London, June 2018
Kemarin malam begitu pesawat yang mereka tumpangi dari Soetta mendarat di London City International Airport setelah menempuh hampir 17 jam perjalanan dengan satu kali transit di Amsterdam, keduanya langsung diantar oleh supir taksi menuju Treehouse Hotel yang terletak di sekitar kawasan Marylebone dengan jarak tempuhnya dari bandara kira-kira satu jam perjalanan. Lalu setibanya di hotel dan menunjukkan masing-masing kartu identitas mereka, Jef dan Joyce langsung diantar menuju kamar yang segala tetek-bengek reservasinya sudah diurus sejak jauh-jauh hari dengan bantuan koneksi yang dimiliki Krystal dan Jessica.
Pagi menjelang siang harinya ketika cuaca di London sedang hangat-hangatnya, Jef dan Joyce baru memulai honeymoon trip hari pertama mereka dengan menyusuri Westminster Bridge—jembatan yang menghubungkan Westminster di sisi barat dan Lambeth di sisi timur—sepanjang 250 meter yang terletak tepat di atas Sungai Thames.
Joyce sudah pernah mengunjungi London beberapa kali untuk keperluan business trip, dan dia tidak pernah bisa dibuat berhenti merasa takjub setiap kali curi-curi waktu di antara kesibukannya untuk jalan-jalan di sekitar kota metropolitan Inggris Raya yang setiap sudut tempatnya menyimpan banyak sejarah tersebut.
London was born with the intent of showcasing everything sweet, styled, and straight-up pretty. Tingkat kriminalitas yang kerap kali terjadi di dalam transportasi publiknya pun tidak setinggi New York, Jakarta, atau kota-kota metropolitan lainnya. Itu sebabnya dulu ketika mendapat kesempatan melakukan business trip ke London, Joyce tidak merasa khawatir menaiki busway setiap kali merasa ingin jalan-jalan untuk menghirup udara segar di sekitar Westminster Bridge yang jarak tempuhnya kira-kira 10 – 15 menit dari hotel tempatnya menginap.
Kalau waktu itu Joyce hanya sendiri menyusuri Westminster Bridge sekadar untuk refreshing dan beristirahat sejenak dari kesibukannya dengan melihat-lihat city's skyline-nya London yang menampilkan barisan gedung-gedung bersejarah, maka sekarang ada orang lain yang menemaninya dengan berjalan tepat di sebelahnya sambil mengisi sela-sela jemarinya dan menyimpannya dalam genggaman erat seakan-akan dia takut kalau sewaktu-waktu Joyce akan menghilang dari pandangannya.
Seseorang yang setahun lalu dengan mudahnya membuat dia tertarik hanya melalui sikap dan tutur-katanya selama mereka duduk bersebelahan selama beberapa jam di dalam pesawat. Seseorang yang mampu membuatnya jatuh cinta hanya dalam waktu 11 hari. Dan seseorang yang akan dengan bangga dia sebut sebagai suaminya sampai bertahun-tahun ke depan nanti.
"Kenapa boarding pass kemarin masih disimpan segala?" Jef bertanya ketika Joyce memotret dua buah kartu boarding pass dengan nama Mr. dan Mrs. Liu yang dia pegang di salah satu tangan dan menghadapkannya ke arah Big Ben—sebuah menara jam raksasa yang terletak di sebelah utara Istana Westminster. Diangkatnya salah satu alis sambil memasang raut wajah jahil ketika menebak. "Mau pamer ke sosmed ya kalau kamu lagi honeymoon bareng suami kamu yang ganteng ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPERFECTLY PERFECT
RomanceThe beauty of love lies in its imperfections. There is always beauty in things that are odd and imperfect and being flawed is not always a bad thing. Being in love in the blink of an eye isn't the exception. It's perfect and imperfect at the same ti...