"Masih sakit?"
"Sedikit." Jawab Vivian saat Mr. Skinner memijit kedua kakinya, harus Vivian akui kedua tangan berurat Mr. Skinner seperti sebuah keajaiban baginya. Kedua kakinya sudah bisa berjalan dengan baik setelah pria itu memijitnya.
"Kau itu tidak sakit, kau hanya manja!" Ujar Mr. Skinner yang dibalas kerutan di wajah Vivian.
"Kau pikir aku berbohong?" Kata Vivian, Mr. Skinner hanya menyeringai memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"Apa kau sudah menelpon Nando?" Tanya pria itu begitu mengingat sesuatu, mereka berdua sama sekali belum memberi kabar tentang kepulangannya liburan dari Paris kepada Nando.
"Dia tidak menjawab telponku, padahal aku sudah membawakannya banyak oleh-oleh." Kata Vivian.
"Mungkin dia sudah tidur." Sahut Mr. Skinner saat melihat raut wajah sedih Vivian, gadis itu terlalu emosional jika nama anaknya disebutkan.
"Kemarilah!" Ujar Mr. Skinner seraya menepuk pahanya memberikan isyarat kepada Vivian agar duduk di sana, dan dengan senang hati Vivian akan melakukannya. Ia beranjak dari duduk dan memindahkan bokong yang hanya tertutupi oleh celana pendek itu ke atas paha Mr. Skinner, sangat empuk, batin Vivian.
Jemari Mr. Skinner tak berhenti bergerak jika bokong seksi milik Vivian berada di dekatnya, ia terus meremas benda kenyal tersebut tanpa menyadari ada sesuatu yang aneh mengalir ke tubuh Vivian.
"Kau tidak bisa disentuh sedikit saja ya?" Goda Mr. Skinner memperlihatkan seringaiannya.
"Oh please... aku manusia normal. Lagi pula aku tidak melakukannya dengan orang lain." Protes Vivian yang berhasil membuat Mr. Skinner terkekeh geli lalu mengecup bibir yang tak pernah berhenti berbicara itu.
Suara kecupan berhasil membuat Vivian merasakan sensasi yang menyengat ke seluruh tubuh, seperti kupu-kupu yang tengah beterbangan di sekitar perutnya. Bertukar saliva satu sama lain dan kehangatan ketika hari sudah mulai dingin.
"Kau mau melakukannya di sini?" Tanya Mr. Skinner di sela ciuman mereka.
"Di sini dingin." Protes Vivian, kini mereka berdua tengah berada di teras halaman belakang. Menikmati indahnya malam yang diterangi sinar rembulan meski udara cukup dingin.
"Aku akan menghangatkanmu." Bisik Mr. Skinner yang akhirnya membuat Vivian mendesah seketika, dan benar saja. Deru nafas panas pria itu berhasil menghangatkan bagian leher dan dada Vivian, membuat kedua tangan Vivian ingin menekan leher Mr. Skinner agar lebih mendekat ke arahnya.
Vivian buru-buru beranjak dari duduknya lalu mengganti posisi mereka, melebarkan kedua pahanya setelah melepaskan celana pendek yang ia kenakan lalu kembali menduduki Mr. Skinner. Vivian terpekik saat sesuatu menyeruak miliknya dan membawa serta kehangatan ke bawah sana.
"Bergerak, Vey!" Ujar Mr. Skinnee dengan suara seraknya, dan dengan senang hati Vivian akan melakukannya.Ia bergerak naik-turun dibantu oleh jemari kekar Mr. Skinner yang berada di bokongnya, desahan yang cukup nyaring sehingga membuat halaman belakang yang sangat luas dan sepi tersebut dipenuhi oleh desahan dan jeritan Vivian. Seolah malam itu adalah malam panas yang memang disiapkan untuk mereka berdua.
Tak menunggu waktu lama mereka berdua akhirnya sampai pada puncak klimaks bersama-sama, seks kilat yang membuat kedua tubuh panas itu menjadi berkeringat berhasil menghangatkan tubuh Vivian. Mr. Skinner memeluk Vivian dengan erat seraya mengecup puncak kepala gadis itu dengan sayang, seolah ia tak ingin kehilangan Vivian.
"Sepertinya aku tidak ingin kehilangan momen seperti ini, Vey!" Ujar Mr. Skinner."Maka dari itu jangan pergi!" Bisik Vivian yang membuat lengkungan tipis di bibir Mr. Skinner.
"Bukan aku di sini yang gemar melarikan diri." Balas Mr. Skinner.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss
Storie d'amoreTamat!!! Warning! Mature content. SCARY BROTHER PREKUEL. Vivian adalah sosok gadis yang menyukai sebuah tantangan, memacari bosnya sendiri yang telah memiliki istri. Ia pikir hal tersebut adalah awal dari kebahagiaan dan seks yang hebat. Tapi kenya...