10

8 8 2
                                    

"oppa, ada berkas yg harus kau tandatangani." Yerim, berbicara dalam telpon.
"Akan pergi nanti siang." Yoongi,
"Ani.. aku akan pergi ketempat mu." Yerim, lalu mematikan telponnya.

Yerim pergi keperusahaan Yoongi, perusahaan persenjataan. Perusahaan yang tak harus ia kunjungi, karena itu amat sangat dijaga. Yoongi sempat menolaknya, namun yerim meminta ia ingin melihat bagaimana perkembangan perusahaan ilegal miliknya.

"Seperti ada yg mengikutiku." Yerim,
"Benar nona, saya pikir mobil yang hitam dibelakang mengikuti kita." Habin, Tangan kanan yerim.

Yerim meminta habin untuk mengambil jalan yang salah, ia berniat menipu mobil yang dibelakang. Hingga mobil itu kehilangan jejak.

"Aku sudah didepan?" Yerim, mengirim pesan.

"Tuan hati-hati." Youngjae, tangan kanan Yoongi.
"Wae?" Yoongi,
"Saya merasa curiga dengan mobil yang warna putih itu." Youngjae, menunjuk monitor. Berupa cctv.
Yoongi melihatnya, memang merasa mercurigakan. Tetapi mobil tersebut melaju maju meninggal tempat itu. Yoongi cepat-cepat keluar.

Yerim keluar dari mobil, melihat Yoongi tengah berjalan menujunya.
Saat mereka semakin dekat, Yoongi sedikit memicingkan mata melihat sekeliling. Dan matanya melihat kepada seseorang yang tengah bersiap menembak yerim, dengan sigap Yoongi menghalanginya.

Doorrrrrr...
Yoongi dalam pelukan adiknya..
"O..oppaaa.." yerim, terkejut. Bahkan darah dia berdesir ia tidak bernapas dengan tenang.
"Oppa.. andwe.. andwee.. oppa" yerim, menangis melihat Yoongi, sudah melemah. Tubuhnya terasa dingin.
"Gwenchana" Yoongi, berusaha tersenyum.

Yerim memanggil habin, untuk membantunya. Bahkan Youngjae yang melihat dari monitor, dengan cepat menghampiri mereka.

Mereka membawa Yoongi kerumah sakit, rumah sakit kepercayaan keluarga mereka. Park Jimin, selain teman bagi Yoongi ia menjadi dokter kepercayaan keluarga Min.

"Apa yg terjadi?" Jimin
"Oppa, tolong Yoongi oppa. Aku mohon selamatkan dia." Yerim, menangis. Ia merasa bersalah, ini semua tidak akan terjadi jika ia menuruti apa kata Yoongi ditelpon.

Jimin langsung membawa Yoongi keruangan operasi, untuk mengeluarkan peluru yang masuk.
.
.
.
30menit...
.
.
.
Yerim terus memandangi ruangan bertulisan operasi. Sudah 30menit, Jimin beluk keluar juga. Yerim benar-benar bodoh, mungkin jika ia mendengarkan Yoongi. Ini semua tidak akan terjadi. Yerim trus menangis.

"Apa yg terjadi pada Hyung?" Taehyun, ia diberi tahu oleh habin. Taehyun selalu meminta pada habin, apapun yang terjadi pada yerim beri tahu dia.
"Ini semua salah gw." Yerim, dengan muka Yang sangat merah.
"Wae?" Taehyun,
"Kalo aja gw dengerin omongannya, dia gak akan terluka seperti ini." Yerim, menangis.

Renjun yang disamping yerim, menarik yerim kepelukannya agar yerim tenang, Taehyun kemari bersama renjun. Renjun mengusap punggung yerim dengan perlahan.

"Hyung apa kalian tau sesuatu?" Tanya Taehyun pada habin atau Youngjae.
"Saat dalam perjalanan memang sudah ada yang mengikuti kami. Tapi kami berhasil lolos." Jelas habin.
"Tidak, seperti mereka bergantian posisi. Masih ada yang mengikuti kalian hingga sampai tempat Yoongi. Aku melihat dalam cctv." Jelas Youngjae
"Aku dan Yoongi, kami mencurigai mobil yang mengikuti kalian. Tetapi mobil itu melaju kedepan. Kami pikir mereka pergi. Saat Yoongi keluar entah darimana aku tidak melihatnya. Aku melihat Yoongi sudah tertebak." Jelas Youngjae,
"Aku pikir mereka berniat melukai nona yerim, namun Yoongi menggagalkan rencananya." Jelas Youngjae lagi.
"Astaga.." Taehyun tidak percaya..

Taehyun melihat yerim, ia masih saja menangis. Bahkan sudah 1jam Jimin belum keluar dari ruangan tersebut.

"Oppa bagaimana?" Lari yerim, mendekati Jimin.
"Gwenchana.. aku sudah mengeluarkan pelurunya. Aku sudah memberinya obat. Agar Yoongi Hyung cepat membaik." Jimin
"Tetapi ada yang aneh dengan peluru itu?" Jimin,
"Wae?" Taehyun, penasaran.
"Apa melukai organ-organnya." Yerim, panik.
"Ani.. yak! Yerim-ahh dia tidak kenapa-kenapa. Bersyukurlah pelurunya terkena orang lain. Bagaimana jika terkena pada sasarannya." Jelas Jimin.
"Maksud Hyung?" Renjun,
"Sepertinya perulu itu telah diisi dengan virus berbahaya, aku menemukannya dan mencocokkannya pada Yoongi Hyung. Namun itu tidak cocok, sebab itu virusnya tidak bekerja dalam tubuh Yoongi Hyung." Jelas Jimin,
"Virus itu telah dibuat untuk orang dengan darah yang sama. Jika masuk pada sasaran, orang yang menerimanya akan kehilangan nyawanya." Jimin jelas, yerim yang mendengarkan matanya memerah lagi, ia menangis mengingat bagaimana Yoongi menolongnya.
"Astaga Hyung. Kapan Yoongi hyung bisa sadar?" Taehyun,
"Mungkin ia akan cepat sadar, kalian bisa menunggunya." Jimin,
"Yerim-ahh." Panggil Jimin, yerim sudah tak kuasa sejujurnya ia lemah. Jimin memeluk yerim.
"Tak apa. Yoongi Hyung baik-baik saja. Ini bukan salahmu." Jimin, mengerti perasaan yerim. Yerim menangis dalam pelukan Jimin.

Yerim Taehyun dan renjun masuk kedalam ruangan Yoongi. Untuk habin dan Youngjae diluar berjaga-jaga.

Hati yerim miris sekali melihat Yoongi berbaring dirumah sakit, hati yerim semakin sakit mengingat kejadian itu lagi. Tidak seharusnya Yoongi berada disini.

BAD GIRL | • Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang