah mu. Dia yang seharusnya menderita!" ucap Ken yang memang mengetahui masa lalu yang terjadi pada Seokjin.

"The Regret" (YoonJin Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang