08. Hidup baru

1.6K 133 28
                                    

Alice menghela napas pelan sambil memejamkan matanya, semua barang-barangnya sudah ia susun rapi ke dalam tas. Besok adalah hari terakhirnya di Indonesia karena setelah ini ia akan memulai hidup baru.

Semua kenangan manis antara dirinya dan Alden sempat berputar di kepalanya hingga membuatnya tersadar bahwa hubungan mereka pernah semanis itu, tapi itu hanya sementara.

Bohong rasanya jika ia mengatakan bahwa ia baik-baik saja. Ia sedang merasa tidak baik-baik saja, melepaskan Alden begitu saja membuatnya terpukul. Dua tahun bukanlah waktu yang singkat baginya, dimana Dua tahun itu hari-harinya diisi dengan kehadiran Alden.

Hingga dimana ia merasa tidak sanggup lagi membendung semuanya, air matanya lolos jatuh membasahi pipinya. Alice menangis sejadi-jadinya hingga membuatnya sulit bernafas, ini terlalu menyakitkan bahkan ia tak pernah menyangka bahwa ini akan terjadi padanya.

***

"Gue gak bisa lanjutin ini Vin," Ungkap Alden saat ia dan Vina tengah berada di rumah orang tua Alden.

Vina mengkerutkan keningnya bingung karena mendadak Alden ingin membatalkan pernikahan mereka.

"Kamu apa-apaan sih Den?! Kamu jangan gila yah!" Ketus Vina tak terima.

"Informasi tentang pernikahan kita itu udah sampai ke kelurga besar aku, kamu mau buat muka keluarga aku dimana?" Lanjutnya.

"Gue gak bisa nikahi orang yang sama sekali gak gue cintai Vin, rasa gue ke lo itu udah lama hilang Vin. Gue juga udah pernah bilang dari lama ke lo kalau gue pengen hubungan kita berakhir tapi lo masih bersih keras buat pertahaninnya!" Jawab Alden panjang lebar.

Vina menatap Alden dengan penuh amarah, bagaimana mungkin Alden dengan gampang berbicara seperti itu apalagi pernikahan mereka tinggal menghitung hari. Vina tidak terima dan bahkan tak membiarkan hal ini terjadi.

"Lo pilih mana, gue batalin pernikahan ini sekarang juga atau gue cerain lo setelah nikah dalam jangka 2 hari. Gimana?"

"Bajingan," Ucap Vina sambil menampar Alden.

Alden tersenyum licik dan kemudian meraih bahu Vina dan menatap perempuan itu.

"Gue emang bajingan dan lo terlalu bodoh mau bertahan sama bajingan kek gue," Jawab Alden dengan suara pelan.

"Gue udah kasih lo pilihan Vina, gue tunggu jawaban lo besok!" Tegas Alden dan kemudian masuk ke dalam kamarnya dan meninggalkan Vina yang masih berada diruang tamu.

Vina tak kuasa mendengar pernyataan ini dan langsung menghubungi orang tuanya dan juga orang tua Alden, hal ini harus di bicarakan secara kekeluargaan.

Tak menunggu waktu lama, orang tua Vina dan juga orang tua Alden sudah berkumpul di ruang tamu bahkan Alden juga berada disana, malam ini ia akan menyelesaikan semuanya. Ia tak mau menjalani hidup dengan orang yang tidak ia cintai, apalagi sampai ke jenjang yang serius.

"Kamu jangan buat malu Papa sama Mama Den," Ucap Ayarsya atau lebih tepatnya Papa Alden.

Alden menatap Papanya.

"Pa, Alden udah bilang dari dua tahun yang lalu ke Vina kalau Alden gak bisa lagi sama Vina."

"Papa sendiri yang bilang ke aku kalau kita harus hidup sama orang yang kita cintai! Sedangkan Alden gak cinta lagi sama Vina," Lanjut Alden.

ALDEN  [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang