Ini masih baru permulaan, jangan menyerah secepat itu. Kamu masih ingin bahagia bukan?
Tuhan menciptakan manusia dengan segala cinta. Sebelum lahir pun garis takdirnya sudah ditentukan oleh yang maha kuasa.
Aku pernah berada disatu titik yang membuat jiwa dan raga ku ingin mati saja rasanya.
Mereka bilang rumah itu tempat berpulang saat penat menyinggahi.
Mereka bilang juga kalau rumah itu adalah sebuah kenyamanan bagi penghuninya.
Sstt,aku bukan anak broken home yang kehilangan kedua orangtuaku. Keluarga ku utuh, lengkap, komplit bahkan sebagian orang mengatakan kalau keluarga ku itu 'Harmonis'
Definisi rumah yang nyaman belum kutemukan hingga saat ini.
Apa bedanya aku sama anak-anak broken home diluar sana? Ga ada!!
Bagaimana aku bisa sukses kalau doa orangtuaku saja tidak ada, tidak mereka panjatkan untukku.
Mereka bilang Doa orangtua adalah yang utama,kan?
Mereka bilang restu orangtua adalah yang utama,kan?
Mereka bilang JUGA dukungan dari orangtua adalah penunjang kesuksesan anak-anak nya,kan?
Apa kabar dengan aku?
Bagaimana bisa MEREKA SAJA TIDAK MENDUKUNG KU!!
Bagaimana bisa MEREKA SAJA MENGABAIKAN KU!!
Bagaimana bisa MEREKA SAJA TIDAK MERESTUI KU!!
Bagaimana bisa mereka saja tidak peduli denganku.
Aku menulis ini bukan semata-mata karena aku lagi sedih, down, depresi dan masih banyak lagi.
Aku hanya sedang menanti keadilan, untuk seorang anak perempuan BODOH DAN TIDAK MEMPUNYAI BAKAT APAPUN!!
Aku iri dengan orang-orang seumuran denganku. Dengan mudah mereka bisa sukses dalam pendidikan, sukses dalam keluarga dan sukses dalam percintaan.
Tapi aku sadar Kalau pencapaian mereka tidak harus jadi pencapaian ku.
Kalau diusia muda mereka bisa sukses, aku tidak harus menjadi seperti mereka.
Latar belakang kami berbeda, kemampuan kami berbeda dan NASIB DALAM KELUARGA KAMI BERBEDA.
BERKALI-KALI aku menanamkan kata-kata itu sebagai suatu motivasi dalam hidupku. Esok harinya kembali seperti semula.
Aku yang lemah, aku yang frustrasi, aku yang tidak mempunyai bakat apa-apa lalu aku yang terlahir dari keluarga tidak punya.
Mengapa sesulit ini, Tuhan?
Maafkan aku yang terkenal meragukan kehadirat-mu.
Aku yang terkadang tidak percaya kalau kau benar-benar ada.
Aku lelah Tuhan, Sungguh aku lelah dalam dunia yang fana ini.
Sejauh angin berhembus
Titik temu antara aku dan takdir.
Berawal dari sebuah kesukaran sosial
Menjadi parasit bagi hidup orang banyak
Lantas, mengapa langsung tak dianggap?Bertahan ditengah badai yang berlalu lalang
Bertahan ditengah sakitnya tusukan-tusukan jarum
Bertahan ditengah reruntuhan batin
Lalu, mengapa harus dilipat gandakan?Apa mereka berpikir kalau aku baik-baik saja?
Haruskah mereka berjalan dikaki ku, agar mereka tahu titik temunya?
Atau kami harus bertukar tempat walau hanya semenit saja?Aku bahkan belum melihat langit biru hari
Langit biru muda penenang hati dan pikiran.
Mengurung diri didalam kegelapan malamHari ini, aku melupakan hadirnya cahaya.
Terimakasih untuk luka yang kalian tinggalkan
Terimakasih untuk tekanan mental yang kalian tanamkan
Terimakasih untuk ucapan dan bentakan yang kalian umpatkan
Terimakasih juga untuk doa demi kematian.
Mengucap syukur dalam segala hal sudah kulakukan.
Menerima perlakuan jahat sudah ku abaikan
Hari ini kukatakan pada orang-orang baik disekitar ku, terlepas dari semua perlakuan kejam itu--aku berterimakasih karena kalian masih merawat ku hingga saat ini.
Maafkan aku karena aku ada dan masih hidup.
--Diasha--
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat dari ChaCha (TAMAT)
Teen FictionBagian sederhana dari kehilangan. Karena kata mereka, kehilangan yang paling menyakitkan adalah kehilangan yang dipisahkan oleh kematian. Tapi pernahkah kalian berpikir,saat seseorang sudah menghembuskan nafas terakhirnya, apakah orang itu sudah b...