Malam itu, Alden mendapat kabar dari Gibran kalau Alice pergi ke sala satu club dan sebenarnya ia pergi dengan beberapa orang temannya. Tapi tetap saja, dari dulu Alden paling tidak suka jika Alice menginjakkan kaki ketempat seperti itu, ia paham dunia malam dan Alden tahu bagaimana isi tempat seperti itu dan malam itu juga ia pergi menyusul Alice.
Club maalam seperti itu sudah sangat lama tidak ia datangi, hampir dua tahun. Dan malam ini, mau tidak mau ia harus masuk lagi kesana demi mencari Alice. Minuman keras seperti wine adalah favoritnya Alice, mustahil rasanya jika ia tidak minum.
Ada sedikit rasa takut dalam hatinya, ia takut jika Alice akan mabuk-mabukan disana.
Alice pergi kesana hanya untuk menghilangkan stres, ia mencoba cara yang dilakukan Alden dulu. Pergi ke club dan bersenang senang dan ternyata tidak seburuk yang ia kira, ia sangat menikmatinya. Bahkan alunan musik yang kencang dan lampu kelap-kelip itu membuat suasana semakin riuh.
Alice meminum dua gelas wine sambil tertawa dengan teman-temannya. Ia bahkan berfikir, kenapa tidak dari dulu seperti ini? Harusnya ia melakukan ini sejak dulu, bersenang-senang. Tak heran kenapa Alden betah di tempat seperti itu daripada rumah dan kini Alice sudah menemukan jawabannya.
Alice meneguk secangkir kecil minumannya sambil memejamkan matanya dan kembali tertawa bersama dengan teman-temannya. Ia bahkan tidak tahu bahwa Alden sejak tadi mencoba menghubunginya tapi sayangnya tak ada jawaban dari Alice. Kini, ia sudah minum hampir empat gelas bahkan membuatnya sedikit mual tapi Alice menghiraukannya dan lanjut minum.
Disisi lain, ada Alden yang terlihat memasuki club tersebut, ia melihat betapa ramainya tempat itu dan tentu saja jika sudah begini ia akan kesulitan dalam mencari Alice. Walaupun begitu, ia tetap berusaha untuk menemukan Alice.
Matanya terus menyelidiki setiap orang yang ada di dalam sana, bahkan ia hampir di goda oleh beberapa pelacur. Alden berjalan memasuki tempat itu semakin dalam dan berharap bahwa ia benar menemukan Alice, ia tidak akan tenang sebelum Alice ditemukan olehnya. Ia harus memastikan bahwa Alice aman.
Diujung sana, Alden melihat Alice tengah berjalan ke suatu ruangan yang Alden yakini bahwa itu Toilet. Dengan cepat, ia pun setengah berlari untuk memastikan bahwa yang ia lihat itu memanglah Alice. Jantungnya berdegub dengan kencang saat melihat Alice terlihat kesulitan untuk berjalan.
Alden menarik pelan lengan perempuan yang terlihat seperti Alice tersebut, Alden menghela nafas legah karena yang ia lihat itu memanglah Alden. Terlihat jelas dimatanya bahwa ia sangat menghawatirkan Alice, Alden langsung memeluknya dengan sangat erat.
Alice yang merasakan bahwa dirinya tengah di peluk seseorang hanya bisa pasrah dan sesekali memicingkan matanya untuk melihat jelas siapa laki-laki yang ada di hadapannya. Alice sudah setengah sadar sekarang karena ia sudah mabuk, entah sudah berapa banyak ia minum malam ini.
Alden langsung melepas pelukannya dan menatap Alice dengan tatapan khawatir.
"Alice," Panggil Alden yang berupaya menyadarkannya.
"Lo ngapain kesini?" Tanya Alice sambil merangkul leher Alden dengan mesra. Ia sudah tidak sadar lagi dengan apa yang ia lakukan.
Alden tak menjawab pertanyaan Alice apalagi cewek itu dalam keadaan mabuk, Alden tahu persis bagaimana orang yang telah mabuk. Alice sudah kehilangan kesadarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN [Sudah Terbit]
Teen FictionMenceritakan tentang hubungan toxic yang dialami oleh Alden dan Alice. Keduanya memilih untuk bertahan dihubungan itu karena memiliki beberapa alasan bahkan keduanya tak sanggup untuk berpisah meski hubungan yang mereka jalani sudah berada di ujung...