"Sometimes, in any moment of decision, the best thing you can do is the right thing and the worst you can do is nothing."
— Jeffrey Liu
***
JAKARTA, SEPTEMBER 2020
Duduk sambil menyandarkan punggungnya pada sofa, Joyce memejamkan kelopak matanya dengan ekspresi damai ketika mendengar alunan lembut dan menenangkan dari piano yang sedang dimainkan oleh Jef. 'Air on a G String' dari Johann Sebastian Bach—salah satu dari beberapa alunan musik klasik yang paling sering didengarkan oleh Joyce semenjak dia hamil Nathaniel.
Sejak sebelum hamil atau menikah pun, Joyce sebenarnya sudah menyukai musik klasik—mengingat musik klasik punya efek ajaib mampu meredakan stres dan penat yang seringkali dia rasakan karena beban pekerjaan. Hanya saja sejak dia mengandung Nathaniel, entah kenapa kesukaannya terhadap alunan musik klasik jadi semakin menjadi-jadi. Ditambah lagi permainan piano Jef selalu berhasil memanjakan telinganya. Tidak heran karena sewaktu masih anak-anak dulu, suaminya itu sering ditunjuk jadi piano boy setiap kali ada kerabat keluarganya yang menikah. Joyce harap Nathaniel bisa menjadi sama multitalenta-nya seperti papanya saat dia sudah besar nanti. Lebih dari itu, Joyce harap putranya akan tumbuh menjadi laki-laki bertanggung jawab dan penuh kasih sayang seperti Jef suatu saat nanti.
Bicara soal tanggung jawab dan penuh kasih sayang, Joyce sama sekali tidak melebih-lebihkan. Selama bersama Jef—entah itu ketika mereka masih pacaran atau sudah menikah—Joyce merasa kalau kedua sifat tersebut lekat sekali dengan sosoknya. Hal itu juga yang kemudian membuatnya semakin dibuat jatuh hati pada Jef setiap harinya. She's totally whipped by him and vice versa. Meskipun kalau boleh jujur, Joyce sebenarnya merasa kurang yakin dengan alasan kenapa Jef bisa sama tertariknya padanya sejak pertemuan pertama mereka di dalam pesawat hari itu, sebab setiap kali dia bertanya, Jef akan menjawab dengan:
"Kamu cantik, anggun, mandiri, elegan, dan sedikit wild karena selalu berpenampilan seperti femme fatale sejati. Although, you still totally my type." Selalu alasan ini yang Jef gunakan setiap kali Joyce bertanya alasan kenapa laki-laki itu merasa tertarik padanya. "Lebih dari itu, aku merasa tertarik sama kamu karena kamu sederhana dan nggak terlalu berlebihan dalam hal apapun. I like that part of you, Joyce. Mau tau apa yang bikin aku makin suka?" Jef mengangkat kedua alis tebalnya sambil mengulas senyum. "The spark in your soul that can spark the deepest part of me—my soul. If that isn't true love, Joyce, then please tell me what is that."
Joyce membuka kelopak matanya dan tersenyum ketika memandangi punggung lebar Jef yang berada di balik piano—masih memainkan deretan nada terakhir dari 'Air on a G String' milik J.S Bach. Dia benar-benar bersyukur bisa mendapatkan seseorang seperti Jef dalam hidupnya. Bersyukur juga karena hari itu dia yang ditunjuk langsung oleh Pak Ruly untuk menggantikan tugas dinas rekannya yang sedang cuti melahirkan sehingga mereka bisa dipertemukan. "Jef?"
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPERFECTLY PERFECT
RomanceThe beauty of love lies in its imperfections. There is always beauty in things that are odd and imperfect and being flawed is not always a bad thing. Being in love in the blink of an eye isn't the exception. It's perfect and imperfect at the same ti...