9

2.7K 306 59
                                    

Warning : no edit, Miss typo, bahasa baku, yaoi, bxb, don't like don't read,









Haikuan dan Acheng duduk di sofa sebelah kanan ayah dan kakak perempuan Acheng, sedang mamah Acheng alias nyonya Jing Tong pergi ke dapur bersama maid untuk menyiapkan suguhan untuk tamu nya.

Haikuan merasa canggung tapi dia sudah berjanji pada Acheng untuk menjelaskan pada orang tua bocah itu.

Acheng hanya menunduk takut sesekali mencuri pandang ke arah samping dimana Haikuan duduk di sebelahnya.

"Ekhm, menurut laporan orang yang ku suruh untuk mengikuti Wanyin ketika pergi dengan Jili tadi dia bilang mereka pergi ke bar lalu kenapa bisa dia bersama mu, jadi ada yang bisa jelaskan?." Tanya Wang Jian Min ayah Acheng sambil menyebut nama kecil Acheng.

"Sebenarnya kami memang bertemu di depan bar lalu aku mengantar mereka pulang tapi sepertinya mereka berada di luar karena tak bisa masuk mengingat mereka masih di bawah umur." Jelas Haikuan tanpa melihat Acheng yang melotot ke arahnya.

"Lalu kau siapa?" Tanya kakak Acheng yang bernama Xuan Lu tapi akrab di panggil Lulu atau Olive itu.

"Aku adalah teman Acheng yang baru kenal belum lama ini." Jawab Haikuan setengah berbohong, memang benar mereka belum lama berkenalan tapi mereka bukan teman.

Ayah dan kakak Acheng mengangguk paham lalu terdiam, tak lama nyonya Jing Tong datang dengan pelayan di belakangnya yang membawa nampan berisi teh dan beberapa cemilan.

Setelah meletakkan bawaan nya pelayan itu pergi kembali melanjutkan pekerjaannya.

Suasana hening menghinggapi keadaan ditambah dengan Haikuan yang canggung, sebenarnya pemuda tampan itu tidak betah berada di situasi ini tapi dia terlalu takut untuk memecah keheningan takut tak sopan.

"Silahkan diminum dan cicipilah kue kering buatan istriku." Kata Jian Min memecah keheningan membuat Acheng dan Haikuan menghela nafas lega.

Haikuan hanya meminum tehnya tanpa mencicipi kue kering yang tersaji dalam toples di depannya lalu pamit pulang beralasan ada sesuatu yang harus dia urus.

Acheng yang di pelototi mama nya hanya bangkit dengan malas mengantar Haikuan ke luar.

"Aku pamit terima kasih tehnya, sampai jumpa." Kata Haikuan lalu melambaikan tangan masuk ke dalam mobil dan tancap gas meninggalkan rumah Acheng.

Acheng hanya mendengus lalu membalik badan dan masuk ke dalam kembali.

Ketika di dalam dia segera mendapat kekehan menggoda dari kakaknya.

"Aiyaa sepertinya aku akan ke duluan Acheng." Kata Lulu menggoda adiknya yang tsundere itu.

"Hei yang benar saja jie, aku ini masih kecil." Bantah Acheng dengan tangan di pinggang.

"Papa merestui mu kalau memang nak Haikuan memang serius dengan anak papa." Kata Jian Min sambil meraih remote Tv.

"Mereka baru kenal aku tak setuju, lagi pula Haikuan dan Acheng terlihat seperti orang asing meski mereka teman." Ucap Jing Tong dengan nada ketus.

Acheng hanya mengangguk membenarkan ucapan mama nya setuju.

"Oh iya, masuk dan berganti lah lalu makan malam lah dan beristirahat." Kata papa Acheng dengan nada lembut tanpa mengalihkan pandangan dari layar Tv.

Acheng mengangguk patuh dengan senyum dan hendak pergi ke kamarnya.

" Tapi kau tetap mama hukum Acheng  mama tak mau kau berulah lagi jadi besok uang jajan mu mama kurangi dan jatah puding mu mama ganti menjadi seminggu sekali tentu kau tetap berada dalam pengawasan kami." Kata mama Acheng sukses membuat bocah manis itu mengangguk lesu.







Zhan oh zhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang