Surat dari ChaCha (12)

52 8 2
                                    

Dipaksa  bersyukur sama orang yang hidupnya serba berkecukupan.

Dipaksa bersabar sama orang yang hidupnya bisa mendapatkan apa saja

Dan

Dipaksa kuat sama orang yang mentalnya masih terjaga







Perlombaan menulis puisi/cerpen

Judul.            : Hidden
Penulis.        : Diasha Glorya Mishaila
Asal sekolah: SMA Bhakti Mulia

Aku, Misha

Tidak ada yang indah dari namaku, sederhana namun amat besar pengaruhnya.

Tahun ini aku genap 17 tahun. Mereka bilang 17 tahun itu sangat menyenangkan,aku tidak mendapatkannya.

Tanpa kue ulang tahun, tanpa lilin, tanpa balon bahkan tanpa ucapan Semoga panjang umur.

Tidak ada yang mengingat hari ulangtahun ku. Berjalan seperti biasa, seolah tak terjadi apa-apa.

Suatu pagi yang indah aku teringat ucapan Ayah, ucapan yang sampai hari ini masih terngiang-ngiang di telinga ku.

"Belajar yang baik, jangan jadi orang susah nanti," Begitu katanya.

Banyak orang menanyakan apa cita-cita ku sebenarnya. Apa yang ingin kulakukan dimasa depan,apa yang ingin aku wujudkan dimasa yang akan datang dan masih banyak kata 'Apa'.

Tapi mereka lupa menanyakan satu pertanyaan 'Apa" lagi,

"Apa kamu bahagia?"

Mereka tidak menanyakan pertanyaan itu.

Dituntut bisa melakukan banyak hal, dituntut menjadi orang pintar,dituntut sadar diri dan dituntut membuka hati untuk lingkungan sekitar.

Lagi mereka lupa 'Menuntut satu hal'.

"Menuntut mental yang telah rusak untuk bangkit kembali"

Aku bodoh,tak ada keunggulan dari dalam diriku. Potensi ku juga pergi entah kemana, bakat kosong, minat hilang dan cita-cita?

Aku tidak tahu apa itu cita-cita,

Aku tidak memilikinya.

Satu hal yang kuinginkan dimasa depan bukanlah menjadi orang hebat, bukan juga pekerjaan yang layak atau bahkan keliling dunia dengan hasil keringat sendiri.

Lebih pantas disebut suatu harapan ataupun keinginan. Sederhana,aku hanya ingin dianggap ada.

Itu cita-cita ku. Tidak berarti bukan?

Misha, rindu Ayahnya.

Misha, ingin disayang Ayah.

Misha takut sendiri.

Misha sedih kalau Ayah membentak bahkan sampai main tangan sama Misha.

Walau bukan cuman Ayah yang tidak menganggap Misha ada, Misha hanya ingin Ayah yang berubah.

Biar mereka tetap sama, intinya Misha hanya ingin Ayah.

Cinta pertama sekaligus patah hati pertama.

Ayah tahu tidak?

Sakit rasanya dibenci sama Ayah sendiri, sakit rasanya saat dikucilkan sama Ayah, sakit rasanya dipukul sama Ayah, sakit rasanya saat Ayah membentak, semua yang Ayah berikan adalah kesakitan.

Sesulit itukah menganggap seseorang ada?

Hanya ingin dicintai, sederhana kan?

Ayah saja sanggup merusak mental Misha jadi jangan tanyakan tentang orang lain, mereka tentu berani.

Bahkan porsinya jauh lebih besar, menusuk hingga ke akar-akarnya.

Ayahku yang baik, Ayahku tersayang, Ayahku terhebat, Ayahku---Ayahku aku sangat menyayangimu.

Tidak peduli jika kamu tidak membalasnya karena bagaimanapun kamu tetap Ayahku.

Misha akan berusaha menjadi anak yang baik.

Anak yang bisa membanggakan orangtua,anak yang bisa mengangkat derajat orangtua dan satu lagi,

Menjadi anak yang bisa membuat Ayah memberi cinta pada Misha.

Ya, Misha. Anak kedua sekaligus anak yang paling bodoh sekeluarga besar.

Rupanya buruk, akhlaknya jelek, sifatnya hancur, otaknya kosong---Kurang jelek apalagi anak ini,kan Ayah?

Gini-gini Misha tetap anak Ayah kan?

Memang tak ada yang bisa Misha berikan untuk Ayah tapi tolonglah menunggu, jangan sekarang ya Ayah,

Kalau dituntut sekarang Misha belum bisa. Misha masih jadi beban sekarang,hehe....

Janji!! Janji bakal buat Ayah bangga.

Tunggu Ayah,suatu hari nanti.

Panjang umur untukmu,lelaki terhebat sepanjang sejarah kehidupanku.

Jangan biarkan mereka menguasai dirimu, cukup bersabar tunggu waktumu.

Indah belum tentu bahagia.


















Surat dari ChaCha (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang