06 | Rasa

25 10 5
                                    

Soal hati memang bahaya, bisa melumpuhkan organ lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soal hati memang bahaya, bisa melumpuhkan organ lainnya. Bahkan nyawa menjadi taruhan saat perasaan tak terbalaskan.

🕓🕓

Bel istirahat berbunyi. Para siswa berbondong-bondong pergi ke kantin, koperasi, taman, ada juga yang ke perpustakaan. Dari semua tempat, kantinlah yang paling ramai pendatang saat jam istirahat. Mereka memilih memanjakan perut sambil mengobrol bersama teman-temannya. Tak sedikit pula yang menetap di dalam kelas, bermain ponsel, mengobrol, ada juga yang memilih tidur.

"Kantin yuk," ajak Anna sambil memegangi perutnya.

"Sebentar, Na." Vita merapikan alat tulisnya lalu melirik dua orang yang duduk di depannya. "Boleh kenalan?"

Setelah sesi perkenalan tadi, Pak Riki langsung memulai pelajaran Matematika. Guru itu tidak suka diabaikan dan membenci kegaduhan. Saat seorang murid mengucapkan sepatah kata, beliau langsung mengurnya karena bukan waktunya sesi tanya jawab. Jika tak ingin dihukum, maka menurutlah dengan peraturan yang dibuatnya.

"Eh iya, kita ketemu lagi!" Vita menatap gadis berambut panjang yang dikuncir kuda, dan dia adalah Elsa.

"Ketemu di mana?" celetuk Anna sambil menatap Vita dan Elsa bergantian.

"Tadi dia nganterin aku ke ruang kepsek. Oh iya nama kamu siapa?" Vita menatap gadis yang berdiri di samping Elsa.

Gadis itu mengulurkan tangannya dan segera diterima oleh Vita. "Gue Sofia."

"Nama kalian kaya film anak-anak, ya. Jadi kaya di dunia dongeng nih," ucap Vita sambil terkekeh pelan.

Anna mengangguk setuju. "Iya, kita dijuluki ratu dongeng di sekolah ini."

"Wah keren, terus aku ngerusak julukannya dong?" Vita tersenyum masam.

"Ish apaan sih, enggak penting kok. Udah lah yuk ke kantin, gue laper banget," rengek Anna dan disetujui ketiganya.

Di lain tempat, Raga dan kawan barunya sedang asik bercengkerama di pojok kantin. Bukan tanpa alasan, tpat itu selalu menjadi rebutan, karena di sana tak dilalui para siswa. Mereka duduk melingkar di depan meja bundar sambil menikmati jus jeruk dan camilan kesukaan sejuta umat, apalagi kalau bukan kentang goreng dan cocolan saus pedas?

"Guys, nanti ada yang bisa anter gue beli motor?" tanya Raga setelah menyesap jus jeruk miliknya.

"Widiihh ... banyak duit lo!" Leo melempar kentang goreng ke arah Raga, langsung saja ditangkap oleh mulut laki-laki itu.

"Gue free sih, kuy lah sekalian jalan," timpal Regan dan diangguki oleh Leo.

Raga melirik Saga. Tatapannya lurus ke depan, sangat fokus hingga tak berkedip. Raga mengikuti arah pandangan laki-laki itu, ternyata sedang mengamati seorang gadis yang tengah meminum milkshake coklat. Dia adalah adik kembarnya, Vita.

Detak-Detik [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang