Pria itu merasa semua hal yang selama ini ia selidiki secara diam-diam harus benar-benar terungkap hari ini juga.
Setelah puas menantikan hasil tes kecocokan dna dan kesamaan genetik yang benar-benar sudah valid seratus persen, pria itu—Johnny Alexavier segera menuju ke kediaman seseorang untuk mengungkap kebenaran tentang sesuatu hal yang selama ini selalu menjadi penantian paling berarti di hidupnya setelah kematian sang pujaan hati puluhan tahun silam.
.
.
.
Mark begitu terkejut ketika mengetahui pemimpin Almeera sudah berdiri dihadapannya ketika ia membuka pintu, ia yang awalnya sempat mengira bahwa Jeno akan berkunjung kini hanya bisa tersenyum kikuk sebagai sambutan dan segera membawa koleganya itu untuk masuk kedalam rumah sewanya.
"Ada sesuatu yang ingin kusampaikan." Seolah tak mau basa-basi seperti biasanya Johnny langsung berbicara, dihadapan kedua pasangan itu—yang kebetulan saat itu Lee Jieun dan Lee Soohyun sedang berkunjung ke Dubai ketika mengetahui kabar kehamilan Haechan, antusiasme yang tak dapat dibendung lagi membuat Jieun sesegera mungkin mengosongkan jadwal sang suami dengan berbagai cara demi bisa menemui anak-anaknya.
"Tentang apa itu tuan?."
Johnny segera memberikan sebuah map berukuran cukup tebal kehadapan Mark dan Haechan, Mark membukanya dan membacanya dengan perlahan, seolah mewanti-wanti sesuatu yang tak terduga nantinya. Haechan pun sama.
Beberapa menit kemudian Haechan menutup mulutnya dengan kedua tangan, shock di wajahnya tidak bisa dielakkan lagi, Jieun yang melihatnya langsung merebut berkas itu dengan paksa dari tangan Mark.
Matanya melihat dengan seksama setiap tulisan yang tercatat di dokumen tersebut. Pegangannya pada kertas itu seketika melemah, kertas tersebut jatuh ke lantai.
"Bagimana mungkin? Maksudku apa-apaan semua ini tuan?." Haechan bertanya setelah sekian waktu semua orang terdiam dengan kebenaran yang terkuak.
Johnny mengangkat pandangannya mengarah kearah Haechan. "Semua ini tak akan terjadi jika saja Tenesia tidak berbohong kala itu padaku."
Dan dengan Johnny mengatakan hal itu semua fakta yang selama ini disembunyikan dengan apik oleh Tenesia Ainsley Madelyn — yang merupakan ibu biologisnya terungkap dihadapan Haechan.
"Aku masih ingat ketika kampusku melakukan pertukaran pelajar ke Korea kala itu." Johnny memulai kisahnya.
"Tenesia adalah adik tingkatku, kami berjumpa dengan tidak sengaja selama beberapa kali di tempat tempat tertentu."
Lalu semua kisah yang selama ini tersembunyi dengan apik itu mulai terungkap ke permukaan. Tentang bagaimana keduanya menghabiskan waktu yang indah bersama layaknya remaja yang sedang dimabuk asmara, lalu kisah pahit yang tentunya juga Johnny paparkan ketika Tenesia mengetahui bahwa ia adalah salah satu pewaris tunggal dari perusahaan ternama di Amerika. Dan sejak saat itu Johnny mulai merasa Tenesia—gadis yang ia ketahui berasal dari Norwegia itu mulai menjauhinya secara perlahan tanpa ia sadari.
Satu tahun berlalu dengan begitu cepat dengan hampir delapan bulan tak ada kabar dari sang pujaan hati sejak pertemuan terakhirnya dengan Tenesia di pinggiran sungai Han. Membuat Johnny merasa curiga jika sang pujaan hati memiliki tambatan hati lain, jangan salahkan ia yang tak berusaha untuk menemui Tenesia, ia bahkan sudah melakukan segala cara ditengah tekanan keluarga yang memaksanya untuk segera melanjutkan pendidikannya dan mengambil alih tahta perusahaan yang sudah pasti jatuh ke tangannya.
Pertemuan terakhir yang ia ingat dengan gadis yang memiliki mata biru dengan rambut pirang yang indah itu adalah ketika ia hendak berangkat menuju ke Inggris untuk melanjutkan pendidikan S2 nya.
Tenesia mengantarnya sampai ke bandara, keduanya sempat berpelukan sebelum Tenesia mengatakan sesuatu yang membuatnya sedikit kebingungan.
"Aku telah melakukan sebuah kesalahan besar, di masa depan kuharap kau akan menemukannya. Dia yang begitu cantik, memiliki rambut pirang dan mata biru sama sepertiku, tetapi wajahnya sungguh mirip sepertimu." Tenesia tersenyum anggun.
"Pergilah, kuharap kau bisa mencapai semua impianmu, dan bisa menemukannya di kemudian hari."
"Hanya itu yang kuingat sebelum aku mendegar kabar bahwa dia telah mengakhiri hidupnya dengan melompat dari gedung apartemen sembari membawa kertas dengan tulisan nama Caithlyn Ainsley Madelyn di tangannya."
Rintik air mata sudah tak bisa ia tahan, Johnny menangis ketika memutar memori masa lalunya, rasanya begitu campur aduk, sesak di dalam hati masih ia rasakan sampai saat ini ketika mengingat semua hal itu.
"Dia gadis yang baik hati, tak ingin menyusahkan siapapun, tak ingin membuat namaku dicap buruk karena sudah dengan beraninya menghamili seorang wanita diluar pernikahan karena Tenesia begitu tau akan tabiat keluargaku yang masih menjunjung tinggi nama baik di masa itu."
Johnny berlutut dihadapan Haechan dengan spontan dan hal itu berhasil membuat Haechan terkesiap. "Kumohon, hukumlah aku atas semua dosa yang telah kubuat." Ia memegang tangan Haechan. "Aku hanyalah lelaki brengsek yang tak bisa menjaga kedua wanitaku dengan benar selama ini."
Haechan hanya bisa menggelengkan kepala sembari ikut mensejajarkan diri dengan tubuh Johnny di lantai. "Seandainya kau tahu bahwa aku merasa begitu beruntung, ternyata selama ini ada satu orang di dunia ini telah berjuang mencari anaknya tanpa lelah selama puluhan tahun, rela melajang dan rela melawan seluruh norma keluarga besarnya hanya demi bisa menemukan aku...aku si anak yang menjadi biang masalah—"
"Tidak!." Johnny tak bisa menahan dirinya, ia membawa Haechan kedalam pelukannya. "Kau bukan biang masalah!. Kau putriku, putri yang selama ini kudambakan, putri kecilku..Haechan."
Nyatanya hal yang dikatakan Haechan memanglah benar. Johnny Christian Alexavier adalah seorang pria yang berusia hampir separuh abad, pria itu hidup tanpa pernah terikat dalam hubungan pernikahan selama ini. Publik hanya mengetahui bahwa ia adalah seorang konglomerat yang berani keluar dari 'zona aman' dan berhasil membuat seluruh keluarga Alexavier tunduk dihadapannya akibat pemberontakan yang ia lakukan selama menjadi penerus tahta perusahaan.
Entah itu menolak semua wanita yang ingin dinikahkan dengannya, atau membuat keluarganya tak bisa berkutik ketika ia mengancam akan melepas seluruh jabatan yang menjadi miliknya ketika ayahnya tak menyetujui untuk mencari buah hatinya dan Tenesia. Lalu hal terakhir yang ia lakukan dan membuat publik gempar adalah berita kepindahan pusat perusahaannya dari Chicago menuju Dubai.
Terlepas dari semua hal yang pernah ia lakukan, dalam dirinya Johnny hanya ingin satu hal—pergi menjauh dari seluruh bayangan masa lalu yang selalu menghantuinya setiap saat. Tentang Tenesia yang selalu menghampiri si setiap malamnya dalam mimpi, tentang sang buah hati yang selama ini selalu Johnny dambakan.
Kini ia menemukannya, menemukan setengah kepingan berharga di hidupnya, kepingan yang akan menggantikan kepingan yang dulunya mati tak tersisa.
Harap yang ia kira mustahil kini terkabul. Tujuan hidupnya kini tercapai, dalam hatinya Johnny mengucap beribu ucapan terimaksih kepada tuhan.
double update cuz lumière menuju ending piupiu
KAMU SEDANG MEMBACA
LUMIÈRE [Slow Up]
FanfictionMarkHyuck fanfiction ; GENDERSWITCH [BELUM REVISI & BANYAK TYPO BERTEBARAN] 𝐋𝐮𝐦𝐢è𝐫𝐞 𝐢𝐬 𝐅𝐫𝐞𝐧𝐜𝐡 𝐟𝐨𝐫 '𝐥𝐢𝐠𝐡𝐭'. "Tanda tangani disini dan hidupmu akan terjamin selama jangka waktu tiga tahun." "Perjanjian aneh apalagi ini Lee?! apa...