03. Ribut

1.6K 151 30
                                    

Hari ini Alice disuruh pulang ke Apartemen milik Alden. Apartemen yang di tinggali Alden emang terbilang mewah sedangkan Apartemen Alice hanya biasa-biasa saja dan jelas lebih nyaman di Apartemen Alden pastinya dan itulah kenapa Alden menyuruh Alice untuk tinggal bersamanya.

Alice pun membuka pintu Apartemen itu dan masuk, matanya tertuju pada Alden dan pastinya ia tak sendiri saat itu ia sedang bersama selingkuhannya, Wenda. Alice menghiraukan keduanya dan memilih masuk ke dalam kamar Alden, sambil membawa beberapa barangnya.

"Sialan," umpat Alice saat sudah memasuki kamar sambil membanting kasar tasnya ke atas tempat tidur.

Wenda yang tadinya menatap kedatangan Alice tak tidak suka dan kemudian ia malah menatap Alden dengan cemberut, seolah-olah tak terima dengan kedatangan Alice.

"Kok ada dia sih?!" Gerutuk Wenda dengan kesal.

"Kenapa?" Tanya Alden santai dan masih dengan tatapan datarnya.

"Yakan aku gak suka! Nyebelin banget sih," jawab Wenda memasang wajah kesal dan cemburu.

"Yaudah sih, kan aku sama kamu bukan sama Alice," goda Alden sambil mengecup mesra pipi Wenda.

Wenda tampak tersipu dengan godaan Alden dan dengan cepat langsung melumat bibir Alden dan dengan semangat Alden pun membalas lumatan itu dengan ganas. Entahlah, kalau sampai Alice melihat adegan ini pastinya ia akan menangis.

Di saat pacarnya sedang selingkuh di luar, Alice hanya membereskan tempat tidur Alden yang berantakan, malam itu Wenda tidur bersama Alden makanya tempat tidur bisa seberantakan itu. Tak lupa Alice juga mengganti sepreinya karena tak sudi ada bekas Wenda, dan kemudian matanya tertuju pada sebuah cincin emas yang tergeletak diatas meja dan Alice sudah yakin 100% bahwa Wenda bermalam disini dan ia tahu kalau cincin itu milik Wenda, pantas saja jika Alden tak mengunjunginya semalam ternyata sedang bersama selingkuhannya.
Setelah selesai membereskan kamar, Alice tak berniat untuk keluar sampai Wenda benar-benar pergi. Bahkan sesekali menguping pembicaraan anatara Alden dan Wenda, kadang membuatnya penasaran tentang topik pembicaraan keduanya dan bahkan ia ingin tahu apa sebenarnya yang membuat Alden nyaman dengan Wenda.

Karena merasa sangat bosan Alice memutuskan untuk mengerjakan tugas kuliahnya karena ada beberapa yang belum disiapkannya bahkan tugas yang Fadhil tak mengerti belum sempat ia kerjakan.  Saat sedang sibuk mengetik mata Alice tertuju pada Alden yang tiba-tiba masuk ke kamar dan datang menghampirinya.

"Gue pinjam uang lo dong besok gue ganti," ucap Alden sambil mengambil cincin yang tergeletak di meja.

"Berapa?" Tanya Alice yang masih tetap fokus pada layar laptop.

"Dua juta," Jawab Alden.

"Ambil aja di dompet gue, gue harap uang yang kemarin juga lo kembaliin. Gue udah gak pegang uang lagi soalnya," Balas Alice.

"Iya iya bawel lo, " Ucap Alden dengan nada kesal.

"Lagian lo perhitungan banget sih sama pacar sendiri, heran gue!"

Alice hanya bisa menghela napas gusar melihat Alden yang terlalu sering memakai uangnya bahkan uang yang kemarin lusa belum dikembalikannya, jika tidak di kasih ia pasti akan memaki-maki Alice bahkan mengatakan kalau Alice sangat perhitungan padanya.

"Besok gue gajian ntar gue ganti," Katanya lalu pergi meninggalkan Alice.

Alden emang punya kerja sampingan sebagai penyanyi di Kafe dan gajinya lumayan lah, walaupun terlahir sebagai anak orang kaya tapi ia cukup mandiri. Ia lebih memilih kerja sampingan dari pada harus meminta-minta pada orang tuanya.

***

"Yaudah deh besok gue aja yang pergi," Ucap Alice yang sedang telphonean dengan Bintang.

ALDEN  [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang