Seoul sangat sibuk di pagi hari.
Itulah yang ada di benak Haechan ketika pertama kali menginjakkan kaki dikota padat ini dua tahun yang lalu.
Orang-orang akan saling mendahului agar bisa menaiki bis ataupun kereta supaya mereka bisa sampai tepat waktu di tempat bekerja.
Dan itu juga terjadi padanya. Haechan biasanya akan lebih memilih untuk menaiki bis ketimbang kereta. Jarak tempatnya bekerja dengan unit apartemen sederhana miliknya tak terlalu jauh, lebih dekat dengan naik bis ketimbang kereta.
Halte bis di pagi hari memang selalu terlihat ramai. Para siswa sekolah, pekerja kantoran sepertinya , bahkan orang lanjut usia pun ada di sebelah dirinya yang sedang berdiri untuk menunggu bus pertama datang.
Wajahnya berseri ketika melihat kearah salah satu pasangan suami istri yang berada di sebelahnya. Kedua pasangan yang tak lagi muda itu saling melempar candaan tentang berapa lama mereka menikah dan apa hal yang selalu kau ingat ketika melihat satu sama lain.
"Halo Haechan~." Sampai ketika terdengar suara wanita paruh baya menyapanya. Membuat Haechan lagi-lagi mengembangkan senyum, ia sangat tahu siapa pemilik suara lembut itu.
"Halo bibi Yuri." Sapanya ramah. Sekedar informasi, bibi Yuri adalah tetangga se-apartemennya. Unitnya berada tepat berhadapan dengan unit milik Haechan. Dan bibi Yuri jugalah yang pertama kali memekik antusias ketika melihatnya pindah hari itu. Ia akan terus memandangi Haechan dengan tatapan kagumnya dan akan memuji dengan penuh damba ketika melihat netra biru khas kaukasoid milik Haechan berkedip. Merasa bahwa iris biru itu seakan mampu membuat siapapun terkesima.
Ah, bibi tua satu ini rupanya sejak dahulu memiliki ketertarikan lebih dengan orang-orang dari berbagai ras yang ada di dunia. Bahkan ia sempat menunjukkan beberapa foto dirinya yang melancong ke berbagai negara demi bisa menemui entah itu sesama mongoloid , kaukasoid ataupun negroid.
Aneh , tapi itulah dirinya. Haechan tak pernah masalah dengan hal itu, ia justru merasa senang ketika akhirnya ada orang yang menerima dirinya dengan tangan terbuka.
Kedua wanita beda generasi itu sempat mengobrol ringan beberapa menit sebelum bis akhirnya datang dan membuat Haechan terpaksa mengakhiri obrolan singkatnya dengan bibi Yuri.
"Semoga harimu menyenangkan sunshine!." Haechan tertawa dan melambaikan tangannya ketika ia akan memasuki bis. "Kau juga bi!."
*****
Langkah kaki berbalut heels setinggi lima centi itu berjalam pelan dengan ketukan sepatu yang seirama ketika melewati beberapa orang yang berada di depan kantor. Sesekali para karyawan dan para office boy menyapa, tentunya dibalas dengan sapaan tak kalah ramah oleh si pirang.
Blouse putih bersih dengan rok hitam ukuran selutut adalah pakaian formal yang biasa ia kenakan sehari-hari. Haechan merasa nyaman dengan berpakaian sederhana seperti ini. Tak terlalu mencolok dan menarik perhatian.
Jika kalian mengira bahwa ia adalah karyawan biasa maka itu adalah sebuah kesalahan.
"Nyonya Kwon, schedule anda hari ini adalah, menghadir meeting dengan petinggi dari Astair.Co jam sembilan di lantai 25. Lalu, anda akan mengevaluasi pembangunan cabang baru dari Lexan. Inc yang sempat mengalami permasalahan beberapa waktu lalu di Incheon. Dan dilanjut dengan janji makan malam dengan tuan Kang untuk membahas kerja sama kedua perusahaan."
Haechan mengucapkan semua kalimat yang terpampang di atas tabletnya dalam satu tarikan nafas. Membuatnya mendesah pelan ketika menyadari bahwa hari ini adalah hari terakhirnya untuk—
"Bahkan dihari terkahirku bekerja sebagai perwakilan CEO disini jadwalku masih saja mencekik seperti biasa." Komentar orang didepannya, hal itu membuat Haechan mengulas senyum.
"Aku hanya ingin mengabiskan hari tuaku untuk bersenang-senang dengan suamiku tapi si tuan besar Lee sialan itu membuatku terjebak disini dengan alasan yang hampir saja membuat tekanan darahku naik..." Ocehan wanita diseberang lagi-lagi membuat Haechan terkekeh.
"Tidakkah terlalu cepat bagi anda untuk mengundurkan diri dari perusahaan ini nyonya?." Tanyanya, karena selama dua tahun bekerja menjadi personal asisten dari Kwon Boa, Haechan benar-benar merasa nyaman bekerja dengannya.
Wanita itu profesional, lembut keibuan, ramah dan tegas. Dan dia juga yang menuntun Haechan agar bisa bekerja lebih baik kedepannya.
"Pewaris utama dari Lexan akan mengambil alih. Dia kembali setelah berhasil melebarkan bisnis ini sampai ke Kanada dan di beberapa negara bagian Amerika. Yeah, kuharap kau bisa tahan dengan sikap si CEO baru nanti."
Oke, mari sedikit jujur ; bahwa selama dua tahun bekerja disini Haechan belum pernah melihat dengan nyata bagaimana rupa sebenarnya dari si pemilik perusahaan. Di koran mungkin bisa melihat, tapi untuk yang benar-benar aslinya ia belum pernah sekalipun.
Pewaris satu-satunya Lexan memang belum pernah menapakkan kaki di Korea, masa kecil dan remajanya dihabiskan di luar negeri, gosip yang ia dengar selama ini seperti itu.
Putera kebanggan milik keluarga Lee itu mulai menancapkan taringnya di dunia bisnis bersama sang ayah dengan melebarkan perusahaan ini sampai ke Kanada dan beberapa negara bagian Amerika.
Dua tahun , dan selama itu juga Lexan terus berkembang, mencoba menjadi yang utama di bidangnya. Perusahaan teknologi dan manufaktur raksasa ini sekarang, berhasil menjadi sebesar ini akibat kegigihan dari putra kebanggaan milik keluarga Lee itu.
"Aku juga berharap begitu." Omongan orang nyatanya memang sedikit mempengaruhinya. Karyawan disni senang sekali memuji si pewaris. Entah itu mengatakan bahwa sosok itu adalah orang yang arogan , tegas dan tak mudah dibantah. Oh dan tentunya mereka juga tak lupa memuji tentang betapa tampannya dia.
"Mukanya terlihat arogan dan tegas, ugh aku bisa gila jika berdekatan dengannya."
"Pewaris Lexan tampan sekali, aku tak sabar ingin melihatnya dari dekat."
Atau
"Jika bisa aku ingin menjadi istrinya saja. Tapi sayangnya dia pasti akan langsung mengataiku gila jika aku nekat mencoba mengatakan bahwa aku menyukainya.
Baiklah , cukup. Lupakan yang terkahir. Karena ia mendegarnya dari salah satu bibi kantin perusahaan yang dimana usianya sudah memasuki paruh baya.
"Semogaa semuanya bisa berjalan dengan baik. Tuhan, tolong permudah semuanya untukku."
—a.n
Singkat kok ceritanya hehehe. 700-1k words aja per chapter.
Konfliknya juga bakalan ringan karena si penulis belum pernah mengalami konflik berat selama hidupnya kecuali berurusan dengan pelajaran matematika.
Don't forget to vote & comment if u enjoy this story.
See u in the next chap boo🏄🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
LUMIÈRE [Slow Up]
FanfictionMarkHyuck fanfiction ; GENDERSWITCH [BELUM REVISI & BANYAK TYPO BERTEBARAN] 𝐋𝐮𝐦𝐢è𝐫𝐞 𝐢𝐬 𝐅𝐫𝐞𝐧𝐜𝐡 𝐟𝐨𝐫 '𝐥𝐢𝐠𝐡𝐭'. "Tanda tangani disini dan hidupmu akan terjamin selama jangka waktu tiga tahun." "Perjanjian aneh apalagi ini Lee?! apa...