19. Jogging

2 0 0
                                    

H-19. Minggu. 06.00

Felisa sudah siap dengan celana training dan kaos berbahan jersey-nya. Ia memakai sepatu olahraga yang berasal dari brand New Balance. Flexing dulu wkwk.

Saat keluar rumah pun masih belum cukup terang. Namun, warna langit sudah sedikit berwarna orange. Kesurupan apa ia hari ini, tiba-tiba ingin joging. Ia mulai berjalan dari rumahnya menuju simpang.

Entah ia lupa atau bagaimana, sebenarnya jarak antara rumahnya dengan simpang cukup jauh jika hanya jalan kaki. Tapi mungkin tidak terasa baginya. Ia sudah sampai simpang sekarang.

Menoleh ke kanan dan kiri. Tidak terlalu ramai, tidak terlalu terik juga.

"Pas."

Ia mulai sedikit berlari mengelilingi simpang. Dan hingga ke putaran kedua, ada seseorang yang menyesuaikan langkah di sampingnya.

Felisa tidak berhenti. Ia hanya menoleh pada orang itu. Ravel juga menoleh pada Felisa. Mereka saling toleh-menoleh. Tidak ada kata.

Sampailah Felisa pada putaran ketiga. Setelah itu, ia mulai berjalan perlahan sebagai pendinginan. Hal yang sama dilakukan oleh Ravel.

"Hufft."

"Baru tiga doang," ucap Ravel.

"Capek," jawab Felisa.

Felisa melirik pada Ravel. Cowok bujang itu terlihat sudah dari tadi mengeluarkan keringat. Bajunya yang setengah basah. Rambut juga basah acak-acakan. Memakai earphone di telinganya.

"Udah dari tadi lo?" tanya Felisa.

"Sepuluh bareng elo."

Ya. Ravel memang sudah duluan joging di sana. Ravel sengaja menyamai langkah Felisa, saat gadis itu sudah dalam kecepatan stabil.

Felisa kaget, namun ia masih sok cool.

"Ohh."

Mereka berdua duduk tidak jauh dari area parkir sepeda.

Mereka berdua duduk tidak jauh dari area parkir sepeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Ibaratnya gitu vibesnya

Ravel memberi minum Felisa. Ia membawa tumbler yang diisi air dari rumah. Tadi saat lari ia letakkan di sepeda miliknya.

"Naik apa lo kesini?" tanya Ravel melihat Felisa.

Felisa meneguk air itu. "Hah. Alhamdulillah."

"Jalan," sambung Felisa.

"Kaki?" tanya Ravel.

"Jalan buntu. Ya iyalah jalan kaki. Gila lo," cerca Felisa sambil menutup botol milik Ravel.

"Elo yang gila. Kesini jalan kaki. Lo kira jarak rumah lo cuma sejengkal?"

Felisa menoleh pada Ravel.

KITA JODOH GAK SIH?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang