#24. Pria Menyebalkan

71 13 3
                                    

Soora, terus menangis di tiap malamnya, dengan badan yang sedikit tidak enak. Ia menyesal, jika ia tidak terlambat, tidak akan terjadi seperti itu mungkin. Seketika ia berhenti menangis, ia menurunkan kaki itu dari kasur dan berjalan menuju lemari untuk mengambil sesuatu yang ia maksud.

Ia mulai mengambil pelan kotak kecil yang basah akibat hujan deras kemarin namun tidak dengan dalamnya. Ia kembali ke atas kasur dan memandangi kotak itu. Ia mulai pelan membuka kotak itu, ia mendapati boneka kecil, dengan sebuah buku di bawahnya, tidak lupa dengan secarik kertas yang ada di dalamnya

Ia mengambil boneka itu dan buku dibawahnya. Ia semakin ingin menangis saat melihat novel yang pernah ia lihat sebelumnya. Ia mengambil kertas itu dengan perlahan, dan membacanya.

Hai! Apa kau senang dengan hadiahku? Aku tidak tahu harus memberi apalagi, jadi aku hanya memberi itu pada mu. Dan novel yang ingin kau beli kemarin, benar begitu? Semoga kau suka semua ini..

Dan begitu juga dengan diriku, aku terus merasakan detak jantung mu saat bersama ku. Aku tahu kau menyukai ku, tapi kemarin mengapa kau malah ingin menolak? Haha, tidak aku bercanda. Ngomong-ngomong, aku mohon padamu untuk tidak terus memakan roti dan susu. Makanlah makanan yang kenyang, seperti nasi misalnya? Ya, itulah aku ingin badan mu teriisi sedikit, haha

Aku berterima kasih atas semuanya. Walau kita baru saja resmi dua hari yang lalu, tapi aku merasa senang karna aku tidak terlambat memilikimu.

Jangan menangisi ku terus, aku sudah tahu. Jika hidupku akan berakhir di hari dimana kita bersenang-senang, karna aku sudah mengetahui takdirku. Aku juga tidak tahu mengapa takdirku seperti ini. awalnya aku terkejut saat di pemakaman taehyun, ya aku terkejut melihat nama ku tertulis di salah satu batu nisan disana. Aku pikir itu orang lain, ternyata diriku dimasa lalu.

Maafkan jika aku sudah mengecewakan mu, dan maaf aku tidak bisa menjagamu untuk selamanya. Aku harap kau bahagia, saat tidak ada diriku. Begitu juga dengan teman-teman ku, tolong jaga mereka. Hanya segini saja, aku tidak tahu harus menulis apa lagi.

Aku akhiri ini, aku Choi Yeonjun.  Aku menyayangi seorang yang bernama Park Soora, dimana wanita yang sudah menjadi milikku, namun kini sudah berakhir.

Selamat tinggal

- Choi Yeonjun

Tetesan air itu jatuh di atas kertas yang ia pegang. Ia mengambil buku novel itu, ia mengelap air mata itu dan membuka tiap lembar buku itu. Hingga ia menemuka tulisan di ujung lembar, tepat di chapter ke 10 yang berjudul 'Lovely'.

'Hai! Semangat membacanya!'

Ia terus menangis, tidak tahan dengan semua yang ada di hadapannya. Merasakan sesak pada lehernya, ia terus menangis dalam diam. Ia tidak tahu harus melakukan apa lagi.

Ceklek..

Ia merasakan seseorang berdiri di ambang pintu, ia menoleh dan melihat pria sedang melipat kedua tangannya di dada.

"Kau terus menangisinya semalaman?" Soora tersentak, ia mengelap air mata yang terus mengalir itu dan kembali menatap pria yang berdiri di depan pintu.

"Menangisinya dan menyalahkan diri sendiri pun adalah hal yang paling bodoh yang kau lakukan. Kalau pun kau menyesal hingga tulang mu patah atau darah mu kering, apa ia akan kembali untukmu? Tidak, tidak akan pernah" perkataan yang mampu membuat napas Soora tercekat dan tidak tahu harus berbicara apa.

"Lebih baik kau tidur dan lupakan semua ini dan berhentilah memikirkan teori itu, tidak ada gunanya. Kau tidak bisa menolong mereka, itu sudah takdir mereka, akan mati di saat waktunya" ujar pria itu dan segera ingin keluar dari kemar Soora.

The Inner Eye's [REVISI] + [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang