Mr. Skinner menggenggam jemari Vivian, menuju sebuah rumah mewah bersama anak lelakinya. Nando, sekilas Vivian melirik bocah itu. Jika bukan karena Nando, Vivian tidak akan melakukan hal gila ini. Namun anak itu butuh keluarga dan pengakuan seperti teman-teman sebayanya, hingga akhirnya Mr. Skinner membuat keputusan yang mungkin akan menggemparkan seluruh keluarganya. Kembali dari Washigton ke New York hanya untuk satu tujuan.
Rumah kedua orang tua Mr. Skinner, berkumpul semua anggota keluarga persis seperti permintaan pria itu. Tercengang ketika melihat kedatangan Mr. Skinner yang membawa seorang gadis beserta anak laki-laki berusia empat tahun, semuanya terdiam. Ayah Mr. Skinner berusaha mencerna semua hal begitupun dengan Ibunya yang terlihat memegangi dada khawatir jika penyakit jantungnya kembali kambuh.
Sementara Lucy hanya diam menundukan kepala seolah tak terlibat dengan kejadian ini, Axton benar-benar melakukan hal ini di depan keluarganya. "Axton! Apa-apaan ini!" Jerit Charlotte yang tak lain adalah bibinya, salah satu pemilik saham keluarga Skinner.
"Biarkan aku menjelaskan semuanya terlebih dahulu, Bibi." Ujar Mr. Skinner, membuat suasana makan malam yang semula hikmad menjadi gempar karena pria itu membawa serta gadis yang dulu sempat memiliki skandal dengan Mr. Skinner. Mrs. Robinson yang tak lain adalah Ibu dari Axton terduduk di kursi makannya. Berharap yang ia khawatirkan tidak benar-benar terjadi, apalagi setelah melihat anak laki-laki yang wajahnya sangat mirip dengan Axton.
"Pekenalkan Viviane Anderson, dia adalah istriku! Kami telah menikah beberapa tahun yang lalu, dan dia adalah anak kami. Nando, Nando Skinner." Jelas Mr. Skinner, membuat Vivian semakin mempererat pegangannya di lengan Mr. Skinner dan tertunduk lesu. Semua orang di sana masih terdiam. Sedangkan Charlotte merasa tidak terima atas tindakan Mr. Skinner yang melecehkan keluarga besarnya.
"Beraninya kau! Dia menggunakan kata 'Skinner' di belakang namanya, itu adalah sebuah pelecehan!" Cecar wanita berambut merah tersebut.
"Dia juga seorang Skinner, dia adalah darah dagingku" balas Axton.
"Aku tidak perduli! Sebaiknya tinggalkan dia sebelum nama baik keluarga ini hancur karena skandalmu itu!" Balas Charlotte tak mau kalah.
"Lebih baik aku yang meninggalkan kalian! Aku kemari hanya untuk menyampaikan hal ini, agar kalian semua tahu." Kata Mr. Skinner lalu menarik Vivian dan Nando untuk meninggalkan tempat itu, Mrs. Robinson yang mendengar hal itu hanya bisa mengelus dadanya sendiri sambil menangis, saat ia melihat putranya pergi dengan seorang gadis yang selama ini memiliki ikatan.
Stephan, Ayah dari Axton terlihat memijit kepalanya. Ia pikir undangan makan malam di rumahnya sendiri akan mempererat hubungan keluarga, tapi ternyata malah membuatnya retak dan hancur seketika. Ia memikirkan perusahaan, jika Axton pergi maka tidak ada yang mengurus bisnis dan perusaaan mereka.
"Jangan melihat ke arahku! Aku bahkan tidak sekolah bisnis." Kata Lucy menghindari tatapan Ayahnya, sementara Charlotte adalah perawan tua yang tak memiliki anak. Tidak ada lagi penerus bagi keluarga Skinner selain Axton, pria itu yang paling berjaya dan berhasil memajukan perusahaan seorang diri.
Stephan menggeleng lemah, "tidak ada pilihan lain selain menerima keinginan Axton!" Ujar Stephan, Charlotte ingin marah. Namun Stephan berhasil mencerca Charlotte bahwa ia hanya seorang perawan tua dan tidak memiliki keturunan, tentu saja hal itu menyulitkan mereka semua.
"Apa kau mau kehilangan seluruh aset dan sahammu di sana?" Tanya Stephan, Charlotte hanya menggelenh lemah. Tentu saja bagi semua orang-orang kaya itu harta dan tahta adalah segalanya.
"Dia akan mencoreng nama baik Skinner." Charlotte masih bersuara.
"Sekarang itu tidak penting!" Cecar Stephan yang lagi-lagi membuat semua orang di sana terdiam, termasuk calon suami Lucy.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss
RomanceTamat!!! Warning! Mature content. SCARY BROTHER PREKUEL. Vivian adalah sosok gadis yang menyukai sebuah tantangan, memacari bosnya sendiri yang telah memiliki istri. Ia pikir hal tersebut adalah awal dari kebahagiaan dan seks yang hebat. Tapi kenya...