Semua orang memanggilnya dengan nama Haechan—nama koreanya. Hanya segelintir orang yang mengetahui nama aslinya, beberapa teman dekat dan tentunya si ibu panti yang telah banyak berjasa baginya selama ini.Jangan tanyakan dimana kedua orang tuanya , karena ia sendiripun tak mengetahui dengan pasti dimanakah sang ayah - yang kata orang akan selalu berada di barisan terdepan untuk melindungi anaknya ketika terjadi marabahaya. Ataupun sang ibu - yang kata orang-orang adalah sesosok malaikat tak bersayap yang sangat berjasa karena telah melahirkannya ke dunia.
Kata ibu panti, dua puluh enam tahun yang lalu, ia menemukan sebuah keranjang besar di halaman panti di pagi buta, dengan suara tangis samar yang menarik perhatian si ibu panti untuk mengecek apakah dugaan yang berada dibenaknya benar atau tidak.
Dan begitu ia mendekat , keterkejutan tak dapat dielakkan lagi ketika melihat sesosok bayi merah dengan mata biru yang memikat berada di dalam keranjang rotan itu. Tangisnya perlahan reda ketika ibu panti segera membawanya masuk ke dalam, ketika hangat rumah mulai membelenggu tubuhnya, meninggalkan rasa dingin yang menemaninya selama berada diluar.
Ibu panti memeluk bayi mungil itu sembari menitikkan air mata.
Dunia seolah berlaku tak adil kepada bayi indah satu ini. Orang tua mana yang tega membuang bayi secantik ini?.
Namun, ketika melihat surat yang terselip di bawah tubuh si bayi , ibu panti akhirnya mengerti mengapa kedua orangtua dari bayi ini memilih membuang–ah tidak , lebih tepatnya meninggalkannya di sebuah panti asuhan.
Bayi kecil ini rupanya hasil dari sebuah "kenakalan remaja". Kedua orangtua dari si bayi berniat ingin menghabiskan waktu berlibur di negeri ginseng yang terkenal akan budayanya yang unik. Begitulah rencana awal sebelum hawa nafsu mengambil alih dan semuanya terjadi begitu saja.
Para remaja cenderung memiliki hormon yang meledak-ledak. Kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk memuaskan nafsu yang menggebu itu, seakan dunia hanya milik berdua tanpa mau menanggung konsekuensi dari perbuatan yang mereka lakukan.
"Kami bertahan di negara ini selama 9 bulan lebih. Dan selama itu juga aku sudah berjuang semampunya untuk bertahan dari seluruh tuduhan keluarga dan teman-teman yang mengarah kepadaku. Aku tak ingin membuat keluargaku malu, bayi ini harus tetap lahir , tapi aku tak bisa merawatnya sebagaimana seharusnya. Aku masih memiliki masa depan yang panjang , banyak mimpiku yang belum tercapai. Kuharap aku tak mengambil jalan yang salah dengan menitipkan permataku di negara yang indah ini."
"Kumohon jagalah dia dengan baik, aku menitipkan uang yang mungkin tak akan ada artinya bagi siapapun kau yang menemukan bayiku."
"Aku memang tak pantas untuk mengucapkan ini. Tapi sebagai seorang ibu aku juga sempat mempersiapkan nama bagi bayi ini."
"Caithlyn Ainsley Madelyn."
"Aku akan pergi sejauh yang aku bisa , kutitip permata hatiku padamu, siapapun kau."
Hanya itu yang ia tahu ketika gadis itu bertanya dimanakah kedua orang tuanya berada.
Puluhan tahun berlalu , bayi kecil itu kini tumbuh dengan sangat menawan.
Kulit pucat, rambut pirang kecoklatan kelopak mata lurus yang mempesona khas nordic, kata orang ia terlihat seperti seorang malaikat yang turun ke bumi.
Dia tumbuh berbeda diantara para anak-anak lainnya, Haechan kecil tahu itu.
Sebagian orang disekitarnya menganggap hal itu sebagai hal yang indah, dan sebagian lagi menganggapnya berbeda dan berakhir dengan diskriminasi. Entah harus menyebut semua itu dengan sebuah kekaguman atau dengan makian tak berbobot milik orang-orang sekitar.
Haechan-begitu ia dipanggil. Tumbuh dengan menahan semua perlakuan rasis yang ia terima sedari kecil dari masyarakat sekitar.
Di lingkungan sekolah dan diluar panti asuhan adalah tempat yang rentan baginya untuk terkena cemoohan masyarakat sekitar.
Mereka menganggapnya berbeda, memukul seorang gadis yang tak tau apa-apa karena merasa bahwa keunikan yang ia punya adalah sebuah saingan bagi para gadis sebayanya.
Hari-harinya semasa sekolah juga begitu buruk. Sehari saja , pasti ada puluhan cemoohan dan kata-kata tak enak hati yang didengar keluar dari mulut teman-temannya.
Namun ada satu hal yang membuatnya bertahan sampai di titik ini. Siapa lagi jika bukan segala nasihat bijak dan usapan penuh kasih sayang sang ibu panti dan para saudara-saudara se-pantinya yang tak akan segan untuk membelanya setengah mati ketika melihatnya dipukul ,atau ketika ia dicaci maki oleh beberapa siswi yang iri padanya.
Seulas senyum terbit ketika semua kenangan itu terlintas di benaknya.
Si aneh berkulit pucat.
Si penyihir bermata biru.
Si pirang ceroboh dan bodoh.
Semua hinaan itu menjadi sebuah pembangkit tak kasat mata bagi dirinya. Ia berusaha sekuat tenaga agar bisa sampai ke titik dimana ia berpijak sekarang. Membungkam semua mulut yang mengatainya aneh dan ceroboh itu dengan sebuah karir gemilang yang kini dimilikinya.
Sebuah gedung seratus lantai yang menjulang tinggi di tengah-tengah kota metropolitan Seoul. Disinilah ia berada sekarang , disalah satu perusahaan terbesar Korea, yang beberapa hari lalu masuk ke dalam sepuluh besar perusahaan yang berpengaruh dalam perekonomian dunia.
Bahkan demi bisa bekerja di tempat ini, Haechan harus rela meninggalkan saudara-saudaranya yang berada di sebuah panti pinggiran kota agar bisa mengejar cita-cita.
"Kejar mimpimu nak, buktikan pada mereka semua bahwa kau bisa."
Kata-kata ibu panti seolah menjadi semangatnya kala itu. Dan Haechan berharap, keputusannya untuk menjalani hidup yang lebih baik bisa terlaksana disini. Di kota indah ini.
"Bless me, Seoul."
Ya semoga kehidupannya bisa berjalan lebih baik disini.
—a.n
Haiii semoga pembukanya gak mengecewakan ya hehehe
And special thanks for fleujoi 🤍 terimakasih banyak untuk semua motivasinya kak joya!😊
Oh iya, disini Haechan kuubah jadi orang nordic. Rambut pirang kecoklatan dan bermata biru.
Hope u like it , dont forget to votement yaps😉
visualisasi Haechan
KAMU SEDANG MEMBACA
LUMIÈRE [Slow Up]
FanfictionMarkHyuck fanfiction ; GENDERSWITCH [BELUM REVISI & BANYAK TYPO BERTEBARAN] 𝐋𝐮𝐦𝐢è𝐫𝐞 𝐢𝐬 𝐅𝐫𝐞𝐧𝐜𝐡 𝐟𝐨𝐫 '𝐥𝐢𝐠𝐡𝐭'. "Tanda tangani disini dan hidupmu akan terjamin selama jangka waktu tiga tahun." "Perjanjian aneh apalagi ini Lee?! apa...