I love him the more I suffer

227 30 0
                                    

Terus terbayang di kepala Vivian ketika mendapati bekas lipstik di kemeja kerja Mr. Skinner, bahkan saat Nando terus berbicara pagi ini Vivian tak dapat mencernanya dengan baik.

"Mom?!" Panggil Nando.

Vivian berusaha kembali ke dunia nyata meninggalkan lamunannya yang terus bertanya-tanya apa yang telah terjadi pada Mr. Skinner, "maaf, Mom harus istirahat." Ujar Vivian mengangkat piring kotor miliknya seusai sarapan pagi.

"Mom, kau baik-baik saja?" Tanya Nando khawatir.

"Ya." Balas Vivian lalu menuju kamarnya, pikirannya melayang entah kemana. Pria itu sama sekali tidak pernah begini sejak Vivian mengenal dan memiliki affair, apa yang terjadi padamu, Ax? Vivian berbaring di atas ranjang seraya menatap langit-langit kamar.

Terlalu larut dalam pikiran akhirnya Vivian tertidur hingga malam hari, ia bahkan belum memakan apapun sedari pagi. Vivian beranjak bangkit dari tidurnya menuju dapur, tertinggal sebuam catatan di meja makan yang ditulis oleh Nando.

"Pergi memancing dengan Fred dan menginap di rumahnya. With love, Nando!" Vivian tersenyum kecut, bahkan Nandopun tak lupa untuk memberi kabar. Tidak seperti Ayahnya yang hingga selarut ini belum pulang dari kantor, Vivian memijit dahinya sendiri. Ia bahkan tidak menyadari kedatangan pamannya ke rumah ini karena tertidur dan Nando tidak membangunkannya. Vivian menoleh ke arah jam dinding yang sudah menunjukan pukul sebelas malam, ia bahkan keluar dari rumah untuk sekedar memastikan. Tapi ternyata Mr. Skinner sama sekali belum pulang.

Vivian memegangi dadanya yang mulai terasa sesak, benarkah pria itu menghianatinya? Ia buru-buru mencari ponsel dan menelpon pria itu, namun tak kunjung ada jawaban. Vivian membanting ponsel tersebut ke atas ranjang, tubuhnya gelisah.

Ia menggigit bibirnya sendiri memikirkan sesuatu, menuju walk-in-closet menyambar beberapa helai pakaian seperti tanktop dan coat serta jeans panjang lalu mengenakannya. Ia keluar dari rumah besar itu memanggil taksi, memasukinya tanpa tahu arah tujuan. Ia tak mungkin mendatangi kantor Mr. Skinner, bangunan itu pasti telah tutup di jam seperti ini.

Dan benar saja, saat taksi berhenti tepat di bangunan kantor. Di sana sudah gelap, tidak ada tanda-tanda kehidupan. Vivian bahkan sempat mendongak menatap ke jendela paling atas bagian gedung, kantor Mr. Skinner terlihat gelap tanpa ada cahaya yang menerangi. Itu artinya pria itu tidak ada di sana.

Lalu dimana?

Vivian melanjutkan perjalanan, mencari nomor plat kendaraan milik Mr. Skinner. Namun kedua netra kebiruannya terhenti pada sebuah club dimana mobil itu terparkir manis, club yang dulu sering dikunjungi oleh pria itu. Vivian segera menghentikan taksi, membayar beberapa dolar lalu mendatangi club tersebut.

Mencari hingga ke sudut ruangan meski asap rokok mengganggu indera penciumannya, sampai langkah Vivian terhenti ketika mendapati pria itu tengah duduk seorang diri di sudut sana. Vivian memastikan bahwa yang ia lihat benar Mr. Skinner karena kedua matanya masih berfungsi dengan baik, tapi apa yang dilakukan pria itu semalam ini di tempat ini?

Vivian ingin marah tentu saja, namun ia tak langsung menghampiri pria itu ketika sebuah ide terbesit di kepalanya. Vivian mendatangi seorang pria yang memiliki potongan rambut pendek yang tengah asik berdansa bersama kumpulan orang-orang yang tengah menikmati alunan musik, membuka coat yang ia kenakan hanya menyisakan celana jeans dan tanktop berwarna hitam.

Vivian menarik kerah baju pria yang tidak ia ketahui namanya itu untuk berdansa bersamanya, dengan gerakan erotis bibir mereka hampir saja bertemu. Mr. Skinner yang menegak minumannya tiba-tiba terganggu dengan tubuh seksi yang tengah meliuk di lantai dansa dengan seorang, pria..

Ia beranjak dari duduknya, memastikan bahwa pandangannya tidak kabur karena pengaruh alkohol. Vivian bergerak erotis seraya memeluk pria itu, pria yang sama sekali tidak ia kenal dan membiarkan pria itu menyentuh seluruh tubuhnya, menyentuh tubuh yang seharusnya hanya menjadi miliknya dan kini telah dikotori oleh orang lain.

My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang