Pagi - pagi sekali bahkan kicauan burung pun belum terdengar, namun ada suara dering ponsel cukup memekakan telinga Bright maupun Win yang masih tertidur dengan pulas.
Waktu kala itu menunjuk kan pukul setengah enam pagi, namun dering ponsel tidak berhenti berdering. Bright segera mengambil ponsel nya dan mengangkat tanpa melihat siapa penelepon itu.
" Hari ini kau ke kantor Ayah , kita akan mengadakan Rapat disana ". Cukup singkat namun dapat membuat mata Bright langsung terjaga dan melihat ponsel nya, ternyata benar itu dari Ayah nya.
Bright menaruh kembali ponsel tersebut dan kembali melanjutkan tidur sampai Win yang ikut terbangun pun bertanya ada apa, sambil bergumam Bright menjawab pertanyaan Win.
" Siapa? ". Tanya Win sambil mengucek matanya sebentar.
" Ayah, dia memintaku untuk datang ke kantornya hari ini ". Balas Bright kembali memejamkan matanya untuk kembali melanjutkan tidur yang sempat terganggu itu.
Karena telah terbangun Win tak bisa tidur lagi, untuk itu dia bangun dan mandi lalu kemudian menyiapkan sarapan untuknya dan untuk Bright sebelum mereka berangkat bekerja.
••••••••••
Bright berjalan santai memasuki gedung perusahaan milik Ayah nya. Bright mengira mereka akan mengadakan rapat direksi disini, namun pikiran Bright salah, dia mendapat pesan kalau ini hanya rapat yang dilakukan oleh Ayah nya serta Bright saja.
Bright memasuki ruangan Ayahnya. Disana tampak sang Ayah sedang duduk menikmati secangkir kopi di hadapan nya. Bright yang datang segera duduk menghampiri sang Ayah.
" Ayah sudah membatalkan pernikahan ini kepada keluarga Panichtamrong ". Pernyataan dari sang Ayah membuat Bright untuk sejenak melebarkan matanya. Tidak pernah ada dalam pikiran nya bahwa pembatalan ini akhirnya datang dan sesingkat ini. Bright tersenyum senang saat ini.
Sang Ayah sekilas tersenyum dan kemudian melanjutkan " Namun karena pembatalan sepihak ini membuat perusahaan kita mengalami kerugian karena memang sejak awal ini bukan hanya sekedar perjodohan belaka namun juga ada kerja sama didalamnya, dan ketika perjodohan ini batal tentu berpengaruh ke perusahaan kita saat ini ".
" Lalu seberapa parah kerugian itu ? ". Bright tentu sempat melupakan fakta ini, namun tentu hal ini pasti akan terjadi kalau perjodohan ini dibatalkan. Ya Bright sejak awal memahami bahwa perjodohan ini bukan hanya tentang Bright yang mencintai Jennie kala itu.
" Tak bisa dibilang parah tapi juga tak bisa dianggap sepele, kemungkinan setelah ini kau akan disibuk kan dengan tugas mu membuat perusahaan kita menjadi stabil dan ini konsekuensi yang akan kau dapat kan. Anggap saja ini tantangan sebelum kau menjabat menjadi CEO suatu saat nanti ". Jelas sang Ayah kepada Bright.
" Satu lagi Ayah juga ingin Win mengurus cabang perusahaan kita yang lain dan itu syarat mutlak dari Ayah. Ayah tidak ingin keluarga Chivaaree dipandang rendah oleh kolega - kolega yang lain ". Lanjut sang Ayah, hal itu membuat Bright berpikir soal Win.
" Aku akan bicarakan nanti kepadanya ". Balas Bright.
Setelah itu mereka kembali membahas tentang pekerjaan serta beberapa urusan lain nya hingga baru tengah hari Bright kembali ke kantor nya sendiri.
•••••••
Bangkok kala itu menunjuk kan keindahan setelah beberapa saat lalu dilanda hujan, kali ini matahari berwarna orange yang cerah menyinari beberapa sudut kota Bangkok membuat kota yang selalu padat tersebut kembali hangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC BRI! [END ✓]
General FictionHanya kisah bagaimana Bright & Win memulai persahabatan dan juga cintanya . " kau tidak punya teman bukan disini ? , baiklah aku akan menjadi teman mu mulai sekarang " " BERHENTI BICARA OMONG KOSONG BRIGHT BRENGSEK " BRIGHT & WIN