.
Rumah Sakit Udon Thani
Setelah menempuh jarak yang cukup panjang yaitu sekitar 6 jam perjalanan dari Bangkok ke Udon Thani , akhirnya Bright dan Win sampai di rumah sakit tempat Ayah Win dirawat. dengan langkah panjang dan cenderung terburu - buru Win segera menuju kamar sang ayah setelah menghubungi sang ibu dimana letak ayahnya di rawat.
Dari kejauhan Win dapat melihat ibunya sedang duduk di depan kamar ayah nya sedang di tangani. Ibunya nampak sangat kacau dan gurat lelah sangat kentara disana meskipun kesan elegan nan cantik masih lah jelas terlihat di usianya yang hampir menginjak kepala lima itu.
" Ibu ,bagaimana keadaan ayah ? " . Ibunya yang melihat anaknya telah datang hanya dengan senyum lemah serta lelehan air mata yang masih tertinggal disana hanya bisa memeluk sosok anak semata wayang nya itu.
" Ayah sedang ditangani didalam, tadi Ayahmu sempat pingsan karena menahan sakit perutnya, kita berdoa saja supaya semua baik - baik saja nak " . lanjutnya lalu melepas pelukan nya dan menatap putranya yang dia sayangi . mengelus pipi Win serta senyuman yang begitu Win rindukan.
Win memang jarang pulang bukan karena dia betah di Bangkok atau melupakan keluarganya tapi , karena selain letak Bangkok dan Udon Thani yang terlampau jauh dia juga harus berhemat untuk tidak merepotkan orang tuanya . meskipun hal itu orang tuanya tidak merasa direpotkan sama sekali tapi Win sangat memikirkan semuanya.
.
.
Lama berselang dokter yang memeriksa ayahnya keluar dan sontak pasangan ibu dan anak itu langsung menghampiri sang dokter untuk menanyakan bagaimana keadaan sang suami juga ayah nya.
" sejauh ini keadaan sekarang sudah mulai stabil cuma usahakan untuk kedepan dijaga pola makan dan juga tekanan darah nya, takut nya akan berpengaruh terhadap jantung nya. Tolong juga obatnya rutin diminum karena lambung nya sudah benar-benar akut. Kalian berdoa saja supaya beberapa hari kedepan keadaan nya semakin membaik , saya permisi "
Sepeninggalnya dokter ke tiga nya langsung masuk ke dalam ruangan dan disambut dengan senyum lemah yang langsung membuat Win menangis melihat keadaan sang ayah. Win mendekat dan memeluk ayahnya yang terbaring .
" Ayah aku merindukan mu , maafkan aku yang masih belum bisa menjadi anak yang kau banggakan " . Win benar - benar sedih ketika sang ayah sedang terbaring lemah tapi dia belum menjadi orang yang sukses yang dapat membiayai semua kebutuhan keluarganya. Dia hanya merasa malah menjadi beban untuk keluarganya.
Disaat seharusnya Win bisa menyenangkan keluarganya yang ada dia malah membebankan semua nya kepada sang ibu yang menjadi tulang punggung mereka selama ini meskipun sang usaha sang ibu memang lumayan ramai.
" Kau jangan berkata seperti itu nak , ini semua sudah takdir dan berhenti menyalahkan dirimu sendiri, Ayah baik - baik saja " . ucap sang ayah memberi penjelasan kepada Win.
Win melepas pelukan sambil duduk disamping sang ayah dengan membersihkan sisa air matanya dan sedikit senyuman diwajahnya meskipun dia masih tetap berpikiran dia lah beban mereka selama ini.
" Ayahmu benar Win bagaimanapun kau masih lah tanggung jawab ayah dan ibumu, yang harus kau pikirkan sekarang adalah bagaimana sekolah mu disana karena sebentar lagi kau akan lulus dan menjadi mahasiswa "
" Kau harus belajar yang rajin dan menjadi orang sukses disana ,kami sebagai orang tuamu hanya bisa mendoakan mu yang terbaik dan semoga kau selalu bahagia nak " . lanjut sang ibu dengan sedikit meneteskan air mata nya kembali ,kali ini ada sedikit rasa haru dan bahagia bahwa Win anaknya yang selama ini sangat manja pada mereka bisa mulai bersikap dewasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC BRI! [END ✓]
Ficción GeneralHanya kisah bagaimana Bright & Win memulai persahabatan dan juga cintanya . " kau tidak punya teman bukan disini ? , baiklah aku akan menjadi teman mu mulai sekarang " " BERHENTI BICARA OMONG KOSONG BRIGHT BRENGSEK " BRIGHT & WIN