13. Bertemu kembali

2.1K 100 19
                                    

SINGAPURA

Rapat kali ini berjalan dengan sangat baik bahkan Alden disambut dengan sangat baik. Setelah rapat ini selesai, ia akan sedikit tenang dan bisa menikmati kerja sambil liburan di Singapura, lagian selama ini ia sibuk bekerja hingga lupa untuk menyenangkan dirinya sendiri.

Selama seminggu ke depan ia akan menetap disini, jangan tanyakan bagaimana perasaan Bayu saat ini. Cowok itu bahkan tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih pada Alden karena kalau bukan karena Alden ia takkan bisa menginjakkan kaki di Singapura.

Keduanya pun keluar dari ruang rapat tersebut dengan ekspresi yang sulit untuk diartikan tapi walaupun begitu, keduanya harus menjaga wibawa mereka karena ini masih di dalam gedung perushaan orang.

"Gimana Bay? Mantapkan?" Tanya Alden sambil melirik Bayu yang dari tadi senyum-senyum sendiri.

"Pak, saya kaget banget. Ini kek bukan rapat, mana santai banget dan gak bosanin lagi."

"Btw gue juga nanam saham disini, lumayan kan?"

"Lumayan sih Pak," Jawab Bayu sambil mengacungkan jempol.

Setelah berhasil keluar dari gedung tersebut, Bayu meminta ijin kepada Alden untuk berjalan-jalan apalagi semua tugas dan pekerjaannya sudah selesai jadi Bayu memutuskan untuk menenangkan pikirannya dengan berjalan-jalan.

Alden yang sudah tahu kelakuan Sekretarisnya itu pun membiarkan Bayu pergi menikmati liburannya, Alden menganggap ini sebagai bonus karena selama Bayu bekerja dengannya cowok itu  sangat giat dan konsisten dalam bekerja.

Alden membuka jas biru dongkernya dan kemudian memasukkannya ke dalam mobil, sebenarnya ia masih merasa sedikit lelah dan ingin beristirahat tapi ada beberapa hal tentang pekerjaan yang harus ia selesaikan.

Alden pun melirik sekitarnya untuk mencari Kafe agar ia bisa menikmati kopi sambil menyelesaikan semuanya.

"Pak, ini kita mau jalan sekarang?" Tanya Supir yang di perintahkan oleh Perusahaan Glorya untuk mengantar Alden ke Hotel.

"Enggak, saya masih ada kerjaan. Kamu tunggu disini aja."

Alden pun segera meninggalkan supir tersebut sambil membawa laptopnya dan beberapa lembaran kertas yang berisikan dokumen dan laporan penting.

Alden terus berjalan untuk mencari keberadaan Kafe-kafe di sekitar sana. Alden mengulas senyum ketika melihat ada sala satu Kafe yang terletak di ujung sana yang tak jauh dari tempat ia berjalan.

Saat memasuki Kafe tersebut, ia memilih duduk di Kursi yang ada di belakang dan kebetulan Kafe ini sepi jadi ia bisa lebih fokus dan santai untuk mengerjakannya. Disana Alden hanya memesan kopi latte dan cake. Alden melihat sekelilingnya, ia merasa kalau tempat ini seperti tempat anak-anak remaja untuk nongkrong karena penghuninya banyakan orang yang sedang berkencan.

Alden membuka lembaran dokumen tersebut dan setelah itu membacanya kembali untuk memastikan bahwa dokumen ini memang lengkap dan layak untuk di serahkan ke perushaan lainnya.

"Here's your order," Ucap karyawan tersebut sambil meletakkan kopi latte dingin dan cake yang Alden pesan.

"Thank you," Jawab Alden singkat.

Ditengah-tengah kesibukannya, matanya tertuju ke pintu Kafe tersebut dimana ada dua orang yang memasuki Kafe itu barusan dan keduanya sangat tidak asing. Alden memicingkan matanya dan ia tersentak kaget karena dua orang yang baru saja datang itu adalah Alice dan William.

Selama ini Alden tidak pernah tahu kalau Alice tinggal di Singapura, Alden tak pernah terpikir sebelumnya. Dulu ia mencari Alice dimana-mana dan tak kunjung ia temukan, ternyata mantan kekasihnya itu berada di negeri orang.

ALDEN  [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang