Sekitar pukul 7:15 Alden membuka matanya saat alaram berbunyi, namun saat sedang membuka mata ia di kejutkan oleh sosok Gibran yang sudah berbaring disampingnya sambil bermain game lewat Handphone. Tentu saja kehadiran Gibran membuatnya terdiam sejenak, Alden tengah berfikir sejak kapan cowok itu ada dikamarnya.
"Perasaan gue gak mabuk, kok gue gak ingat yah nih anak ada disini?" Benaknya.
"Good morning," Sapa Gibran yang membuat Alden geli mendengarnya.
"Dih! Apaan sih!" Bentak Alden kesal.
"Gue tahu selama ini gak ada yang ucapin itu sama lo, makanya gue datang khusus buat ucapin selamat pagi."
"Najis, gue jijik dengarnya. Lo, benar-benar ni orang! Lo sejak kapan disitu?" Tanya Alden dengan nada kesal.
Gibran masih saja terus menggoda temannya itu, sebenarnya kedatangan Gibran kesini adalah untuk menghibur Alden. Gibran mendapat kabar dari Bayu kalau beberapa hari ini Alden tidak masuk kerja bahkan mengurung diri di kamar. Itulah mengapa Gibran datang untuk menghibur temannya itu.
Alden kembali memejamkan matanya.
"Lo kan udah punya istri Gib," Ucap Alden dengan suara khasnya. Cowok itu masih berupaya untuk mengumpulkan kesadarannya, bahkan berharap kehadiran Gibran hanyalah mimpi.
"Yakan gue mau quality time sama lo, emang salah?"
"Salah bodoh," Omel Alden.
"Lo bangun cepat, gue mau ngomong sama lo. Penting," Ucap Gibran dengan nada serius. Cowok itu sedang tidak bercanda dan setelah itu ia langsung keluar dari dalam kamar Alden.
Alden membuka matanya, mendadak Gibran serius dan pastinya membuat Alden penasaran, ia yakin kalau Gibran seperti itu pasti memang ada hal penting yang akan ia sampaikan.
Alden pun segera bangun dari tempat tidurnya dan kemudian segera membasu wajahnya agar segar dan setelah itu menggosok giginya.
Ruang tamu
"Nih sarapan dulu," Suruh Gibran.
Alden menatap Gibran dengan tatapan bingung, ia sedikit geli dengan sifat Gibran hari ini. Cowok itu bertingkah aneh dan ini tidak biasanya Gibran seperti ini.
"Lo kenapa sih? Aneh banget," Omel Alden.
"Lo marah-marah mulu jing, udah kek Ibu-ibu PMS. Makan tinggal makan aja susah," Jawab Gibran sewot.
Alden pun segera menyantap sarapan yang telah diberikan oleh Gibran, sejak kemarin ia memang tidak makan karena tidak selera dan sekarang ia memang merasa sangat lapar bahkan perutnya keroncongan.
Sejak pulang dari Singapura kemarin ia banyak diam dan murung bahkan tidak pergi ke kantor, makan pun tidak mau, ia hanya berdiam diri di dalam kamar. Ia seperti tidak ingin menjalani hari esok, ini terlalu berat. Kejadian dulu terulang lagi padanya dan ini sangat tiba-tiba.
Setelah selesai makan, Alden pun meneguk minumannya dan kembali bertanya pada Gibran tentang hal penting yang di katakan cowok itu tadi.
"Lo harus jaga Alice," Ucapnya.
"Alice gak mau di jagain," Jawab Alden singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN [Sudah Terbit]
Teen FictionMenceritakan tentang hubungan toxic yang dialami oleh Alden dan Alice. Keduanya memilih untuk bertahan dihubungan itu karena memiliki beberapa alasan bahkan keduanya tak sanggup untuk berpisah meski hubungan yang mereka jalani sudah berada di ujung...