Accident

210 20 2
                                    

Vivian tak henti-hentinya membuntuti Mr. Skinner yang sedang sibuk entah karena apa, bahkan wajah Mr. Skinner terlihat berbeda dari semalam. Saat ini raut wajah pria itu terlihat tegang dan khawatir, seolah akan ada sesuatu yang terjadi hari ini. Apalagi setelah Mr. Skinner melarang Vivian menjemput Nando dan merubah rencana.

"Axton, apa yang terjadi sebenarnya? Mengapa kau melarangku?" Vivian tak henti-hentinya memberondong Mr. Skinner dengan berbagai pertanyaan yang membuat kepala pria itu semakin pusing, Mr. Skinner menyambar jas lalu mengenakannya. Sedari tadi ia memastikan jendela dan pintu tertutup rapat agar tak terjadi sesuatu kepada Vivian saat ia meninggalkannya.

"Axton!" Bentakan Vivian berhasil membuat Mr. Skinner terhenti, ia berbalik melihat raut wajah gadis itu sama khawatirnya dengan dirinya. Namun Mr. Skinner tak ingin menjawab pertanyaan Vivian dengan alasan kesehatan gadis itu, suara kendaraan terdengar memasuki halaman rumah. Pertanda bahwa sang sopir yang ditunjuk oleh Stephan telah tiba guna menjemput Nando.

"Axton, biarkan aku ikut!" Pinta Vivian.

"Tidak, Vey!"

"Tapi kau mengijinkanku semalam-"

"Tidak!"

"Axton-"

"Vey!!! Untuk terakhir kalinya, bisakah kau menurutiku?!" Bentak Mr. Skinner, tubuh gadis itu langsung terdiam seolah patuh walau dalam hati ia terus bertanya-tanya.

Bahu Mr. Skinner seketika lesu jika melihat Vivian seperti ini, ia lalu menghampiri gadis itu dan mengecup puncak kepalanya.

"Ini semua demi kebaikanmu dan juga Nando, aku pergi dulu!" Ujar Mr. Skinner melepaskan tangannya dari Vivian, dan entah mengapa ada sesuatu yang aneh seolah lepas dari Vivian begitu Mr. Skinner pergi. Dada Vivian tiba-tiba terasa sesak, bersandar pada daun pintu melihat kendaraan yang ditumpangi oleh Mr. Skinner pergi.

Di sepanjang perjalanan Mr. Skinner terus waspada, bahkan kepada sopir di depannya yang fokus ke arah jalanan. Tidak ada hal yang aneh sejauh ini, namun Mr. Skinner tetap membuka kedua matanya meski mengantuk karena tak tidur semalam penuh. Ia terus memikirkan hari ini pasti akan terjadi juga.

Dan Mr. Skinner yang akan menanggung kekejian orang tuanya dari pada harus mengorbankan Vivian, "kenapa berbelok?" Tanya Mr. Skinner ketika kendaraan berbelok ke sebuah jalur yang sepi dan memiliki jurang tinggi. "Mr. Stephan memberi perintah untuk melewati jalur ini, Sir!" Ujar sang sopir yang ternyata tidak tahu apapun tentang ini.

Sial!

Mr. Skinner mengumpat ketika mendapati sebuah mobil van mengikutinya dari belakang, membuat dirinya khawatir lalu menelpon bantuan. Sayangnta ponsel pria itu terjatuh ke bawah ketika mobil van yang sudah ada di sebelahnya mencoba menabrak dan menjatuhkannya.

"Apa kau tahu ini akan terjadi?!" Cecar Mr. Skinner kepada sang pengemudi.

"Tidak, Sir!" Jawabnya yang juga khawatir.

"Bagus, sekarang kita dalam bahaya besar!" Ujar Mr. Skinner, sopir tersebut sama sekali tidak tahu apapun. Dan ditabrak di daerah yang sunyi dan penuh jurang seperti ini tidak termasuk di dalam kontrak kerjanya kepada Stephan.

"Pertahankan kemudi!" Mr. Skinner setengah berteriak, ia tidak bisa melihat pengemudi van meski Mr. Skinner sadar bahwa itu hanyalah pembunuh bayaran yang disewa oleh Ayahnya.

"Ya, Sir!" Pria itu berusaha mempertahankan kemudinya, ketika ia melajukan kendaraan van itu selalu berhasil menyusul dan berusaha menabraknya lagi. Namun ketika ia memelankan laju kendaraan dan berniat berbalik arah, van itu lagi-lagi menghalanginya seolah tak mengijinkan mereka berdua untuk lolos.

My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang