"Y-yeonjun?"
"Hey, Ada apa dengan mu? udah jangan menangis" ujar pria yang baru saja memeluk Soora dan sesekali mengelus kepalanya.
Soora mendongak dan melihat sekelilingnya, "Kau benar Yeonjun? mengapa tiba-tiba aku ada dikamar?" Yeonjun mengerutkan keningnya bingung. Ia melepaskan pelukannya.
"Lah? Bukannya kau sedari tadi disini? Aku mencari mu dan aku menemukanmu dikamar ini sedang menangis" soora ikut mengerutkan keningnya dan menggeleng antusias.
"Tidak, Tadi aku ada di ruang tamu, jun. Aku benar-benar melihat semuanya, Dan..E-eunbi menyeramkan, m-matanya berdarah. semuanya mengerikan, Dan bagaimana dengan Yera? Dia pingsan! Tolong selamatkan dia" Yeonjun tersenyum dan mengelus pelan rambutnya dan sesekali menghapus air mata soora.
"Mungkin kau lelah, hingga kau mimpi buruk. Sedang apa saja kau tadi? Hingga seperti ini, hm?" tanya Yeonjun.
Soora menggeleng, "Yeonjun, aku tidak bercanda. Aku benar-benar melihat semuanya!" pekik Soora, sambil mendorong Yeonjun.
"Shhut, udah. Mau liat mereka?" tanya yeonjun yang menenangkannya. Soora terdiam, hingga pintu kamar terbuka dan menampilkan Yera dan Eunbi yang tampak baik-baik saja.
"Ra, kau benar-benar tak apa?" tanya Yera saat duduk di samping kasur. Eunbi ikut khawatir dengan Soora.
"Kau mimpi buruk hingga seperti ini. Awalnya aku terkejut saat kau tiba-tiba berteriak sendiri dan menangis, dan juga kau meminta bantuan sendiri" ujar Eunbi.
Tidak mungkin, ia bisa merasakannya jika kejadian itu benar-benar nyata. Soora menggeleng tidak yakin. Ia memijit keningnya sendiri.
"Bagaimana jika kalian mengingap disini saja? Ada kamar lebih disini, jika Soora kenapa-napa, kalian tidak kesusahan" tanya Yera, Yeonjun berpikir sejenak.
"Kau bisa membawa teman mu juga kesini" sial, Yeonjun tersentak saat Eunbi mengetahui isi pikirannya. Akhirnya pun Yeonjun mengangguk.
>>•<<
Hingga di tengah malam, ke empat pria itu sudah datang dan mereka semua sudah tertidur sedari tadi. Namun, soora masih saja memikirkan tentang apa yang terjadi tadi.
Ceklek..
"Kau masih belum tidur juga?" tanya pria yang baru saja membuka kamar soora, soora menoleh dan tersentak melihat pria itu.
"A-aku belum ngantuk" pria itu mengangguk. Seharusnya ia tahu jika pria itu bisa membaca pikirannya.
"Tidak usah berbohong, untuk apa kau terus memikirkan teori itu? Kau rela tidak tidur hanya mementingkan kode-kode itu" soora membelakkan kedua matanya terkejut.
"M-maksud mu-"
"Kau hanya ingin tahu tanggal kematian mereka dan ingin menyelamatkan nya? Tidak, itu semua sudah ditentukan takdir. Kau hanya perlu tahu inti siapa pelaku dari semua ini" ujarnya dan pergi dari kamar soora.
"Tunggu! Taehyun!" ia membuka pintu kamar nya, kini ia mulai ketakutan. Beberapa orang memakai jubah hitam berbaris tak jauh dari depan kamarnya.
Ia segera menutup pintu kamarnya dan tidak lupa menguncinya. Ia membalikkan tubuhnya, badan itu terasa sangat lemas ketika melihat wanita di pojok kamar. Dia bisa melihat dirinya sendiri.
Wanita itu, sangat mirip dengan dirinya yang sekarang. Wanita itu mendekati soora dan siap untuk mencekik diri nya. Ia berteriak saat merasakan sesak dilehernya dan kesulitan untuk bernapas. Wanita ini mengeratkan cekikkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Inner Eye's [REVISI] + [HIATUS]
Horror"Kau bercanda kan? Sama sekali tidak mungkin" Tiga gadis, dengan kemampuan masing-masing yang tidak mungkin dimiliki manusia normal atau bisa dibilang manusia yang dapat mengendalikan dan melihat objek yang tidak dapat dilihat oleh manusia biasa. ...