22. a special gift for u

2.7K 279 3
                                    

Pagi ketika keduanya memutuskan untuk sarapan di restoran hotel, tepat ketika salah satu dari petinggi Almeera. Inc juga sedang mencari tempat duduk di tempat yang sama.

Mark yang saat itu mengenali langsung mengajak petinggi Almeera itu untuk bergabung di mejanya.

"Tenanglah tuan Alexavier, kami juga baru memesan." Kata Mark ketika pria berperawakan tinggi menjulang itu sampai dihadapannya, akhirnya dengan sedikit paksaan pria bernama Alexavier ini mau menerima ajakan Mark untuk dapatan semeja dengannya.

"Perkenalkan dia istriku, Lee Haechan."

Haechan tersenyum dan menjabat uluran tangan dari pria yang ia tebak sudah memasuki usia kepala lima.

"Perkenalkan, namaku Johnny Alexavier owner dari Almeera. Inc."

Pria ini melihatnya dari ujung mata sampai ujung kaki, entahlah..tetapi Haechan merasa ada sesuatu hal yang membuatnya merasa bahwa orang tuan Alexavier ini memancarkan sesuatu yang aneh dari kedua mata birunya yang berbinar terang ketika keduanya tak sengaja saling berpandangan selama beberapa sekon tadi.

.

.

.

* 2 weeks later*

"Apa masih terasa mual?."

Mark masih memijat tengkuk Haechan dengan pelan, sembari tangannya yang lain mengusap sisa liur Haechan dengan tissue.

Hampir saja Haechan kembali limbung sebelum Mark lebih dulu menangkap tubuhnya. Mark lalu membawa tubuh Haechan untuk diletakkan di atas ranjang setelah beberapa lama keduanya berada di dalam kamar mandi akibat Haechan yang tiba-tiba saja mual di pagi hari.

Untunglah keduanya sudah pindah dari hotel dan kini mendiami rumah sewa yang berada tak jauh dari tempat proyek yang sedang Mark rampungkan bersama rekan kerjanya yang lain. Tempat ini lebih dekat jaraknya dengan rumah sakit, dan fasilitas publik lainnya sehingga cukup memudahkan aktivitas sehari-hari.

"apa aku perlu membawamu ke rumah sakit?." Mark menanyainya selagi membantu Haechan untuk duduk. "Tidak perlu, aku hanya ingin tidur saja untuk hari ini."

Haechan keburu memegang tangan suaminya sebelum Mark kembali membantah. "Jangan khawatir, kau bisa pergi." Katanya dengan senyuman.

Mark menimbang apakah ia akan tega membiarkan Haechan untuk ditinggal sendiri dalam keadaan sakit begini, atau lebih mempercayai ucapannya untuk pergi ke pusat proyek yang beberapa minggu lagi akan rampung. Jika ia tidak datang hari ini ke tempat pembangunan tower tersebut, Jeno sudah jelas akan kewalahan ketika ia minta untuk menjelaskan tentang alat yang perusahaannya sudah siapkan untuk diletakkan di tower itu.

"Kau yakin?." Haechan tersenyum, lalu mengangguk. "Aku akan segera menghubungimu jika terjadi sesuatu."

Dengan ucapan itu Mark akhirnya mengambil keputusan untuk meninggalkan Haechan di rumah dengan perasaan sedikit campur aduk.

.

.

.

"Oh tuan Johnny." Haechan mengguman ketika melihat sosok Johnny Alexavier berdiri berseberangan dengannya ketika ia hendak membeli sesuatu di salah satu supermarket terdekat.

Seakan menyadari sesuatu juga, Johnny menatap kearah Haechan lalu ia melambaikan tangan dan secepat itu juga pandangan Haechan tiba-tiba menggelap.

LUMIÈRE [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang