20. Menghabiskan waktu

946 53 7
                                    

Sore itu, Alden membawa Alice jalan-jalan dan Alden sangat senang karena gadis itu mau walaupun sedikit terpaksa. Alden dan Alice pergi mengunjungi banyak tempat wisata hari itu dan jujur saja itu membuatnya sangat senang. Walaupun begitu, ia masih sedikit cuek pada Alden. Tingkah Alice yang seperti itu malah membuat Alden merasa gemas karena terlihat lucu.

"Lo kenapa masih mau ngajak gue jalan?" Tanya Alice penasaran.

Alden tersenyum tulus sambil melirik Alice yang berjalan tepat disampingnya.

"Karena gue pengen ngerasain apa yang belum pernah kita rasain waktu pacaran dulu," Jawab Alden.

"Ck, Kita juga lagian udah selesai."

"Bukan masalah selesainya, gue cuman mau mgerasain ini sama lo."

Alice hanya berdecak kesal tapi Alden malah terkekeh pelan sambil mengelus puncak kepala Alice dengan pelan. Perempuan itu terlihat sangat sensitif akhir-akhir ini dan itulah kenapa Alden harus banyak bersabar dalam menghadapi Alice.

Setelah ini, Alden akan membawa Alice ke S.E.A Aquarium. Ia membawa Alice bersenang-senang kali ini karena selama ini ia belum pernah melakukan hal seperti ini dengan Alice. Menghabiskan waktu seharian berdua dan itu adalah impian Alice yang pernah ia ucapkan dulu dan sekarang Alden baru bisa menepatinya.

Disana mereka menikmati perjalanan mereka sambil melihat beberapa spesies ikan dan tentunya Alice tak bisa ungkiri bahwa ia sangat senang.

Alden memberanikan diri untuk menggenggam tangan Alice disaat cewek itu tengah sibuk melihat ikan-ikan yang berenang dan detik itu juga jantungnya berdegub dengan kencang saat merasa sesuatu menggenggam tangannya dengan hangat, spontan Alice manatap Alden yang juga menatapnya. Mata mereka saling bertemu dan Alden menggenggamnya dengan sangat erat.

Alice tidak bisa berkata-kata lagi, jantungnya sudah berdebar sangat kencang, ia sudah lama tidak merasakan hal seperti ini bahkan ia merasa seperti ada kupu-kupu yang terbang di dalam perutnya.

"Ijin yah," Ucap Alden pelan di tengah-tengah ramainya orang tapi walaupun begitu, Alice masih bisa mendengarnya dengan sangat jelas.

Alice mengangguk pelan, ia mengijinkan Alden untuk menggenggam tangannya.

"Gue akan tepati semua janji gue ke lo," Gumam Alden sambil mendekatkan dirinya pada Alice.

"Telat," Jawab Alice.

"Gue gak perduli telat apa enggaknya, gue bakalan lakuin itu demi lo."

Saat ini ia hanya ingin berada disamping Alice, Alden bahkan rela menyelesaikan semua pekerjaannya agar bisa menikmati hari-harinya di Singapura bersama dengan Alice. Ia tidak perduli berapa banyak uang yang habis asalkan ia bisa menghabiskan waktunya dengan Alice, selama ini ia hanya terpuruk dan oleh karena itu ia memilih untuk bangkit. Perlahan-lahan, Alden mencoba untuk mengambil hati Alice walaupun itu sulit, berharap agar mereka dapat akur kembali.

Alden tak berharap banyak, ia tidak berharap kalau Alice menjadi miliknya lagi. Ia hanya ingin dekat dan berada bersama Alice bahkan melindungi Alice, hanya itu yang ia mau. Kalaupun Alice tak lagi memiliki perasaan padanya, tidak apa-apa karena Alden tahu bahwa perasaan itu tidak bisa di paksakan. Yang terpenting sekarang hanyalah bagaimana ia dan Alice tetap bisa bersama, walaupun hanya sebatas teman.

ALDEN  [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang