Mr. Skinner dan Vivian kembali ke New York setelah beberapa hari menginap di kediaman Fred, sesungguhnya Vey masih ingin menemani Bibinya yang sekarang harus tinggal seorang diri setelah kepergian pamannya itu. Namun Mr. Skinner memiliki tanggung jawab di New York dan pria itu tidak akan pulang jika tidak bersama Vivian.
Pada akhirnya Vivian memutuskan untuk mengalah, mengikuti Mr. Skinner hingga New York di saat hatinya masih ingin berada di rumah yang sedari kecil ia tinggali. "Ya, Mom sudah sampai di rumah. Jaga dirimu baik-baik, Nando!" Kata Vivian lalu mematikan sambungan telepon, ia lalu menata kembali barang-barang yang ada di koper ke dalam lemari.
Melihat ke samping ranjang rantai dan borgol yang biasanya ada di sana sudah tiada, Vivian mengernyit heran. Apakah Mr. Skinner menyingkirkan benda itu? Vivian mencarinya di berbagai tempat di dalam kamar, namun tak kunjung menemukannya sampai Mr. Skinner mendapati dirinya mengobrak-abrik isi walk-in-cloeset.
"Sedang apa?" Tanyanya bingung.
"Mencari borgolku." Jawabnya polos dan entah mengapa hal itu berhasil membuat Mr. Skinner gemas.
"Aku menyingkirkannya."
"Kenapa?" Tanya Vivian seraya mengernyitkan dahinya.
"Hm, aku pikir ini saatnya untuk menunda semua hal itu. Sampai keadaan membaik." Vivian menghela nafas kasar, berdiri setelah ia sibuk mencari hingga ke bawah.
"Apa ini tentang Paman Fred atau Hellen?"
"Keduanya." Jawab Mr. Skinner, ada saat dimana Mr. Skinner harus membangun kembali kepercayaan Vivian kepadanya.
"Aku baik-baik saja, Ax. Sungguh!" Kata Vivian mencoba meyakinkan Mr. Skinner.
"Ku rasa kita berdua butuh istirahat." Mr. Skinner berusaha memberi pengertian kepada gadis itu.
Dan akhirnya lagi-lagi Vivian mengalah pada Mr. Skinner agar tak terjadi pertikaian lagi antara mereka berdua seperti beberapa hari yang lalu, "ku rasa kau benar, dan kau mengambil keputusan yang tepat. Begitu cara kerjanya, bicara adalah salah satu jalan keluar." Kata Vivian.
"Ya, salah satu dari kita harus ada yang mengalah." Ucap Mr. Skinner.
"Aku harus ke kantor, Rii membutuhkanku!" Ujarnya seraya melirik jam tangan yang ada di pergelangan tangan kirinya, lalu mengecup puncak kepala Vivian sebelum pergi.
"Apa kau akan pulang untuk makan malam?" Seru Vivian.
"Ya, kita akan makan malam di luar!" Balas Mr. Skinner setengah berteriak kepada Vivian.
Pria itu menuju kantor tanpa mengenakan jas formal, membuat semua mata karyawan wanitanya tertuju pada bahu tegap dan dada bidang yang ada di balik kaos berlengan panjang tersebut. "Ada apa, Rii?" Sekertarisnya buru-buru berdiri dan menghampiri bosnya itu.
"Hellen di dalam bersama seorang pengacara!" Seru wanita itu dengan raut wajah khawatir, sementara Mr. Skinner masih bisa bersikap santai mendengar hal itu. Karena semakin Hellen menunjukan taringnya, maka semakin Mr. Skinner paham sifat dan karakter gadis itu.
"Ya, buatkan saja kopi!" Kata Mr. Skinner singkat lalu memasuki ruangannya yang sudah diisi oleh dua orang wanita, well jika ia tidak memiliki Vivian mungkin ini adalah momen yang tepat.
"Ada yang bisa ku bantu?" Seru Mr. Skinner mendudukan diri ke kursi kerjanya.
"Tak usah basa-basi, Sir! Aku menuntutmu dan perusahaanmu karena memperlakukan karyawan dengan seenaknya!" Hellen menggebrak meja Mr. Skinner, sementara wanita cantik yang berdiri di sebelah Hellen yang Mr. Skinner duga pengacara gadis itu hanya diam tanpa ekspresi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss
RomanceTamat!!! Warning! Mature content. SCARY BROTHER PREKUEL. Vivian adalah sosok gadis yang menyukai sebuah tantangan, memacari bosnya sendiri yang telah memiliki istri. Ia pikir hal tersebut adalah awal dari kebahagiaan dan seks yang hebat. Tapi kenya...