"Mom, besok aku akan pulang! Bisakah Mom dan Dad menjemputku?"
Vivian tak henti-hentinya tersenyum setelah mendengar suara Nando dari seberang telepon, dengan girang ia mendatangi suaminya yang sedang bersantai di sofa. Mr. Skinner memeluk Vivian melihat kebahagiaan gadis itu yang akan segera berkumpul kembali dengan anaknya esok hari.
"Aku bahkan hampir lupa jadwal kepulangannya!" Seru Vivian diiringi tawa, berbulan-bulan lamanya ia menunggu Nando pulang. Sampai dering ponselnya membuyarkan lamunan Vivian yang ternyata adalah panggilan dari Nando, suara yang mulai membesar itu dengan girang menyapa Ibunya. Rasanya baru kemarin dirinya melahirkan anak itu, kini Nando menjelma sebagai seorang remaja dengan wajah mirip sang Ayah.
"Dia hanya pulang selama satu bulan, setelah itu ia akan kembali lagi." Kata Mr. Skinner seraya merapihkan rambut pirang Vivian ke belakang telinga, ia tahu gadis itu sebenarnya kecewa dengan hal itu. Tapi demi kebaikan Nando, Vivian berusaha tersenyum dan meyakinkan dirinya bahwa waktu satu bulan rasanya sudah cukup untuk melepas rasa rindu.
"Tak apa, yang terpenting aku bisa bertemu dengannya." Kata Vivian menyemangati dirinya sendiri meski dengan kedua mata yang berkaca-kaca, membuat Mr. Skinner memeluk tubuh Vivian ke dalam dekapannya.
"Maafkan aku, aku janji akan menebusnya kelak!" Ujar Mr. Skinner mengecup puncak kepala Vivian. Yang terpenting dari semua ini adalah Mr. Skinner selalu berhasil menenangkan Vivian, itu saja sudah lebih dari cukup baginya. Vivian bersyukur Mr. Skinner selalu berada di pihaknya walau Vivian tahu cukup berat untuk memiilih salah satu di antara keluarga besar atau keluarga kecilnya, ketika keluarga besar Mr. Skinner memiliki pengaruh besar akan hidupnya.
"Jadi, bulan madu kita sudah berakhir?" Mr. Skinner berbisik, Vivian yang mendengar hal itu hanya bisa tersenyum seraya mencubit perut rata Mr. Skinner. Entah mengapa di usianya yang sudah tidak muda lagi Mr. Skinner masih memiliki tubuh yang tegap dan keras, tidak ada lemak hanya ada urat yang menonjol di antara otot lengannya.
Drrttt.... drrttt...
Mr. Skinner melepaskan pelukannya saat mendengar ponselnya bergetar, beranjak dari duduknya ketika ia menjawab panggilan telepon dan membuat Vivian mengernyit heran. Mr. Skinner menggeser layar melihat nama Ayahnya tertera di ponsel.
"Dad?" Sapa Mr. Skinner, Vivian terdiam duduk di atas sofa. Entah mengapa ada sesuatu yang mengganjal di hati membuat perasaannya menjadi tidak enak, tidak seperti biasanya.
"Sudah waktunya Nando pulang, Ax! Haruskah supir pribadiku yang menjemputnya?" Tanya Stephan di seberang telepon.
"Tidak usah, Dad. Aku dan Vivian yang akan menjemputnya, itu permintaan Nando." Kata Mr. Skinner.
"Sayang sekali, besok adalah pertemuan penting dengan Arthur. Apa kau ingat Axton? Aku harap kau tak melupakannya karena ini sangat penting bagi kelangsungan perusahaan." Mr. Skinner terdiam, Rii mungkin melupakan hal itu karena banyak pekerjaan yang harus diurusnya. Sehingga Mr. Skinner pun lupa akan jadwalnya besok, ia mengacak rambutnya frustasi. Tak tahu apa yang harus ia katakan kepada Vivian yang menantikan momen kepulangan anaknya untuk waktu yang cukup lama.
"Baiklah, Dad. Akan ku usahakan!" Seru Mr. Skinner lalu mematikan sambungan telepon, ia kembali kepada Vivian dengan bahu lesu. Dan dari raut wajah Mr. Skinner yang tak terlihat senang, sepertinya ada sesuatu yang aneh kali ini.
"Ada masalah?" Tanya Vivian segera memastikan.
Mr. Skinner mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan, berharap istrinya itu tidak akan marah padanya. "Ku harap kau tidak menyalahkan siapapun kali ini, karena semua ini murni kesalahanku, Vey!" Ujar Mr. Skinner semakin membuat Vivian penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss
RomantizmTamat!!! Warning! Mature content. SCARY BROTHER PREKUEL. Vivian adalah sosok gadis yang menyukai sebuah tantangan, memacari bosnya sendiri yang telah memiliki istri. Ia pikir hal tersebut adalah awal dari kebahagiaan dan seks yang hebat. Tapi kenya...