05. Sebuah kebohongan

1.8K 158 17
                                    

Perlu diketahui bahwa Alden ini mempunyai circle kecil tapi sebelum itu, mereka ini sangat di segani di Kampus makanya tak heran banyak orang yang tak ingin berurusan dengan Alden atau bisa di bilang takut.

Siang itu ia kembali berkumpul bersama dengan teman-temannya di sala satu rumah yang di khususkan sebagai tempat ngumpulnya mereka.

"Alice udah tahu soal Vina," Ucap Gibran.

Alden yang tadinya tengah sibuk bermain kartu seketika menghentikan aksinya dan beralih menatap Gibran dengan tajam.

"Maksud lo apa?" Tanya Alden.

"Kenapa sih lo gak pernah mau jujur ke dia soal Vina?" Tanya Gibran penasaran.

Alden diam sambil mikir, ia bahkan tak tahu bagaimana cara menjelaskannya pada Alice.

"Alice tahu darimana soal ini?" Tanya Alden penasaran.

"Dari Bokap lo, Bokap lo nyuruh dia buat ninggalin lo. Dia baru aja nelphone gue buat tanyain keberadaan lo Den," Jawab Gibran.

Alden memeijat pelipisnye pelan untuk meredam emosinya.

"Argh! Anjing!" Umpatnya dan kemudian beranjak dari kursinya.

"Sekarang Alice ada dimana?" Tanya Alden ke Gibran.

"Kalau soal itu gue gak tahu Den, mending lo sekarang cari dia dan jelasin semuanya."

Alden tak lagi menjawab ucapan Gibran, ia langsung pergi mencari Alice dan ia masih berharap bahwa perempuan itu masih berada di Apartemennya. Perasannya sangat kacau sekarang, ia bingung harus bagaimana menjelaskannya nantinya.

***

Alice yang mengetahui soal Vina dari Papanya Alden benar-benar sangat terkejut dan apalagi Alden sama sekali tidak pernah menceritakan ini kepadanya.

Ia hanya bisa diam di pojok ruangan sambil menangis. Matanya terpejam tapi air matanya terus mengalir deras sampai dimana Alden datang.

Alden yang melihat Alice terdiam disana langsung jongkok di hadapan Alice sambil menatapnya.

"Ada berapa kebohongan yang udah lo tutupin?" Tanya Alice dengan suaranya yang serak akibat menangis.

Alden meraih pipi Alice dan kemudian mengusapnya dengan lembut.

"Maaf Lice, gue gak bermaksud buat sembunyiin ini dari lo tapi gue cuman bingung gimana harus jelasinya ke lo."

Alice tersenyum miris.

"Vina itu teman kecil gue dan sebelum kenal sama lo, gue sama Vina sempat pacaran dan memutuskan buat bertunangan dan setelah tunangan Vina mutusin buat balik ke Amerika buat selesain Kuliahnya."

Alice terdiam, mendengar penjelasan Alden malah makin menambah sakit hatinya. Ia tak pernah tahu soal ceita ini dan itu benar-benar sangat membuatnya terpukul sekali.

"Sebenarnya gue juga sala satu selingkuhan lo kan?" Tanya Alice sambil mengusap air matanya.

Alden diam, ia tak sanggup untuk menjawabnya.

"Bokap lo udah nyuruh gue buat ninggalin lo Den, lo bakalan nikahkan sama Vina kan?"

"Lice, tolong pahami gue di situasi ini. Gue benar-benar gak tahu harus apa sekarang," Pinta Alden dengan nada suara yang pasrah.

"Pahami? Gue selalu mahami lo Den tapi apa pernah lo mahami posisi gue?" Tanya Alice.

"Gue harus gimana Lice?" Lirih Alden dengan mata berkaca-kaca.

Alice hanya diam sambil menatap Alden dengan matanya yang sembab.

"Sekali lagi gue tanya ke lo, apa lo cinta sama gue Den?" Tanya Alice sambil memejamkan matanya.

ALDEN  [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang