Benar kata orang. Kadang manusia harus di hukum dengan kepergian agar mengerti arti sebuah kehadiran.
-ALICE-
Mengakhiri semua ini mungkin jalan yang baik bahkan sangat baik bagi Alden, memutus hubungan dengan Vina dan menerima apapun resikonya dan melanjutkan hidupnya seperti biasanya. Tujuannya datang bukan untuk membicarakan soal pernikahan tetapi membatalkan semuanya yang telah di persiapkan.
●
•
●"Aku mau akhiri semua ini," ucap Alden di depan orang tuanya dan di depan orang tua Vina.
Tentu hal itu membuat mereke terkejut padahal pernikahan sudah dekat tinggal menghitung hari tapi mendadak Alden ingin membatalkannya.
"Aku gak cinta sama Vina, aku gak mau punya hubungan rumah tangga kaya Papa sama Mama. Menikah tanpa menjalin cinta!" Seru Alden dengan lantang.
Ia sudah berjanji pada dirinya dari dulu untuk tidak mengikuti jejek pernikahan seperti kedua orang tuanya, ia ingin menikah dengan orang yang benar-benar ia cintai.
"CUKUP! KAMU MAU BUAT PAPA MALU?!" Suara Andrea meninggi sambil menatap anak semata wayangnya itu dengan penuh amarah.
Alden juga tidak mau kalah ia berusaha agar pernikahan itu tidak terjadi.
"Kami tidak bisa membiarkan ini terjadi Pak Andrea, undangan sudah tersebar!" ucap Bastian Papanya Vina.
Tentu orang tua Vina pun tidak setuju dengan ini apalagi undangan sudah disebar, mau buat dimana muka nya nanti saat orang-orang tahu bahwa Putri kesayangannya tidak jadi menikah.
Alden berdecak kesal sambil mengela napas gusar.
"Dari dulu saya sudah bilang kalau saya gak akan pernah mau menikahi anak bapak! Tapi apa? Kalian memaksa saya," jawab Alden dengan tegas.
"DIAM KAMU!" Teriak Andrea sambil menghampiri Alden dan melayangkan sebuah tamparan tepat di pipi Alden.
Par!
Sebuah tamparan dari Andrea berhasil mendarat di pipi Alden dengan mulus, ia tidak perduli dengan rasa sakit yang berhasil membuat pipinya merah. Saat ini yang terpenting baginya bersikeras untuk membatalkan pernikahan yang akan terjadi tiga hari lagi.
"TUTUP MULUT KAMU!" Tegas Andrea.
"MAS CUKUP!" Teriak Devina, Mamanya Alden. Ia meraih tangan suaminya agar tidak menampar Alden lagi.
"Apapun ceritanya aku gak akan sudi nikahi Vina! Kita berdua gak saling mencintai, Vina milik Gibran sedangkan aku cuman bisa sama Alice! Bukan Vina," tegas Alden sambil menatap mata Papanya dalam.
"Kamu gak bisa gitu dong!" seru Rika, Mamanya Vina. Ia tidak terima jika Alden membatalkan pernikahan.
"Saya gak perduli Tante, Vina itu licik! Dia cuman mau harta saya dan sepeserpun tidak akan pernah saya berikan pada Vina!"
Keributan itu semakin menggila belum lagi Papanya yang tak hentinya menamparinya dan Alden sudah tidak tahu itu yang keberapa hingga membuat sudut bibirnya berdarah.
"Kalau kamu gak mau nikah sama Vina, Papa gak akan kasih semua harta Papa jatuh ke tangan kamu! Semua fasilitas kamu akan Papa sita," ancam Andrea sambil menunjuk wajah Alden.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN [Sudah Terbit]
Teen FictionMenceritakan tentang hubungan toxic yang dialami oleh Alden dan Alice. Keduanya memilih untuk bertahan dihubungan itu karena memiliki beberapa alasan bahkan keduanya tak sanggup untuk berpisah meski hubungan yang mereka jalani sudah berada di ujung...