NOIR | Jaeyong [✓]

LXII. Life Crisis

--NOIR--
(Life Crisis)

Chapter LXII

“kalau begitu kau membuat usahaku sia-sia”

Taeyong menatap bingung, tak mengerti. Usaha apa yang jaehyun maksud sia-sia. “usaha??” ulangnya

“kau pikir aku melakukan semua sejauh ini karena aku tidak memikirkanmu?” kata jaehyun “aku tidak mau kau terseret lebih jauh lagi, tolong pahami itu”

.......

Taeyong terdiam seribu bahasa, wajahnya bingung dengan pandangan menyerngit tak senang.

Tap.. Tap..

“ayo sembunyi di mobil itu”

“itu mobil tahanan kan, kau punya kuncinya?”

Suara dua orang terdengar berjalan mendekat ke arah mobil dimana jaehyun dan taeyong berada. –taeyong mengintip dari celah pintu, mendapati dua orang polisi tengah berjalan mendekat .

“Ck.” decaknya

Satu-satunya jalan mereka harus keluar dari mobil itu, karena mereka tidak bisa kabur dengan membawa mobil tahanan tersebut, mereka tidak punya kunci.

“Arnold...Arnold” ucap taeyong menyambung ke arnold melalui airpods.

“tuan yongie, anda sudah bertemu tuan jaehyun?” tanya arnold

“ya, aku akan keluar membawa jaehyun, tapi sebelum itu tolong kami. Ada dua orang polisi sedang menuju kemari”

Arnold paham mereka sangat terdesak “baik tuan”

Arnold meyambungkan komunikasi ke tiga boneka krystal yang tersisa “wendy, kau dengar aku”

“yes, master” sahut wendy

“pergi menuju mobil tahanan dan tembak dua orang polisi yang berada di sekitar sana” titah arnold “gunakan smoke bomb”

“siap” jawab wendy

Meski suasana begitu kacau , arnold masih berharap kalaupun ada korban jiwa semoga tidak sebanyak yang dia bayangkan. Meskipun ia bekerja sama dengan para psikopat yang mengharuskan dirinya mengorbankan sesuatu , arnold tetaplah orang biasa yang masih punya hati.

.
.
Swossh~

“Kh..” lucas menyipitkan sebelah matanya begitu angin kencang menerpa wajah. Helikopter yang ditumpangi boneka-boneka krystal telah berpindah melewati sisi kanan gedung tempat lucas bersembunyi. Lucas menatap sebisa mungkin ke arah helikopter, berusaha melihat dalang dibalik kekacauan ini. Tak habis pikir dirinya bahwa semua pelaku yang ada di helikopter itu adalah wanita dan mirisnya ia bertemu dengan wanita itu beberapa waktu lalu. Mengira mereka hanyalah tamu biasa--