Bagian 4

672 65 2
                                    

.

.

Denting musik yang menggema di seluruh penjuru club yang semakin malam malah semakin ramai.

Tepat di pojok ruangan terdapat dua orang pria tampan yang saling meneguk minuman yang ada di meja itu dengan santai. Sosok pria yang satu sepertinya sedikit mabuk dan satu pria lagi masih sangat sadar.

Bright sebagai pihak yang masih sadar disini hanya menatap datar sosok yang sudah sedikit mabuk dihadapannya itu. Dia tak habis pikir ada apa dengan sahabatnya ini . dengan bicara yang sedikit terkesan ngawur tetapi ketika ditanya Win tak menjawab hanya menutupinya dengan gurauan yang menjengkelkan sebagai ciri khas nya.

Tidak terasa lebih dari 3 jam mereka menghabiskan waktu bersama di sebuah club ini dan Bright pun membawa Win untuk pulang ke asrama meskipun dengan sedikit paksaan. karena menurut Bright , Win yang seperti ini sangat menjengkelkan.

Dengan sedikit kesusahan akhirnya Bright berhasil membawa nya ke dalam kamarnya dan membaringkan sosok itu di ranjang dengan posisi tak elit.

Bayangkan saja, badan Win menguasai ranjang dengan posisi tidur terlentang dengan tangan melebar kesetiap sisi ranjang , jangan lupakan tingkahnya yang menurut Bright sangat memalukan . Bagaimana tidak Win sedang meracau tidak jelas dan sedikit membuka kancing kemeja yang dia gunakan terkadang tangan nya berpindah menggosok kan pada dada nya , dan itu sontak membuat Bright menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya ini.

' sejak kapan Win seperti ini? terlihat binal. aku yakin kalau dia dibiarkan sendirian di club tadi akan ada pria brengsek yang berusaha mendekatinya. cih '

Membayangkan saja membuat Bright frustasi , meskipun Win tergolong terlihat seperti sesosok seme pada umumnya kalau dilihat dari postur tubuh tapi tidak dengan muka atau tingkahnya.
Karna tanpa sadar terkadang Win menunjuk kan sisi menggemaskan di depan Bright meskipun itu mungkin bukanlah sebuah kesengajaan. Dengan gigi kelincinya ketika menyunggingkan senyum yang merekah bisa membuat para pria dominan yang akan melirik Win .

Meski begitu tampaknya Bright biasa saja , ya karena adalah dia lelaki normal dan masih menyukai wanita cantik dan berdada padat . Dan itulah yang ia dapat dari sosok Jennie yang akhirnya dia menerima gadis itu menjadi pacarnya.

Selain Jennie adalah teman masa kecil nya dan pasti dia juga tau apa saja yang terjadi selama ini di keluarga nya. Keluarga Bright memang tak harmonis seperti keluarga yang lain. Sejak kecil dia telah terbiasa menjalani hidup seorang diri. Orang tuanya yang terlalu sibuk dengan pekerjaan dan terkadang saking workaholic nya mereka sepertinya sempat berpikir kalau mereka tak mempunyai anak , setidaknya itu yang ada di pikiran Bright selama ini.

Tak jarang orang tuanya bertengkar karena nya . Sang ayah menginginkan istrinya lebih bisa mengurus anak semata wayang nya itu dan diam dirumah menjadi ibu rumah tangga pada umumnya, tapi dilain pihak sang istri juga ingin bekerja dan menjadi wanita karir yang sukses . Terkadang juga pertengkaran yang dilandasi rasa cemburu entah itu sang ayah yang curiga terhadap ibu Bright atau malah sebaliknya. Itulah mengapa Bright merasa hidup disana seperti di neraka selama ini.

Tiap mereka bertiga dalam satu atap akan selalu ada pertengkaran yang terjadi dan hal itu pula yang membuat Bright sering sekali kabur dari rumahnya . Bahkan ketika kabur pun Bright tak akan di cari, sepertinya orang tuanya sudah lupa akan hadirnya anak di rumah itu . Mereka hanya menganggap mungkin anaknya sedang ada tugas di luar atau sudah tidur dikamar karena sering nya mereka pulang malam.

Saat kecil hanya Jennie yang menemani Bright kecil yang saat itu sangat bingung akan keadaan rumahnya , dan kebetulan gadis itu tinggal satu komplek dengan Bright tinggal . Bright kecil yang kesepian itu cukup senang karena bisa berteman dengan gadis yang baru dia kenal sampai akhirnya dia menganggap nya sebagai adik pada awalnya .

TOXIC BRI! [END ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang