PART 1 — Karma's Bitch, Isn't It?
"She'll get what's coming to her. Karma's a bigger bitch than she is."
The Sisters of Quiet Mercy — Savannah, Georgia
Di atas sepatu hak tingginya yang runcing, wanita yang masih tampak anggun di usianya yang tidak lagi muda itu melenggang menyusuri koridor panjang dan luas mengikuti seorang perawat di depannya. Sama sekali tidak dipedulikannya suasana suram yang melingkupinya. Pikirannya masih belum benar-benar jernih karena sekitar seminggu sebelumnya, reputasi keluarganya yang selama ini dia jaga baik-baik hancur sampai ke titik terendah setelah kabar tentang putri sulungnya yang terlibat dalam penculikan dan percobaan pembunuhan lalu dikurung di Sisters of Quiet Mercy tersebar.
Begitu dia tiba di depan pintu bangsal berwarna kelabu dengan nomor A-3048, satu orang penjaga yang ada di sana dengan sigap mengeluarkan kunci untuk membuka gembok rantai yang menggerendel gagangnya. Ketika pintu tersebut akhirnya terbuka, hal pertama yang dilihat oleh Esther Park adalah Roseanne—putrinya—yang duduk bersandar di atas ranjang dengan masing-masing pergelangan tangan diborgol pada penyangga besi di kedua sisi tempat tidur. Rambutnya sedikit kusut dan berantakan, wajahnya pucat, dan ada lingkaran hitam samar di bawah matanya.
"Selama sesi terapi intensif yang dilakukan sejak dia dibawa kemari, Ms. Park diduga mengalami Gangguan Identitas Disosiatif." Perawat yang tadi mendampingi Esther untuk mengunjungi Rose di kamarnya memberitahu. "Kepribadiannya yang lain sudah muncul sejak dia masih remaja. 'Dia' masih belum memberitahu alasan kemunculannya." Kata 'dia' yang digunakan oleh perawat tersebut merujuk pada kepribadian Rose yang lain. "GID biasanya merupakan suatu reaksi terhadap trauma sebagai cara untuk membantu seseorang menghindari kenangan buruknya. Mungkin pernah terjadi sesuatu yang traumatis pada Ms. Park ketika dia masih remaja dulu?"
Esther tidak langsung menjawab pertanyaan Rose. Dia justru melangkah lebih dekat, berniat berbicara padanya dari hati ke hati selayaknya ibu dan anak pada umumnya. Namun langkahnya spontan terhenti ketika tatapan Rose yang semula tampak kosong berubah menjadi begitu tajam.
"Get me out of here!" Rose—atau lebih tepatnya kepribadian lain yang sedang mengendalikannya—berusaha memberontak. Dia menghentak-hentakkan kedua tangannya yang diborgol sambil terus menatap tajam ke arah Esther. "You're my mother! Get your daughter out of here! Let me go!!"
Esther menggelengkan kepalanya perlahan dan mundur satu langkah, batal mendekati Rose yang saat ini sedang dikendalikan oleh kepribadian lain yang menempati pikirannya selama ini. "You're not my daughter. My daughter isn't a murderer. Tidak sengaja membunuh seekor kupu-kupu saat masih kecil saja Roseanne-ku bisa langsung menangis sepanjang hari. Putriku tidak akan pernah sampai hati berusaha membunuh seseorang."
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPERFECTLY PERFECT
RomanceThe beauty of love lies in its imperfections. There is always beauty in things that are odd and imperfect and being flawed is not always a bad thing. Being in love in the blink of an eye isn't the exception. It's perfect and imperfect at the same ti...