Eternal Love

161 15 0
                                    

Gadis itu masih diam..

Bahkan beberapa hari setelah pemecatan Hellen, Vivian masih tak bergeming. Vivian makan lalu kembali ke kamar setiap hari tanpa ada sepatah katapun keluar dari bibirnya, berhasil membuat Mr. Skinner bertanya-tanya apakah gadis itu dalam keadaan baik-baik saja atau tidak. Namun jika Mr. Skinner bertanya padanya, pasti jawabannya adalah yang kedua.

Malam ini Mr. Skinner mencoba untuk menyusul Vivian masuk ke dalam kamar, mendekati tubuh yang hanya mengenakan pakaian dalam terduduk di atas lantai. "Kau tak harus selalu mengenakannya, Vey!" Ujar Mr. Skinner seraya membukanya.

"Jika kau membukanya, maka sama saja kau melepaskanku!" Ucapnya dingin membuat Mr. Skinner mengurungkan niatnya kembali.

"Lalu apa inti dari semua ini?" Tanya Mr. Skinner.

"Kau yang memulainya." Balas Vivian, Mr. Skinner memegang kedua bahu Vivian seraya mendengus kesal.

"Kau yang membuatku menginginkannya, Ax. Dan kini aku tidak bisa terlepas olehnya terlebih darimu."

"Apa aku mengekangmu?" Vivian menatap kedua netra kecoklatan itu.

"Ya."

"Bukan rantai ini yang mengekangku, Ax. Tapi kau! Rantai ini hanya memberitahuku seberapa besar inginku padamu, tapi kenyataan berkata bahwa kau menggunakannya untuk kepentinganmu sendiri." Cecar Vivian dengan nada datar namun berhasil menohok Mr. Skinner, mungkin ia terlalu mencintai Vivian dan khawatir jika gadis itu akan pergi lagi. Sehingga permainan ini terbesit di kepala Mr. Skinner sekaligus guna menjaga Vivian agar tidak pergi.

"Lalu, kau mau aku harus berbuat apa agar kau kembali seperti dulu?" Tanya Mr. Skinner frustasi.

"Tidak ada." Mr. Skinner menghela nafas kasar lalu mengambil sehelai pakaian di dalam walk-in-closet lalu kembali dan menyerahkannya kepada Vivian.

"Jika mengunjungi Nando bisa memperbaiki moodmu, maka harus kita lakukan." Tawarnya, Vivian yang masih berusaha mencerna kalimat Mr. Skinner barusan mengambil pakaian tersebut seraya mengernyit heran.

"Apa-"

"Iya, kita akan mengunjungi Nando." Kata Mr. Skinner seraya tersenyum lebar.

...

Selama di perjalanan Vivian tak henti-hentinya tersenyum, Mr. Skinner bisa sedikit bernafas lega telah mengembalikan mood Vivian yang sempat hancur hanya karena sebuah kesalah-pahaman. Walaupun gadis itu masih belum sepenuhnya kembali seperti kemarin, namun Mr. Skinner bersyukur akan hal itu. Seharusnya ia memikirkan Nando sejak awal, karena satu-satunya hal yang dapat membuat Vivian luluh adalah Nando.

Beberapa jam perjalanan tak membuat Vivian lelah, gadis itu tersenyum lebar saat tiba di sebuah sekolah berhalaman luas dan terdiri dari banyak bangunan. Turun dari dalam mobil dengan wajah ceria dan diam-diam Mr. Skinner mengagumi senyuman di wajah cantik itu.

"Apa kau mengabarinya terlebih dahulu?" Tanya Vivian saat tak menyadari jarinya mulai menggandeng lengan Mr. Skinner dan membuat pria itu sedikit menyunggingkan senyum tanpa menyadarkan Vivian.

"Tidak, aku ingin memberinya kejutan."

"Apa tidak apa-apa mengunjunginya saat ini?" Tanya Vivian khawatir.

"Kalau tidak boleh kita pulang lagi." Jawabnya enteng, Vivian tertunduk lesu mendengar hal itu.

"Aku akan berusaha!" Ujarnya seraya mengelus pelan bahu Vivian saat mereka melewati koridor.

Vivian menunggu di luar penuh harap, berharap ia bisa bertemu dengan Nando walau hanya sebentar. Bahkan Vivian selalu berusaha melihat ke dalam ingin mengetahui apa yang dilakukan Mr. Skinner di sana hingga memakan waktu yang cukup lama, Vivian melirik ke arah jam tangannya beberapa kali.

My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang