05. are you crazy?!

3.2K 386 49
                                    

Ekspresi terkejut semua orang tampilkan —tak dapat dielakkan lagi ketika mendengar ucapan gamblang yang sepuluh detik lalu Mark ucapkan.

Salah satu wanita yang berada di sofa sebelah kiri menghampiri mereka berdua. Berdiri dihadapan Mark dan Haechan, matanya memandang Mark–seolah meminta penjelasan tentang ucapannya tadi.

Mark memandang wanita itu, padangan yang awalnya mengarah ke sang ibu didepan kini ia arahkan kesekeliling, senyumnya kembali terbentuk ketika melihat tatapan mereka semua.

"Perkenalkan, dia Haechan Park. Calon istriku.." ulangnya tegas, seolah memperjelas status Haechan yang masih setia ia rengkuh pinggangnya–tanpa memperdulikan keringat dingin yang sudah menumpuk di pelipis Haechan yang sedari tadi menahan gugup, amarah dan rasa takut.

"Mark, jangan bercanda!..." wanita tua dengan wajah aristokrat itu meninggikan suara saat Mark menyelesaikan ucapannya.

"Kenapa grandma?.." tanyanya. "Sudah kubilang bukan?, aku dan Mina-kami berdua sudah memiliki pasangan masing-masing. Tapi kau masih saja keras kepala untuk menjodohkan kami berdua dengan alasan yang tak masuk akal.." ucapan sarkas yang keluar dari bibir Mark mengguncang wanita tua itu. Tapi reaksi lain justru ditunjukkan oleh seorang gadis yang duduk di sebuah single sofa di bagian kanan. Sudut bibirnya justru terangkat ketika mendengar ucapan Mark.

"Apa kubilang!.." ucapnya menggebu. "Mark sudah memiliki kekasih grandma.."

Wanita tua itu beralih memandang kearah gadis yang berujar tadi, ia memandangnya dengan alis menukik. "Apa maksudmu Kang Mina?..."

Mina mendengus–nenek tua ini terlalu suka bertele-tele rupanya. "Dengar, aku ahh tidak. Maksudku kami - aku dan Mark sama-sama sudah memiliki pasangan masing-masing. Apa kau tega menjodohkanku dengan orang yang sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri grandma?.." Mina dengan santai mengucapkan kalimatnya, tanpa memperdulikan tatapan tajam yang kini menghujam kearahnya. "Yang ada aku hanya akan bertengkar saja dengan dia.." telunjuknya diarahkan tepat ke muka Mark. " lalu boom! setahun setelahnya kami akan bercerai.." lanjutnya.

"Siapa namamu nak?.." ibunya–Lee Jieun tak memperdulikan ocehan yang sedang terjadi dibelakang. Tatapannya sedari tadi hanya memandangi wajah cantik gadis didepannya yang masih setia menunduk gugup.

Haechan mengangkat pandangan ketika menyadari bahwa ia sedang ditanya, manik birunya bertemu dengan manik kecoklatan lembut milik wanita setengah baya yang ada didepannya. "Haechan..Haechan Park nyonya.." jawabnya.

Melihat jawaban gugup yang Haechan lontarkan membuat Jieun menampilkan senyum lembut kearahnya. "Jangan takut sayang. Apa aku terlihat menakutkan bagimu?.." Haechan buru-buru menggeleng ribut. "T-tidak, bukan maksudku seperti itu nyonya, maaf jika aku berlaku tak sopan.." dan setelahnya ia justru dihadiahi cubitan kecil di pipi oleh Jieun karena merasa gemas melihat perilakunya..

"Bibi, biarkan mereka menentukan keputusan. Biarkan mereka hidup bebas, lagipula Mina dan Mark sudah memiliki pasangan masing-masing.." salah satu pria diseberang sana bersuara.

"Aku setuju.." Haechan melotot ketika menyadari salah satu dari dua pria yang duduk disana adalah Kang Daniel, pemimpin dari Kaltex.Co yang beberapa hari lalu sempat berada satu ruangan dengannya untuk membahas kerja sama dengan Lexan.

"Wah, keluarga apa ini?. Kenapa isinya orang-orang penting semua?!."

"Mina adalah satu-satunya anakku, aku akan memprioritaskan kebahagiaannya, dan jika memang perjodohan ini batal, bukankah kita masih terikat dalam hubungan sesama rekan bisnis? dan hal itu sudah terjalin selama puluhan tahun ibu,  jangan sampai karena memaksakan perjodohan justru membuat kedua keluarga menjadi terpecah belah.." tuan Kang menjelaskan dengan tenang. Tak ada satupun gurat emosi yang ada di wajahnya yang sudah berumur, baginya kebahagiaan sang puteri adalah yang utama diantara segalanya.

Dan jika kalian semua ingin mengetahui keadaan Haechan sekarang maka aku akan—

"Mark, are you crazy?!.." pekiknya tertahan. Rasa takutnya seketika menghilang ketika menyebut sang atasan gila. Tapi itu kenyataan bukan?. Demi tuhan! Ia ingin mencabik-cabik muka Mark sekarang juga!.

Mark yang mendengar ucapan Haechan hanya mengendikkan bahu tak peduli. Ibunya sudah kembali duduk omong-omong, setelah mencubit pipi Haechan untuk yang kedua kali tentunya.

Wanita tua itu akhirnya menghembuskan nafas—mencoba menetralisir rasa amarah dan kasih sayang diantara seluruh rasa yang terasa campur aduk dalam hati.

"Baiklah..jika itu keputusan kalian berdua. Mina sudah menunjukkan kekasihnya padaku dua hari yang lalu dan ia berusaha keras meyakinkanku, lalu sekarang kau ternyata juga sudah memiliki tambatan hati Mark.." wanita tua itu—Kang Yoojin memandang kearah Mark, menghela nafas sekilas ketika ia bertemu pandang dengan obsidian itu. "Kalian berdua tak akan aku paksa lagi untuk menerima semua ini.." ucapan tegas itu terdengar, membuat orang-orang disana menghela nafas lega, mengingat bahwa selama ini, Yoojin sudah berjuang mati-matian demi keberhasilan perjodohan ini.

Tapi apa yang tidak untuk Mark Lee? cucu satu-satunya milik keluarga Lee yang seolah menjadi separuh nyawa bagi seorang Kang Yoojin. Mendiang nenek Mark—Lee Jiah pernah berwasiat padanya agar menjaga satu-satunya cucu miliknya. Kang Yoojin juga memegang peran penting sebagai seorang tetua di keluarga Lee—karean ia yang telah membimbing ayah Mark—Lee Soohyun agar bisa mengambil alih perusahaan milik keluarga Lee dari beberapa oknum pengkhianat setelah kedua orang tuanya meninggal akibat tragedi kecelakaan pesawat yang terjadi puluhan tahun silam.

Dan kini, ia juga mungkin harus sedikit rendah hati—mengorbankan seluruh ego demi pilihan nekat yang dibuat oleh Mark Lee. Katakan ia bodoh, tapi hal itu tak masalah selagi Mark bahagia atas pilihannya sendiri.

Wasiat tetaplah wasiat. Harus tetap dijalankan walau harus mengorbankan perasaannya.

Raut lega yang ditunjukkan oleh orang-orang adalah sebuah pengecualian untuk Haechan tentunya. Sedari tadi, tangannya masih setia meremas-remas tangan Mark akibat emosi yang tak sempat ia salurkan melalui teriakan.

"Jaga sikapmu Haechan, sekali saja kau bertindak kurang ajar diantara orang-orang ini maka hidupmu tak akan lama lagi." Suara dalam otak gadis itu terus mengingatkan agar ia tak bersikap ceroboh dan berujung fatal bagi dirinya sendiri.

"Tapi aku punya satu syarat.." lagi-lagi Yoojin membuat semua orang disana memandang kearahnya.

"Pernikahan dari Mark dan gadis itu harus terjadi dua minggu dari sekarang. Dan untuk Kang Mina aku serahkan seluruh keputusan padamu Daniel.." semua orang terdiam, dan Haechan melongo ketika mendengar ucapan yang keluar dari bibir Kang Yoojin.

satu detik.

dua detik.

tiga detik.

"MARK BRENGSEK!!."

BUGH!












—a.n

apa sih yang engga buat Mark? Hehehehe

ringan saja dulu kak, jangan berat-berat hehe

Sorry for typo's

LUMIÈRE [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang