15 "Tersesat"

545 72 17
                                    

Seokjin menyisir rambut anaknya. Haru terlihat lebih banyak diam, tidak seperti biasanya. Seokjin bingung dengan sang anak yang diam saja sejak tadi.

"Haru kenapa?"

"Haru sakit?" cemasnya.

"Nggak kok," jawabnya.

Seokjin berpindah posisi dan ia duduk di depan anaknya, "Ada apa? Cerita saja ke ayah." ucapnya.

"Besok Haru mau sekolah." ucapnya.

Seokjin tersenyum bahagia mendengarnya, "Anak pintar. Ayah senang jika Haru semangat sekolahnya."

"Appa senang banget ya kalau Haru sekolah?"

"Tentu saja," ucap Seokjin dan membelai kedua pipi anaknya.

"Haru mau semangat sekolahnya untuk appa." ucap Haru. Seokjin bahagia. Ia memeluknya, "Haru mau cari kerja untuk bantuin ayah." batin Haru.

-
-
-

Taehyung tidak bisa tidur nyenyak. Ia masih memikirkan apa yang dikatakan oleh Kris mengenai Seokjin.

"Jin... Kamu ada di mana?"

"Apa kau tahu aku sangat mencemaskanmu?"

"Apa benar yang dikatakan oleh Kris?"

"Apa benar kau memiliki anak?" gumamnya.

Taehyung menggelengkan kepala. Ia membuang jauh-jauh pikiran buruk mengenai sahabatnya. Ia beranjak, dan duduk di atas kasurnya.

"Jika anak itu benar anakmu?"

"Bagaimana bisa?"

"Bahkan aku selalu bersamamu,"

"Siapa ibu dari anak itu?"

Taehyung mengacak-acak rambutnya. Ia tampak frustasi memikirkan masalah sahabatnya itu.

-
-
-

Seokjin tampak terlelap, sedangkan Haru belum tertidur. Ia menatap lekat wajah teduh ayahnya. Ia kasihan karena Seokjin telah bersusah payah membesarkan dan merawatnya.

Usia Haru memang terbilang masih sangat kecil untuk memikirkan masalah orang dewasa. Namun, ia terpaksa menjadi dewasa karena keadaan.

"Appa..."

"Appa jangan sakit ya..."

"Appa nggak boleh kecapean..."

"Haru akan cari uang, agar appa nggak kerja berat lagi..." batinnya. Haru mendekat ke ayahnya, kemudian ia memeluk dada Seokjin dan mulai memejamkan matanya.

-
-
-

Di kamar, Yoongi browsing mencari beragam cara untuk membuat hati anak perempuan luluh pada ayahnya.

Ia tersenyum ketika membaca semua cara-cara itu. Ia berpikir, pasti salah satu cara tersebut akan berhasil dan membuat sang anak luluh padanya.

-
-
-

Ke esokkan harinya.

Haru bangun lebih pagi dari Seokjin. Ia telah rapi dengan seragam sekolahnya. Seokjin tidak tahu, jika Haru memasukkan pakaian rumah di dalam tasnya.

Seokjin tampak terkejut sewaktu melihat Haru yang sedang memakai kaos kaki. Ia tersenyum bangga padanya, "Anak ayah rapi sekali," ucapnya seraya membelai lembut kepala anaknya.

"Haru ingin buat appa senang. Haru ingin jadi anak baik untuk appa," jawabnya.

Kalimat Haru barusan membuat Seokjin terharu. Seokjin mengecup kening anaknya, dan ia meneteskan air matanya, "Terima kasih. Ayah sayang sekali padamu Haru," ucapnya.

"The Regret" (YoonJin Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang